tag:blogger.com,1999:blog-32233100178007955322024-03-24T23:10:29.837-07:00Cerita Mesum | Cerita Tante | Cerita ABG | Cerita Dewasa | Cerita NgentotSitus yang Menyediakan Cerita Sex | Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Foto Sex | Foto Bugil Hot terlengkap dan selalu update.Unknownnoreply@blogger.comBlogger672125tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-47618850356819001932022-12-14T07:14:00.001-08:002022-12-14T07:14:16.563-08:00Prediksi Angka Jitu HK 16 Desember 2022<div class="entry-content entry-content-single" itemprop="text">
<p><strong>Prediksi Angka jitu Togel Hongkong 16 Desember 2022, <em>Bocoran </em></strong><em>Hk<strong> 16 Desember 2022</strong></em><strong> , Prediksi Keluaran Hk 16 Desember</strong> <strong>2022, <em>Syair Hk 16 Desember 2022</em></strong>, Penggunaan rumusan yang tepat dan akurat kami akan membantu sobat togelers untuk menghasilkan prediksi akurat seperti <a href="http://prediksijitu.xyz/"><em>Prediksi HK Malam Ini</em></a>, <a href="http://prediksijitu.xyz/"><strong>PREDIKSI HK JITU</strong></a>, dan Prediksi Jitu Hongkong, <strong><em>Bocoran Jitu Hk malam ini </em></strong>dan tetap pergunakan insting anda sendiri.</p>
<p>Salam <em>prediksi jitu</em> untuk semua pemain <em><strong>togel hk</strong></em> yang sedang berhadapan dengan <strong>Prediksi Togel Hongkong 16 Des</strong>e<strong>mber</strong> <strong>2022</strong> agar selalu cek. Meskipun sekarang ini ada banyak angka main yang bisa kalian dapat namun tidak semua nya sama.</p>
<figure class="wp-block-image"><img alt="" class="wp-image-1091" height="380" src="https://prediksijitu.xyz/wp-content/uploads/2022/12/Prediksi-Angka-Jitu-HK-Hari-ini-630x380.jpg" width="630" /></figure>
<p>Harusnya sekarang lebih mudah cari <strong>prediksi togel Hk</strong> yang
bertebaran banding dengan dulu. Karena jika dulu mau buka satu angka
saja sudah sangat susah namun sekarang bisa segera mencari tau apa saja.</p>
<p>Pihak <strong><em>Bocoran togel hk</em></strong> selalu menciptakan
inovasi agar kalian selalu memiliki bocoran togel. Biarpun sekarang
sudah canggih anda masih tetap saja harus rajin lihat bocoran agar tidak
buntuk setiap harinya.</p>
<figure class="wp-block-image"><img alt="" class="wp-image-906" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEgxw_fqzL9rRW2xyfgZttyBV4dZpVOcnpFihQciacB7m-EbbAAYV-IrmjIP2BYHoaxn8V1gL2ziZvuL44o77FUnIvpm85y6vXq0BoJdt8c8vdefgVCiw_VmOAdRUw1DmpbVy0LVsZz3KkO9mLIw-fl_YeRUTxSLBxVWOOYCqp-LXjoHsjNMnGb5tBEU790opOi2=s0-d" /></figure>
<h1>Prediksi Jitu Togel Hongkong 16 Desember 2022</h1>
<p>Angka Main : 6189<br />Angka Kuat 2D : 97*53*15*42*99<br />CB Colok Bebas : 9<br />CM Colok Macau : 3 & 5<br />Colok Jitu : 1 Ekor<br />Dasar : Ganjil & Kecil<br />Shio : Harimau</p>
<p><strong>Baca Juga : </strong><strong>Prediksi Jitu Togel Hari ini</strong></p>
<ul><li><strong>Prediksi Hk Jitu Hari Ini</strong></li><li><strong>Prediksi Sgp Jitu hari ini</strong></li><li><strong>Prediksi Sydney jitu Hari ini</strong></li></ul>
<p><em><strong>Keluaran Hk 16 Desember</strong></em> <em><strong>2022</strong></em> yang
akan keluar hari ini, dari angka main, colok jitu sampai shio togel
hari ini juga kami berikan. Banyaknya varian dalam togel online mau
tidak mau kita juga harus memberikan prediksi togel yang sesuai dengan
betting yang di beri oleh bandar togel online. Untuk mempersingkat
langsung saja di lihat prediksi togel dibawah ini.</p>
<blockquote class="wp-block-quote">
<p><strong>Baca Juga: Live Draw HK</strong></p>
</blockquote>
<figure class="wp-block-table"><table><tbody><tr><td><strong>Keluaran hk</strong></td><td><strong>Keluaran sgp</strong></td><td><strong>Keluaran sdy</strong></td></tr></tbody></table></figure>
<p><strong>Prediksi Hk </strong>Berasal dari situs resmi hongkongpoolsnya yang berasal negara singapore, dengan cara membayar uang bulanan kepada mereka.</p>
<p>Angka togel diperoleh melalui perhitungan yang matang dan pengalaman,
kami akan mencoba membantu peruntungan sobat togel dalam menentukan
angka keluar hari ini. Agar bisa dipasang pada hari ini atau keesokan
harinya.</p>
<p>Kami hanya memberikan angka prediksi saja yang bisa jadi tepat
ataupun kurang tepat. Jadi sobat togel boleh mempergunakan prediksi dari
kami ini jika sobat togel sudah mempertimbangkannya. Karena prediksi
yang kami berikan ini adalah sebagai bahan pertimbangan saja untuk togel
sgp.</p>
<p>Sekian prediksi togel sgp ini kami berikan, semoga bisa jadi
peruntungan buat sobat togel. Tidak lupa kami tetap berpesan utamakan
prediksi sobat togel sendiri agar lebih memuaskan.</p>
<p>Untuk menjadi pemenang butuh pengorbanan maka kita harus optimal demi
hobi. Harus selalu ingin menang, jangan mau kalah dari togel sgp.
Misalkan sgp sabtu butuh syair jitu. maka kita harus pilih <strong>syair hk</strong> nya.</p>
</div>
<span class="cat-links">Posted in <a href="https://prediksijitu.xyz/category/bocoran-hk/" rel="category tag">Bocoran Hk</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/category/prediksi-hongkong/" rel="category tag">Prediksi Hongkong</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/category/prediksi-togel/" rel="category tag">Prediksi Togel</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/category/syair-hk/" rel="category tag">Syair Hk</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/category/syair-togel/" rel="category tag">Syair Togel</a></span><span class="tags-links">Tagged <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/angka-ikut-togel-hongkong-jumat/" rel="tag">Angka Ikut Togel Hongkong Jumat</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/angka-top-togel-hongkong-besok-16-12-2022/" rel="tag">Angka Top Togel Hongkong Besok 16-12-2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/angka-top-togel-hongkong-jumat/" rel="tag">Angka Top Togel Hongkong Jumat</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/bocoran-togel-hongkong-besok-jumat-16-12-2022/" rel="tag">Bocoran Togel Hongkong Besok Jumat 16/12/2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/colok-togel-hongkong-jumat-besok-16-12-2022/" rel="tag">Colok Togel Hongkong Jumat Besok 16 12 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/ekor-hk-jumat-besok-16-desember-2022/" rel="tag">Ekor Hk Jumat Besok 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-jumat-angka-top-16-desember-2022/" rel="tag">Hk Jumat Angka Top 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-jumat-master-16-desember-2022/" rel="tag">Hk Jumat Master 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-jumat-master-prediction-16-12-2022/" rel="tag">Hk Jumat Master Prediction 16/12/2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-jumat-nagasaon-ramalan-16-12-2022/" rel="tag">Hk Jumat Nagasaon Ramalan 16 12 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-jumat-prediktion-16-12-2022/" rel="tag">Hk Jumat Prediktion 16/12/2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/hk-periode-jumat-16-12-2022/" rel="tag">Hk Periode Jumat 16/12/2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/no-togel-hongkong-hari-jumat-16-12-2022/" rel="tag">No Togel Hongkong Hari Jumat 16-12-2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/pola-togel-hongkong-khusus-jumat-16-desember-2022/" rel="tag">Pola Togel Hongkong Khusus Jumat 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/predeksi-hk-hari-jumat-16-desember-2022/" rel="tag">Predeksi Hk Hari Jumat 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/ramalan-togel-hongkong-besok-16-12-2022/" rel="tag">Ramalan Togel Hongkong Besok 16-12-2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/rumus-togel-hongkong-hari-jumat-16-12-2022/" rel="tag">rumus Togel Hongkong Hari Jumat 16 12 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/togel-hongkong-hari-ini-jumat-16-12-2022/" rel="tag">Togel Hongkong Hari Ini Jumat 16 12 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/virdsam-hk-jumat-final-16-desember-2022/" rel="tag">Virdsam Hk Jumat Final 16 Desember 2022</a>, <a href="https://prediksijitu.xyz/tag/www-togel-hongkong-jumat-16-desember-2022/" rel="tag">Www Togel Hongkong Jumat 16 Desember 2022</a></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-12496230050428952562018-02-16T05:11:00.003-08:002018-02-16T05:11:40.973-08:00Cerita Bokep Bergambar Ngentot 4 Memek Dalam 1 MalamSitus yang Menyediakan Cerita Sex | <b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/cerita%20dewasa">Cerita Dewasa Terbaru</a></b> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a> | <i><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Ngentot">Cerita Ngentot</a></i> | <i><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Panas">Cerita Panas</a></i> | <i><b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Bergambar">Cerita Bergambar</a></b></i> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20ABG">Cerita ABG</a> | <i><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Perawan">Cerita Perawan</a></i> | <i><b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Sedarah">Cerita Sedarah</a></b></i> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Tante">Cerita Tante</a> | <b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Perselingkuhan">Cerita Perselingkuhan</a></b> | <i><b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Pemerkosaan</a></b></i> | Foto Sex | Foto Bugil Hot terlengkap dan selalu update.<div>
<br /></div>
<div>
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqCWq_tv23PM4-TCGleKS7vQY4moSPVdtnFxrUBFFS2mMw4f8NiYn87ljgXMp3txINOWSQRu6qSmOIsZ449ijDOYPg9oc_Lp78MW52uqfdw1VBRLCbwf_JAIuSablIr38kKNmuAUU0858S/s320/Cewek+Binal+di+Kamar+Sendiri+5.jpg" /><br /><br /><b><a href="http://www.ceritasange.club/">Cerita Bokep Bergambar</a></b> - Pesta seks yang aku lakukan dengan beberapa wanita abg ini sungguh mengesankan dan tidak pernah aku lupakan pengalamanku ini. Sungguh cerita panas dan cerita dewasa yang aku rasakan kali ini membuat gairah dan gelora jiwa mudaku bergejolak. Diawali dengan phone seks, masturbasi dan terjadilah kenikmatan ngentot memek dan pepek-pepek wanita abg yang yahud ini.<br /><br /><br />Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,<br />“Hey.. kok.. melamun?” katanya.<br />Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.<br />“Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,<br />“Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”<br />“Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”<br />“Kemana Tante?” tanyaku.<br />“Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.<br />Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.<br />Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,<br />“Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.<br />“Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.<br />Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.<br />“Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.<br />“Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.<br />“Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.<br />“Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,<br />“Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi<br />“Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.<br />Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah.<br />Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu.<br />“Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama.<br />Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.<br />Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku.<br />“Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.<br />“Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.<br />Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.<br />“Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”<br />Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.<br />“Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”<br />Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.<br />“Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.<br />Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..<br />“Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”<br />“Kenapa Tante?”<br />“Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”<br />“Ooohh..?” jawabku.<br />“Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.<br />Selang beberapa menit,<br />“Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”<br />“Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”<br />Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.<br />“Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.<br />“Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.<br />“Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.<br />Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”<br />“Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”<br />Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.<br />“Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”<br />“Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”<br />Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..<br />“Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.<br />Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,<br />“Ada apa Mbak?” tanyaku.<br />Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,<br />“Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”<br />Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.<br />“Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.<br />“Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang,” dia mempertegas.<br />Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..<br />“Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.<br />“Sakit Mbak?” tanyaku.<br />“Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”<br />Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?<br />“Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.<br />“Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”<br />Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.<br />“Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.<br />Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,<br />“Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”<br />“Ii.. ittuu.. ada..?”<br />“Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,<br />“Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”<br />Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.<br />“Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.<br />“Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.<br />“Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.<br />“Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.<br />“Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.<br />“Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”<br />“Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.<br />“Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”<br />Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.<br />“Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.<br />“Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”<br />Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.<br />Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.<br />“Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.<br />“Mau sekali Kak..?” jawabnya.<br />“Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?” jawab polosnya.<br />Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..<br />“Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.<br />“Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”<br />Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.<br />“Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.<br />“Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.<br />“Enak.. sekali.. Kak Dewa..”<br />“Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..<br />“Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.<br />Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya.<br />Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.<br />“Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.<br />“Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi<br />“Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.<br />“Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.<br />Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.<br />“Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”<br />“Bleess.. Bless.. Bleess..”<br />“Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.<br />“Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.<br />“Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.<br />Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.<br />“Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.<br />Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.<br />“Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”<br />Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,<br />“Aku mau keluar nih?”<br />“Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”<br />Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..<br />Crott.. Croott..<br />“Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.<br />“Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.<br />“Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”<br />“Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.<br />“Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”<br />Ccrroott.. Crroott.. Crott..<br />Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.<br />Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante. Tamat<div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<b><a href="http://www.ceritasange.club/search/label/cerita%20dewasa">Cerita Dewasa</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Mesum">Cerita Mesum</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Ngentot">Cerita Ngentot</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Panas">Cerita Panas</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Bergambar">Cerita Bergambar</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20ABG">Cerita ABG</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Perawan">Cerita Perawan</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Sedarah">Cerita Sedarah</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Tante">Cerita Tante</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Perselingkuhan">Cerita Perselingkuhan</a> | <a href="http://www.ceritasange.club/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Pemerkosaan</a></b> Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-52731357309809128352017-10-30T00:39:00.003-07:002017-10-30T00:39:31.570-07:00 Cerita Seks Bergambar Ayahku Ngentot Dengan istri ke 2<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; vertical-align: baseline; word-wrap: break-word;">
<b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Lokasi Cerita</b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Situs Yang Menyediakan Cerita Dewasa Dan Foto Hot Secara Gratis Dan Selalu Terupdate, </span><b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Dewasa</a></b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Ngentot</a></i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Tante</a></i></b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , <a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Porno" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Porno</a> , </span><b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Sedarah</a></b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Pemerkosaan</a></b></i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.lokasicerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Perawan</a></b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Foto Bugil</i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Foto Memek</b></i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> , </span><i style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Foto Ngentot </i><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">, </span><b style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Toket Montok</b><span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> ,</span></div>
<div>
<span style="border: 0px; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<img alt="Cerita Sex Sedarah Bercinta Sama Papa Tiriku Cerita Sex Sedarah Bercinta Sama Papa Tiriku Cerita Sex Sedarah Bercinta Sama Papa Tiriku Fucked by Boyfriend 48" height="299" src="http://www.ceritasexabg.me/wp-content/uploads/2017/02/Fucked-by-Boyfriend-48.jpg" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.lokasicerita.com/2017/08/cerita-sex-terpopuler-perselingkuhan.html" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">cerita dewasa - ngentot dengan istri ke 2 ayah ku</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter. Kini aku sudah resmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskema<span class="text_exposed_show" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">s di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja. Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja. Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adik-adikku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /><a href="http://www.lokasicerita.com/2017/08/cerita-sex-terpopuler-perselingkuhan.html" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">cerita dewasa - ngentot dengan istri ke 2 ayah ku</a> – Lalu bagaimana dCerita Sex Sedarah Kenikmatan Memek Ibu Tirikuengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi. Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baik-baik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro. Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian “buka cabang” lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua “gendukan”-nya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu “toge pasar”. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu” yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /><a href="http://www.lokasicerita.com/2017/08/cerita-sex-terpopuler-perselingkuhan.html" style="border: 0px; color: #2574a9; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">cerita dewasa - ngentot dengan istri ke 2 ayah ku</a> – Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah “toge pasar” yang menjadi keunggulannya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Suatu saat, ketika aku masih kuliah. Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang “dinas” ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya “aspel” – asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Eh… ada Mas Kemal..”, serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Glek..”, aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubun-ubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangung-tanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya. Mama Winda sehari-harinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung “watering down”… layu sebelum berkembang.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar. ‘Pantas besar seperti pepaya’ pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur. Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu. Kontan birahiku langsung naik kembali.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Wow… Mbak Winda cantik sekali”, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Huss… kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala”, serunya agak ketus namun tetap ramah.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah”, pancingku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu”, sergah Mama Winda. Nadanya mulai agak tinggi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Hmm… menurut saya sih… dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar”, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Oh ya?… “, benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya”, cerita bohongku berlanjut,”mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Gila bener… pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?”, sergah Mama Winda dengan emosi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Apanya yang gatelan Mbak?”, tanyaku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ya memeknya…. “, karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,”pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela!”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?”, tantangku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Pasti dong… saya kan baru punya anak satu”, kilahnya,”…dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ya lawannya udah tua…, pasti Mbak menang KO terus”, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Sekali-kali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong”, jawabku enteng sambil tersenyum.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Welehh… makin berani kamu ya?…”, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Enggak berani ya Mbak?”, tantangku semakin berani,”melawan anak muda?”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Gendeng kamu… aku ini kan ibu tirimu”, katanya berdalih.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ibu tiri yang cantik dan seksi”, puji dan rayuku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Gombal kamu”, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Mbak Winda…”, aku terus berusaha,”coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda ‘nganggur’ di sini”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Terus?…”, pancingnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ya… saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak…”, kataku persuatif.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kamu sudah gila Kemal”, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar… atau mungkin sedang jilat-jilat memeknya”, aku terus membakar Mama Winda.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Huh… Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu..”, sergahnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Oh ya?… tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela..”, aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelai-belai.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kamu bohong…”, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ih… bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran”, ceritaku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk”. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu…,” pintanya,”Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa?”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Eh… maaf ya Mbak… kata Bapak, memek Mbak agak becek…”, kataku bohong,”Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu. Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Hmm… coba saya cek ya Mbak…”, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Crup…”, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah. Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah… dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“slrupp…. slrupp..”, tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,”Kamu…kamu bandel banget Kemal….okh… okh…”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kenapa saya bandel Mbak… slruppp…”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Okh…kamu… kamu menjilat memek ibu tirimu…Okhhh….edannn… kamu apakan itilku Kemal…??”, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Oooohh…. edannn…. enak Kemal…”, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut ‘nimbrung’ masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Okh….. edannn….aku puassss….okh…..”, tubuh Mama Winda melejat-lejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk. Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Enak kan Mbak?”, tanyaku basa-basi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“He’eh…”, dia mengangguk dan terus menciumiku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak…,” kataku manja.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“He3x… kamu benar-benar calon dokter yang bandel Kemal…,” dia terkekeh senang,”Kamu mau periksa apa lagi heh?”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Periksa yang ini Mbak…”, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ohh… iya tuh… sering nyeri Dok…”, candanya,”minta diremas-remas… he3x…”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Hmmm… slrupp… “, dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang. ‘Pantas Bapak ketagihan’ pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kemal….”, panggil Mama Winda mesra,”Mana kontolmu?… ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x…”.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“woww… lebih besar punya kamu Mal… daripada punya Bapakmu”, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Weleh…. udah kedut-kedut kontolnya… minta memek ya?”candanya,” Sini… masuk memek Mama…”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek. Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin ‘betah’ keluar masuk.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Okh… kamu sudah ahli ya Kemal?…. kamu sering ngentot ya…?”, Mama Winda mulai mengelinjang-gelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dinding-dinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Mbak… saya semprot di dalam ya?..” tanyaku basa-basi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Semprot Kemal…okh… semprot aja yang banyak…okh….” Mama Winda terus mendesah-desah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Okhhh….. ayo…. okh…. semprot Kemal… semprot memek Mama….”, jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Yesss…..yess….”, akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Terima kasih Kemal…,” katanya mesra,”Enak banget, hi3x….”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Sama-sama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil…”, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Hi3x… enggak apa lagi… tapi peju kami memang banyak banget nihhh…hi3x…” Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kapan-kapan pakai kondom ya…. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x….” candanya.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Yaa… saya kan alim Mbak… he3x…”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ha3x…. bohong banget, kamu jago gitu… pasti udah sering ngentot ya?…”, tanyanya penuh keingintahuan.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Pernah sih sekali dua kali… waktu main di Jakarta…” kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Jakarta?… heeee…. jangan2x… kamu…. main sama Lela sialan itu, iya???” sorot matanya berubah, agak emosi,”pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar… jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?….”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Enggak Mbak…. bukan sama Mama Lela… sumpah!” seruku berkilah.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Awas kamu kalau main sama Lela…” serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah saya…he3x….”, pintaku manja.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,”Baik… kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya….”<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />“Siip… saya bawa kondom deh…he3x….” kataku girang.<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" />Kami bermesraan sampai akhirnya “on” kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku. Bahkan saking ‘ngebetnya’, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda</div>
angka jituhttp://www.blogger.com/profile/06036594808883977898noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-39611350219796121702017-10-30T00:37:00.000-07:002017-10-30T00:37:08.621-07:00cerita selingkuh hot xxx - beda pria beda kenikmatan<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
<span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">Novel Cerita Akan Membagikan Cerita Yang Asik Di Antaranya, </span><b style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Bokep</a></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> </i></b><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">, <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> , </span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> , </span><b style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a></b><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></i></b><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a> ,</span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20bugil" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto bugil</a></b></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> ,</span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Hot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Hot</a></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a></b></i><span style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngento</a></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<img alt="Cerita Hot Mendapatkan Kenikmatan Dari Pria Lain" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_tQRhElXCFfAOh9VYZYqf-iJvEQ7UJeWHbGUi_oNQympPl4VGKY99qwIBeggvef9YtCf_hsuzs5VIOj_KB30J5DhdYMPR_eMJr5_RJ9RKSoJesuIMpHN0H5nljOvI_9i1SzXmDjp3Zy0/s400/Cerita+Hot+Mendapatkan+Kenikmatan+Dari+Pria+Lain.jpg" style="margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" width="320" /></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<a href="http://www.novelcerita.com/2017/08/cerita-sex-terbaru-mantan-muritku-jadi.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">cerita selingkuh hot xxx - beda pria beda kenikmatan( rasanya)</a></div>
<span style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">Baru satu tahun aku berumah tangga, sementara kehidupan dengan keluargaku tenang tenang saja tanpa adanya masalah, panggil saja namaku Ratna aku bekerja di bagian keungan dan umurku masih muda 24 tahun setelah lulus aku langsung diterima kerja disini sebagai wanita aku mempunyai awajah yang menarik dengan kulit putihku, tinggi badanku 168 cm berat badanku 49 kg.</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Sementara ukuran bra 34B. Cukup bahenol, kata rekan pria di kantor. Sementara, suami saya juga ganteng. Irawan namanya. Umurnya tiga tahun diatas saya atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Irawan orangnya pengertian dan sabar.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Karena sama-sama bekerja, otomatis pertemuan kami lebih banyak setelah sepulang atau sebelum berangkat kerja. Meski begitu, hari-hari kami lalui dengan baik-baik saja. Setiap akhir pekan–bila tidak ada kerja di luar kota–seringkali kami habiskan dengan makan malam di salah satu resto ternama di kota ini. Dan tidak jarang pula, kami menghabiskannya pada sebuah villa di Tawangmangu.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Soal hubungan kami, terutama yang berkaitan dengan ‘malam-malam di ranjang’ juga tidak ada masalah yang berarti. Memang tidak setiap malam. Paling tidak dua kali sepekan, Irawan menunaikan tugasnya sebagai suami. novelcerita.com</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Hanya saja, karena suami saya itu sering pulang tengah malam, tentu saja ia tampak capek bila sudah berada di rumah. Bila sudah begitu, saya juga tidak mau terlalu rewel juga soal ranjang itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Bila Irawan sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk. Akibatnya, tergolek disamping tubuh suami–yang tidak terlalu kekar itu-dengan mata yang masih nyalang itu, saya sering-entah mengapa-menghayal.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok dan juga tentang ranjang.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Bila sudah sampai tentang ranjang itu, seringkali pula saya membayangkan saya bergumulan habis-habisan di tempat tidur. Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yang setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Tapi sesungguhnya itu hanyalah khayalan menjelang tidur yang menurut saya wajar-wajar saja. Dan saya juga tidak punya pikiran lebih dari itu. Dan mungkin pikiran seperti itu akan terus berjalan bila saja saya tidak bertemu dengan Karno. Pria itu sehari-hari bekerja sebagai polisi dengan pangkat Briptu. Usianya mungkin sudah 50 tahun. Gemuk, perut buncit dan hitam.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Begini ceritanya saya bertemu dengan pria itu. Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yang disopiri suami saya menabrak sebuah sepeda motor. Untung tidak terlalu parah betul. Pria yang membawa sepeda motor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya. Namun, pria itu marah-marah.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
“Anda tidak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor saya. Mana surat-surat mobil Anda? Saya ini polisi!” bentak pria berkulit hitam itu pada suami saya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Mungkin karena merasa bersalah atau takut dengan gertakan pria yang mengaku sebagai polisi itu, suami saya segera menyerahkan surat kendaraan dan SIM-nya. Kemudian dicapai kesepakatan, suami saya akan memperbaiki semua kerusakan motor itu esok harinya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuah bengkel. Pria itu sepertinya masih marah. Ketika Irawan menawari untuk mengantar ke rumahnya, ia menolak.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
“Tidak usah. Saya pakai becak saja,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Esoknya, Irawan sengaja pulang kerja cepat. Setelah menjemput saya di kantor, kami pun pergi ke rumah pria gemuk itu. Rumah pria yang kemudian kami ketahui bernama Karno itu, berada pada sebuah gang kecil yang tidak memungkinkan mobil Opel Blazer suami saya masuk. Terpaksalah kami berjalan dan menitipkan mobil di pinggir jalan.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Rumah kontrakan Pak Karno hanyalah rumah papan. Kecil. Di ruang tamu, kursinya sudah banyak terkelupas, sementara kertas dan koran berserakan di lantai yang tidak pakai karpet.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
“Ya beginilah rumah saya. Saya sendiri tinggal di sini. Jadi, tidak ada yang membersihkan,” kata Karno yang hanya pakai singlet dan kain sarung.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Setelah berbasa basi dan minta maaf, Irawan mengatakan kalau sepedamotor Pak Karno sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang. Sepanjang Irawan bercerita, Pak Karno tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
“Oh begitu ya. Tidak masalah,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Saya tahu, beberapa kali ia melirikkan matanya ke saya yang duduk di sebelah kiri. Tapi saya pura-pura tidak tahu. Memandang Pak Karno, saya bergidik juga. Badannya besar meski ia juga tidak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara dadanya yang hitam membusung. Dari balik kaosnya yang sudah kusam itu tampak dadanya yang berbulu. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Karno kemudian bercerita kalau ia sudah puluhan tahun bertugas dan tiga tahun lagi akan pensiun. Sudah hampir tujuh tahun bercerai dengan istrinya. Dua orang anaknya sudah berumah tangga, sedangkan yang bungsu sekolah di Bandung. Ia tidak bercerita mengapa pisah dengan istrinya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Pertemuan kedua, di kantor polisi. Setelah beberapa hari sebelumnya saya habis ditodong saat berhenti di sebuah perempatan lampu merah, saya diminta datang ke kantor polisi. Saya kemudian diberi tahu anggota polisi kalau penodong saya itu sudah tertangkap, tetapi barang-barang berharga dan HP saya sudah tidak ada lagi. Sudah dijual si penodong.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Saat mau pulang, saya hampir bertabrakan dengan Pak Karno di koridor kantor Polsek itu. Tiba-tiba saja ada orang di depan saya. Saya pun kaget dan berusaha mengelak. Karena buru-buru saya menginjak pinggiran jalan beton dan terpeleset. Pria yang kemudian saya ketahui Pak Karno itu segera menyambar lengan saya. Akibatnya, tubuh saya yang hampir jatuh, menjadi terpuruk dalam pagutan Pak Karno. Saya merasa berada dalam dekapan tubuh yang kuat dan besar. Dada saya terasa lengket dengan dadanya. Sesaat saya merasakan getaran itu. Tapi tak lama.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
“Makanya, jalannya itu hati-hati. Bisa-bisa jatuh masuk got itu,” katanya seraya melepaskan saya dari pelukannya. Saya hanya bisa tersenyum masam sambil bilang terimakasih.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
Ketika Pak Karno kemudian menawari minum di kantin, saya pun tidak punya alasan untuk menolaknya. Sambil minum ia banyak bercerita. Tentang motornya yang sudah baik, tentang istri yang minta cerai, tentang dirinya yang disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Saya hanya diam mendengarkan ceritanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; transition: all 0.3s ease;">
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Mungkin karena seringkali diam bila bertemu dan ia pun makin punya keberanian, Pak Karno itu kemudian malah sering datang ke rumah. Datang hanya untuk bercerita. Atau menanyai soal rumah kami yang tidak punya penjaga. Atau tentang hal lain yang semua itu, saya rasakan, hanya sekedar untuk bisa bertemu dengan berdekatan dengan saya. Tapi semua itu setahu suami saya lho. Bahkan, tidak jarang pula Irawan terlibat permainan catur yang mengasyikkan dengan Pak Karno bila ia datang pas ada Irawan di rumah.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Ketika suatu kali, suami saya ke Jakarta karena ada urusan pekerjaan, Pak Karno malah menawarkan diri untuk menjaga rumah. Irawan, yang paling tidak selama sepakan di Jakarta, tentu saja gembira dengan tawaran itu. Dan saya pun merasa tidak punya alasan untuk menolak.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Meski sedikit kasar, tapi Pak Karno itu suka sekali bercerita dan juga nanya-nanya. Dan karena kemudian sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri, saya pun tidak pula sungkan untuk berceritanya dengannya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Apalagi, keluarga saya tidak ada yang berada di Solo. Sekali waktu, saya keceplosan. Saya ceritakan soal desakan ibu mertua agar saya segera punya anak. Dan ini mendapat perhatian besar Pak Karno. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Oh ya. Ah, kalau yang itu mungkin saya bisa bantu,” katanya. Ia makin mendekat.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Bagaimana caranya?” tanya saya bingung.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Mudah-mudahan saya bisa bantu. Datanglah ke rumah. Saya beri obat dan sedikit diurut,” kata Pak Karno pula.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Dengan pikiran lurus, setelah sebelumnya saya memberitahu Irawan, saya pun pergi ke rumah Pak Karno. Sore hari saya datang. Saat saya datang, ia juga masih pakai kain sarung dan singlet. Saya lihat matanya berkilat.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Pak Karno kemudian mengatakan bahwa pengobatan yang didapatkannya melalui kakeknya, dilakukan dengan pemijatan di bagian perut. Paling tidak tujuh kali pemijatan, katanya. Setelah itu baru diberi obat. Saya hanya diam.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa saya masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengap. Jendela kecil di samping ranjang tidak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya beralaskan kasur yang sudah menipis.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Pak Karno kemudian memberikan kain sarung. Ia menyuruh saya untuk membuka kulot biru tua yang saya pakai. Risih juga membuka pakaian di depan pria tua itu.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Gantilah,” katanya ketika melihat saya masih bengong.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Inilah pertama kali saya ganti pakaian di dekat pria yang bukan suami saya. Di atas ranjang kayu itu saya disuruh berbaring.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Maaf ya,” katanya ketika tangannya mulai menekan perut saya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Terasa sekali jari-jari tangan yang kasar dan keras itu di perut saya. Ia menyibak bagian bawah baju. Jari tangannya menari-nari di seputar perut saya. Sesekali jari tangannya menyentuh pinggir lipatan paha saya. Saya melihat gerakannya dengan nafas tertahan. Saya berasa bersalah dengan Irawan.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Ini dilepas saja,” katanya sambil menarik CD saya. Oops! Saya kaget.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Ya, mengganggu kalau tidak dilepas,” katanya pula.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Tanpa menunggu persetujuan saya, Par Karno menggeser bagian atasnya. Saya merasakan bulu-bulu vagina saya tersentuh tangannya. CD saya pun merosot. Meski ingin menolak, tapi suara saya tidak keluar. Tangan saya pun terasa berat untuk menahan tangannya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Tanpa bicara, Pak Karno kembali melanjutkan pijatannya. Jari tangan yang kasar kembali bergerilya di bagian perut. Kedua paha saya yang masih rapat dipisahkannya. Tangannya kemudian memijati pinggiran daerah sensitif saya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Tangan itu bolak balik di sana. Sesekali tangan kasar itu menyentuh daerah klitoris saya. Saya rasa ada getaran yang menghentak-hentak. Dari mulut saya yang tertutup, terdengar hembusan nafas yang berat, Pak Karno makin bersemangat.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Ada yang tidak beres di bagian peranakan kamu,” katanya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Satu tangannya berada di perut, sementara yang lainnya mengusap gundukan yang ditumbuhi sedikit bulu. Tangannya berputar-putar di selangkang saya itu. Saya merasakan ada kenikmatan di sana. Saya merasakan bibir vagina saya pun sudah basah. Kepala saya miring ke kiri dan ke kanan menahan gejolak yang tidak tertahankan.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Tangan kanan Pak Karno makin berani. Jari-jari mulai memasuki pinggir liang vagina saya. Ia mengocok-ngocok. Kaki saya menerjang menahan gairah yang melanda. Tangan saya yang mencoba menahan tangannya malah dibawanya untuk meremas payudara saya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Meski tidak membuka BH, namun remasan tangannya mampu membuat panyudara saya mengeras. Uh, saya tidak tahu kalau kain sarung yang saya pakai sudah merosot hingga ujung kaki. CD juga sudah tanggal.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Yang saya tahu hanyalah lidah Pak Karno sudah menjilati selangkang saya yang sudah membanjir. Terdengar suara kecipak becek yang diselingi nafas memburu Pak Karno.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Ini permainan yang baru yang pertama kali saya rasakan. Irawan, suami saya, bahkan tidak pernah menyentuh daerah pribadiku dengan mulutnya. Tapi, jilatan Pak Karno benar-benar membuat dada saya turun naik. Kaki saya yang menerjang kemudian digumulnya dengan kuat, lalu dibawanya ke atas. Sementara kepalanya masih terbenam di selangkangan saya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Benar-benar sensasi yang sangat mengasyikan. Dan saya pun tidak sadar kalau kemudian, tubuh saya mengeras, mengejang, lalu ada yang panas mengalir di vagina saya. Aduh, saya orgasme! Tubuh saya melemas, tulang-tulang ini terasa terlepas.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Saya lihat Pak Karno menjilati rembesan yang mengalir dari vagina. Lalu ditelannya. Bibirnya belepotan air kenikmatan itu. Singletnya pun basah oleh keringat. Saya memejamkan mata, sambil meredakan nafas. Sungguh, permainan yang belum pernah saya alami. Pak Karno naik ke atas ranjang.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
“Kita lanjutkan,” katanya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Saya disuruhnya telungkup. Tangannya kembali merabai punggung saya. Mulai dari pundak. Lalu terus ke bagian pinggang. Dan ketika tangan itu berada di atas pantat saya, Pak Karno mulai melenguh. Jari tangannya turun naik di antara anus dan vagina.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Berjalan dengan lambat. Ketika pas di lubang anus, jarinya berhenti dengan sedikit menekan. Wow, sangat mengasyikan. Tulang-tulang terasa mengejang. Terus terang, saya menikmatinya dengan mata terpejam.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Bila kemudian, terasa benda bulat hangat yang menusuk-nusuk di antara lipatan pantat, saya hanya bisa melenguh. Itu yang saya tunggu-tunggu. Saya rasakan benda itu sangat keras. Benar. Saat saya berbalik, saya lihat kontol Pak Karno itu. Besar dan hitam. Tampak jelas urat-uratnya. Bulunya pun menghitam lebat.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Mulut saya sampai ternganga ketika ujung kontol Pak Karno mulai menyentuh bibir vagina saya. Perlahan ujungnya masuk. Terasa sempit di vagina saya. Pak Karno pun menekan dengan perlahan. Ia mengoyangnya.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Bibir vagina saya seperti ikut bergoyang keluar masuk mengikuti goyangan kontol Pak Karno. Hampir sepuluh menit Pak Karno asik dengan goyangannya. Saya pun meladeni dengan goyangan. Tubuh kami yang sudah sama-sama telanjang, basah dengan keringat. Kuat juga stamina Pak Karno. Belum tampak tanda-tanda itunya akan ‘menembak’.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Padahal, saya sudah kembali merasakan ujung vagina saya memanas. Tubuh saya mengejang. Dengan sedikit sentakan, maka muncratlah. Berkali-kali. Orgasme yang kedua ini benar-benar terasa memabukkan. Liang vagina saya makin membanjir. Tubuh saya kehilangan tenaga. Saya terkapar.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Saya hanya bisa diam saja ketika Pak Karno masih menggoyang. Beberapa saat kemudian, baru itu sampai pada puncaknya. Ia menghentak dengan kuat. Kakinya menegang. Dengan makin menekan, ia pun memuntahkan seluruh spermanya di dalam vagina saya. Saya tidak kuasa menolaknya. Tubuh besar hitam itu pun ambruk diatas tubuh saya. Luar biasa permainan polisi yang hampir pensiun itu. Apalagi dibandingkan dengan permainan Irawan.</div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
<br style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;" /></div>
<div style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease;">
Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Karno. Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Karno juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan syahwat kepadanya. Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Irawan. Dan saya yakin Irawan juga tidak tahu samasekali saya dengan Pak Karno. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Pak Karno itu. Entah sampai kapan.</div>
</div>
angka jituhttp://www.blogger.com/profile/06036594808883977898noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-16621998823835693802017-10-13T01:43:00.002-07:002017-10-13T01:43:56.718-07:00Cerita Sex Saya Ngentot Sama Ayah Kandung Saya<b><a href="http://www.ceritasange.club/">Cerita Sex Saya Ngentot Sama Ayah Kandung Saya</a></b> <span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">– </span>Ayu anak sulung dari dua bersaudara, ia lahir dari keluarga yang cukup sederhana pasangan Burhan (50) dan Safiyah (42). Ayah seorang wiraswasta sedangkan ibunnya PNS di kota Ratu Atut Pauziah. <div>
<br /></div>
<div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">Sekilas Cerita Akan Berbagi Tentang </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/cerita%20dewasa" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Sejagad</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sex</i></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentrot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Ngentot</b></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tukar%20Pasangan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tukar Pasangan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Toge Montok</a> </b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span></div>
<div>
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh70f8ktWMlbnHnTZxKiaO8hff8bWCmOWTYoz0CELCojsXuNOo23O8gl5S8H8pS5i1hRjwqRRypm2pwtDUbTnw7YSHJxU1L4iRNmhq4JZQbMvyau798dywJo2ZZeVaV57uGmvi5IZ0M898m/s1600/ngentot+sama+pacar+sma.jpg" /><div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ayu menikah diusianya yang masih sangat muda yakni 19 tahun, tamat SMA ia langsung dinikahkan Karna kepergok oleh ibunya saat bersetubuh dengan sang pacar dirumah mereka. Ketika itu ibunya sangat marah dan memanggil keluarga sang pacar untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anak mereka. Dan akhirnya kedua belah pihak sepakat menikahi keduanya setelah mereka tamat SMA. Cerita Sedarah-Ngentot Dengan Ayah Lebih Nikmat Cerita Sex Dewasa Sedarah<br />cerita sedarah-Ngentot Dengan Ayah Lebih Nikmat | Meskipun masih labil, setelah menikah keduannya hidup bahagia, mertuanya memberikan mereka sebuah rumah yang cukup besar. Sehingga semakin lengkaplah kebahagiaan mereka. Tujuh bulan usia pernikahan Ayupun hamil. Orang tua mereka sangat senang dengan kehamilan Ayu. Tampaknya mereka sudah tidak sabaran ingin punya cucu. Namun kebahagian itu sedikit terganggu ketika sang suami dipindah kerjakan kekota lain. Dengan berat hati Ayu terpaksa merelakan kepergian sang suami tercinta. “Aku tak bisa jauh darimu mas … aku tak berani disini sendirian” ucapnya ketika itu. “Mas akan sering pulang menjengukmu sayang … tak usah khawatir, jika kamu takut dirumah, kamu bisa kembali kerumah ibu untuk sementara menjalang mas pulang” jawab suaminya ketika itu. cerita sedarah-Ngentot Dengan Ayah Lebih Nikmat | Akhirnya ia hanya bisa pasrah ketika itu, dan merelakan kepargian sang suami. Masih terasa belum hilang capek saat pelaksanaan pesta pernikahan mereka tujuh bulan lalu, sekarang ia sudah harus berpisah dengan sang suami terasa begitu berat baginya. Dua bulan sudah semenjak suaminya di mutasi, selama itu pula Ayu menginap dirumah orang tuanya. Ia memang lebih memilih kembali kerumah orang tuanya. Sendirian dirumah kadang ia merasa takut terutama malam hari. Apalagi dalam kondisinya yang lagi hamil muda. Kedua orang tuanyapun juga senang dengan kehadirannya ditengah mereka. Cerita Sedarah-Ngentot Dengan Ayah Lebih Nikmat | Keberadaannya cukup menghibur mereka. Karna memang semenjak adiknya memutuskan untuk kuliah di Bandung, rumah besar itu hanya ditempati berdua oleh ayah dan ibunya. Namun ia kacewa dengan suaminya, semenjak pergi ia merasa pehatian sang suami begitu kurang kepadanya. Pada awalnya memang sering memberi kabar dan menanyakan kabarnya, namun makin hari semakin berkurang. Ditelpon jarang diangkat di smspun kadang tak dibalaz alasannya lagi kerja. Janjinya untuk selalu mengunjunginyapun hanya tinggal janji. Hingga tak jarang ia menangis dalam kesendiriannya. *** Malam itu hujan turun rintik-rintik, sesekali terlihat kilat berpijar menerangi kegelapan malam. Burhan terjaga dari tidurnya. AC kamar yang mati membuatnya terasa gerah. Sementara disampingnya dilihatnya istrinya tertidur pulas. Ia menggapai remot AC yang tergeletak tak jauh darinya, lalu menghidupkannya. Ia berniat untuk meneruskan tidurnya, namun kantong kemihnya terasa penuh. Membuatnya memutuskan untuk kekamar mandi. Setelah buang air kecil Burhan memeriksa jendela rumahnya jika ada yang lupa dikunci. Saat melewati kamar putrinya,* ia melihat pintu kamar sedikit terbuka. Dari celah pintu yang terbuka keluar cahaya terang pertanda lampu kamar masih hidup. Penasaran Burhan lalu mendekati kamar putrinya tersebut dan mengintip nya. Ia kaget melihat sang putri terbaring dikasur. Kedua kakinya terbuka sementara dasternya tersingkap. Sehingga celana dalamnya yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Payudaranya bergerak naik turun dengan teratur mengikuti alur napasnya. Tak jauh darinya tergeletak Anroid miliknya. Burhan memperkirakan Ayu tertidur ketika sedang asik dengan anroidnya. Pikiran kotor seketika muncul diotaknya. Matanya melotot mengerayangi tubuh Ayu. Selangkangan yang tersingkap tak lepas dari tatapannya. Gairahnya terpancing seketika. kontol menegang. Sebenarnya Burhan adalah seorang ayah yang baik. Ia memiliki dua orang putri yang cantik seksi lagi, mereka begitu manja padanya. Namun selama ini tak pernah terbersit pikiran kotor dihatinya terhadap mereka. Entah mengapa malam itu ia bisa teransang melihat pakaian Ayu yang tersingkap. Ia lalu masuk mendekati tubuh Ayu. Dari jarak yang begitu dekat ia bisa melihat keindahan tubuhnya dengan jelas. Kerongkongannya bergerak turun naik karna birahi. Matanya tak terbesit menatap selangkangan Ayu yang tersingkap.*memeknya yang tambem tercetak jelas dari balik CD nya membentuk garis lurus pada belahannya. Cukup lama ia menatapnya, lalu ia mendekatkan wajahnya keselangkangan Ayu dan menciuminya berulang kali. Menghirupnya dalam-dalam. “ohh wangi sekali ” pikirnya. Ia semakin nekat. Pelan-pelan disingkapnya celana dalam Ayu ke atas sehingga memeknya yang mungil terlihat dengan jelas. Penuh gairah diciuminya, lidahnya menyapu belahannya dan menghisap-hisapnya dengan penuh perasaan. Namun Ayu tiba-tiba terbagun ketika merasakan ada sentuhan di liang kewanitaannya, membuat ia cepat-cepat merunduk dibalik ranjang agar tak terlihat olehnya. Tak melihat sesuatu yang mengganggunya Ayupun meneruskan tidurnya. Khawatir sang putri keburu bagun, ia lalu mengocok kontolnya tepat diatas selangkangnya yang tersingkap. Begitu spermanya akan keluar ia lalu mengarahkan ke celah memeknya. “Ohhhh … ohhhh nakkkk” erangnya lirih. Spermanya menyemprot dibelahan memek Ayu. Lalu mengalir membasahi seprai. Ia tersenyum puas dan buru-buru kembali kekamarnya. Semenjak kejadian itu Burhan selalu bernapsu melihat putri kandungnya tersebut. Diam-diam ia mengintip ketikanya lagi mandi dan tak jarang ia merabanya saat tidur.<br />*** Memasuki minggu kedua, Ayu mulai merasakan keganjilan dari sikap ayahnya. Sering ia dapati sang ayah menatap tubuhnya, terutama saat ia berpakaian seksi. Matanya seperti ingin menelanjangi tubuhnya membuatnya risih. Ketika mandipun ia merasa ada yang mengawasi. Namun yang paling tak ia mengerti beberapa kali saat bangun tidur ia menemukan seperti bercak sperma di celana dalamnya. Sperma siapa?, Apakah ia bermimpi, tapi bercak itu begitu banyak tak mungkin itu cairan kewanitaannya. Sejujurnya semenjak ditinggal suaminya, Ia memang merasa sangat kesepian. Ia merindukan sentuhan seorang lelaki sebagai tempat pelampiasan birahinya. Tak diperhatikan suaminya membuatnya kadang berpikir untuk selingkuh. Namun meskipun begitu ia tak pernah mimpi basah apalagi masturbasi. Pagi itu saat tinggal berdua bersama ayahnya dirumah, ia berniat untuk mandi. Dikamar mandi ia melepaskan pakaiannya. Lalu menyirami tubuhnya dan menyabuninya. Saat itulah ia melihat sepasang mata mengawasinya dari celah pintu. Ia kaget dan cepat-cepat menyudahi mandinya lalu kembali kekamarnya. Dikamar ia termenung memikirkan peristiwa yang baru dialaminya tersebut. ” pasti orang itu sudah melihat sekujur tubuhku, siapa bangsat itu?” Pikirnya. Namun begitu mengingat hanya berdua bersama ayahnya dirumah dadanya terasa berdebar-debar. “Apakah ayah yang mengintipku?, tak mungkin ayah sebejat itu” pikirnya. Ia merasa jengah bila mengingat sang ayah melihatnya dalam keadaan bugil.<br />*** Suatu malam ia terbagun ketika mendengar suara berisik dari kamar kedua orang tuanya. Penasaran iapun mencoba mengintipnya. Ia kaget begitu melihat pergumulan orang tuanya. sang ayah menindih tubuh ibunya. Kontolnya bergerak keluar masuk diliang memek ibunya. Sebagai wanita yang telah bersuami hal itu sebenarnya sudah tak asing baginnya. Namun ukuran kontol ayahnya yang begitu besar dan pajang membuatnya benar-benar terpukau. Kontol Burhan memang besar dan panjang, dua kali lipat bila dibandingkan milik suaminya. Memek ibunya terlihat termonyong-monyong menerima tusukan kontol ayahnya. Pinggulnya terus bergerak naik turun secara teratur, sementara sang ibu mengimbangi dengan memutar-mutar pinggulnya kekiri dan kekanan. Sehingga menumbukan bunyi-bunyi menggairahkan. Sementara dari mulut keduanya terdengar desahan seperti kepedasan. Lama tak disentuh lelaki membuat Ayu teransang melihat persetubuhan kedua orang tuanya tersebut. Dadanya terasa sesak, puting susunya berkedut-kedut dan memeknya terasa gatal. Tanpa disadarinya ia mengelus-elus klitorisnya sendiri. Terbayang olehnya kontol sang ayah yang besar dan panjang keluar masuk dimemeknya. Tengguknya terasa merinding. ” Oww yaaahhh… kontol ayahhh enak banget, kocok yang kuat yahhhh” racau ibunya. Ayahnya semakin mempercepat goyangannya, kontolnya mengobrak-abrik liang memek ibunya yang becek. Lalu keduanya bertukar posisi, ibunya menaiki sang ayah dan mengoyang pinggulnya naik turun, kadang berputar kekiri dan kanan. Sementara ayahnya berbaring dikasur meremas-remas payudara ibunya. Cukup lama keduanya bersetubuh.* Tubuh keduanya terlihat mengkilap berkeringat. Hingga akhirnya ibu mengerang keras, tubuhnya menengang dan akhirnya terkapar mendapati orgaismenya. Ayu benar-benar teransang, kontol sang ayah benar-benar memukaunya. tenggorokannya bergerak turun naik karna birahi. Ia mulai berhayal untuk bersetubuh dengannya. Sementara dikamar Burhan kembali menaiki tubuh sang istri dan memompa kontolnya dengan cepat. Lima belas menit berserang ia melepaskan spermanya dirahim istrinya. Lalu ia terkulai disampingnya. Ayu bergegas kembali kekamarnya. Lalu mengambil air putih dan meneguknya. Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dadanya bergerak turun naik. Tangannya menyelinap ke balik celana dalamnya dan mengelus-elus memeknya yang telah basah.<br />*** Semenjak tak sengaja menyaksikan persetubuhan kedua orang tuanya beberapa waktu lalu. Ayu merasa ada sedikit kelainan pada dirinya, Ia merasa birahi pada ayahnya. Kontolnya yang besar dan panjang membuatnya susah tidur. Sering ia berhayal bersetubuh dengan ayahnya kandungnya tersebut. Jika sebelumnya ia risih dengan tatapan nakal ayahnya. Namun kini ia malah sengaja mencari perhatiannya. Ia sengaja berpakaian seksi didepannya. Tak jarang ia duduk seenaknya sehingga celana dalamnya terlihat oleh ayahnya. Ada kepuasan tersendiri baginya mempertontonkan keindahan tubuhnya pada sang ayah. Memeknya selalu basah setiap kali menggodanya.<br />*** Pagi itu ketika sedang mandi Ayu kembali melihat sepasang mata mengawasinya. Tahu kalau ayahnya kembali mengintip iapun berniat menggodanya. Dadanya berdebar-debar, Entah kenapa ia merasa begitu birahi mengingat sang ayah menatap tubuh bugilnya. Setelah melumuri tubuhnya dengan busa, ia lalu meremas-remas buah dadanya yang sekal. Sementara tangan yang satunya mengusap-usap kolistorisnya. “Ayo yah … nikmati tubuh anak kandung ayah ini … nikmati sepuasnya” bisiknya dalam hati. Membuatnya semakin birahi meremas payudaranya dan memainkan klitorisnya. Sementara itu dari celah pintu Burhan melihatnya tak berkesip. Bola matanya seperti mau melompat keluar menyaksikan tubuh mulus Ayu. Tak seincipun tubuh Ayu luput dari tatapannya. Tak kuat menahan napsu iapun mengocok kontolnya dan melepaskan spermanya dilantai. Ketika keluar dari kamar mandi Ayu melihat sperma Burhan berceceran dilantai. Ia tersenyum puas. Dengan ujung jari disekanya, lalu didekatinya kehidung dan dijilatinya dengan birahi. Semua itu ternyata tak luput dari penghatian Burhan. ia menyeringai penuh arti.<br />**** Malam harinya, sekitar pukul 01.30 dini hari Burhan terlihat gelisah dipembaringannya. Tubuhnya terasa panas dingin. Dada berdebar-debar sebentar-sebentar ia merubah posisinya. Matanya tak bisa dipejamkan. Sementara itu sang istri terlihat telah tertidur lelap. Malam itu ia telah bertekat untuk menyetubuhi Ayu. Namun ada rasa khawatir dihatinya. Bagaimana jika anaknya tersebut berontak dan berteriak maka tamatlah riwayatnya. Tapi jika diingatnya bagaimana Ayu yang begitu bernapsu menjilati spermanya, jelas Ayu sangat kesepian. Perang batinpun terjadi dalam dirinya. Akhirnya ia mengendap-endap kekamar sang putri. Sementara dikamarnya, ayupun merasakan hal yang sama. Ia gelisah tak bisa tidur. Entah kenapa malam itu napsu ingin bersetubuh begitu besar. Puting susunya terasa berdenyut-denyut sedangkan memeknya terasa gatal. Ia mengeluh mengingat perpisahan dengan sang suami. Disaat seperti itu ia kembali terbayang tingkah ayahnya yang aneh. Mulai dari tatapannya yang tajam seperti ingin menelanjanginya hingga mengintipnya mandi. Memeknya terasa basah, kebali ia berhayal bersetubuh dengan ayah kandungnya tersebut. Ketika ia sedang larut dalam pikirannya, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar dan sesosok tubuh berjingrak masuk. Dadanya berdebar kencang ketika mengenali sosok yang masuk kekamarnya tersebut yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Ia menahan napas ketika sang ayah mendekat tubuhnya. Ia memutuskan untuk berpura-pura tidur menunggu apa yang akan dilakukan sang ayah. Beberapa saat menunggu, ia merasakan rabaan menyusuri pahanya hingga kepangkal pahanya dan perlahan masuk kebalik celana dalamnya. Ia menahan napas ketika jemari sang ayah menyentuh belahan memeknya yang basah dan bergerak liar disana. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya begitu mudah terangsang. Selagi ia terbuai dengan sentuhan-sentuhan itu, tiba-tiba ia merasakan celana dalamnya diloloskan. Hingga tubuhnya bagian bawah polos tak tertutup sehelai benangpun. Beberapa saat kemudian ciuman sang ayah mendarat diperutnya terus pusar lalu turun kememeknya yang basah. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat ketika merasakan lidah sang ayah menyapu belahan memeknya dan menjilatinya dari atas kebawah secara teratur.* Lalu bergerak liar diklitorisnya. Liang memeknya dihisap sang ayah, Cairannya diserubutnya bak kopi panas hingga bersih tak bersisa. Ayu mengelepar seperti cacing kepanasan. Pinggulnya bergerak liar menyambut jilatan lidah sang ayah di klitorisnya. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya tak mampu membendung birahinya. Emutan sang ayah terasa begitu nikmat. Dari mulutnya terdengar erangan lirih membuat Burhan semakin bergairah mengoral kewanitaannya. “Ow … yahhhh … geliiii yahhhhh” rintihnya. Tangannya menyelinap kedalam bokser sang ayah lalu mengocok kontolnya. Puas menjilati memek Ayu Burhan lalu menindihnya. Ia melumat bibirnya dengan panas. Lalu ciumannya beralih keleher terus turun kepayudaranya yang sekal. “yaaaahhhh Masuin yaaahhh … ” pinta Ayu serak. Tangannya membimbing kontol sang ayah keliang memeknya. “Masuin apa nak … ? ” Goda Burhan. “Masuin ini yahhh …” jawab Ayu tak sabar sembari meremas-remas kontol Burhan. “Ini apa sayang …? Bicara yang benar” tanya Burhan menggodanya. ” Masuin … kontol ayah kememek Ayu cepatannn … ” jawabnya gemas. Ia benar-benar sudah tak tahan. Tanpa malu-malu lagi ia meminta kepada ayahnya tersebut. Setelah melebarkan kedua paha Ayu Buhan langsung menuntun kontolnya keliang memek sang putri. Kontolnya digesek-gesekkannya dibelahan memek Ayu. Selanjutnya di masukinya perlahan-lahan. Ayu menahan napas ketika sedikit-demi sedikit kontol ayahnya memasuki liang memeknya. “Ohhh yaaahh … gede banget …” rintihnya. Kontol ayahnya terasa begitu ketat menganjal didalam memeknya. Membuatnya seperti ingin kencing. “Sempit banget memekmu nak … ohhh nikmat baget sayang ” racau Burhan. Ia memejamkan matanya menikmati cengkraman rahim sang putri dibatangnya. Lalu dengan penuh napsu dilumatnya kembali bibir Ayu yang mungil. ” Ayah sayang kamu nak, kamu cantik sekali ” bisiknya mesra. “Ayu juga sayang ayah” jawab Ayu. “Sudah lama ayah menginginkan saat seperti ini ” bisik Burhan. ” Ayu bahagia sekali bisa* bersama ayah seperti ini ” balas Ayu matanya tampak berkaca-kaca. ” Kenapa menangis” tanya ayahnya. ” Ayu bahagia yahh, Ayu ingin selalu bersama ayah seperti ini … Ayu suka incest ini yahh …” bisiknya. “Kita akan terus bersama sayang” jawab Burhan sembari mencium kening sang anak dengan penuh perasaan. ” memek Ayu nikmat banget … ” godanya. “Kontol ayah juga nikmat” balas Ayu. Lalu bibir keduanya menyatu,* berciuman dengan panas saling hisap. Kontol Burhan mulai bergerak keluar masuk didalam liang memek sang putri yang basah. Tangannya meremas-remas buah dada putrinya yang ranum. “Ohh yaaahhh ini indah baget …. oww masuin dalam-dalam yaahhhh ” racau Ayu. Koncokan kontol sang ayah dimemeknya terasa nikmat tiada tara. Kontol ayahnya yang besar dan panjang begitu mantap mengisi setiap relung dirahimnya. Mulutnya meracau tak karuan sementara pinggulnya bergerak liar menyambut sodokan kontol sang ayah. Kurang lebih sepuluh menit kemudian ia merasakan suatu yang nikmat menyesak keluar dari rahimnya. “Ohhh yahhh… Ayuu tak tahan. yaaaaahhh … ” ia mengerang keras mendekap sang ayah, tubuhnya mengejang dengan napasnya memburu. Beberapa saat kemudian ia terkulai lemas mendapati orgaisme pertamanya. Burhan mendekap sang putri dengan erat penuh kasih sayang. Kontolnya ditekannya lebih dalam dan membiarkan sang putri menikmati orgaismenya. ” nikmat sayang” tanyanya. ” nikmat banget yahhhh” jawab Ayu lirih. Ia memeluk erat sang ayah menikmati sisa orgaismenya. Ia merasa begitu damai. Menyatu dengan tubuh sang ayah memberikan kepuasan tersendiri baginya. Kepuasan yang tak didapatinya dari orang lain termasuk suaminya. Beberapa menit kemudian Ayu kembali mendesah lirih ketika sang ayah kembali mengenjotnya. Kontol ayahnya bergerak keluar masuk dimemeknya. Birahinya kembali terpancing. Keduanya kembali bergumul dengan panas. Cukup lama pada posisi ini, lalu ia menaiki tubuh sang ayah dan memompa kontol Burhan dari atas. Pinggulnya bergerak turun naik, kadang berputar dengan liar. ” ohhh nakkk … nikmat banget sayang… kamu pintar …” desah Burhan. Matanya meram melek menikmati gesekan rahim Ayu dikontolnya. Cukup lama bersetubuh, keringat bercucuran dari tubuh mereka. Hingga akhirnya Ayu mengerang keras mendapati orgaisme keduanya. Ia kembali terkulai lemas. Lama tak bersetubuh ternyata membuatnya cepat orgaisme. Burhan kembali menaiki tubuh Ayu dan mengenjotnya dengan cepat. Kontolnya bergerak keluar masuk. Ia memejamkan matanya menikmati tiap hujaman kontolnya dirahim anak kandungnya tersebut. Gairahnya menggelora. Tak ingin rasanya ia mengakhiri kenikmatan itu. Persetubuhan sedarah itu memberikan sensasi yang luar biasa baginya.* Memberikan kepuasa tersendiri. Lima belas menit berselang ia merasakan sesuatu yang nikmat mendesak keluar dara kontolnya. ” ohhhh sayang … ayah mau sampai … cium ayah nak” desahnya. Keduanya lalu berciuman dengan panas. Sementara kontol Burhan menghentak-hentak diliang memek Ayu. Beberapa saat kemudian ia mengerang keras dan melepaskan spermanya dalam rahim anak kandungnya tersebut. “Nikmat baget sayang …” ucapnya tanpa melepaskan pungutannya dibibir Ayu. Ayu mendekap ayah kandungnya tersebut dengan erat. Sperma sang ayah terasa hangat dirahimnya. Ia benar-benar puas malam itu. “Love you yahhh … Buat Ayu terus sepetri ini … “ bisiknya manja.<br />*** Semenjak malam itu Ayu tak lagi kesepian walaupun suaminya jauh darinya, ayahnya mengambil peran suaminya. Keduanya bersetubuh setiap kali ada kesempatan. Mereka lakukan ditempat tidur, kamar mandi, ruang tengah bahkan dapur dan tak jarang dihotel. Ketika ibunya tak ada, keduanya bagaikan pasangan suami istri berbugil ria sepanjang hari. Bahkan ketika ibunya adapun keduanya masih melakukannya, Burhan sudah tergila-gila dengan tubuh anak kandungnya tersebut. Ia selalu bernapsu melihat tubuh Ayu, begitupun Ayu tak pernah bosannya disodok ayah kandungnya tersebut. Tak jarang ketika ibunya ada, sang ayah menyelinap kekamarnya lalu keduanya bersetubuh kilat. Kadang hanya beberapa kali sodokan saja kontol sang ayah dimemeknya. Namun itu sudah cukup bagi keduanya untuk tetap melakukannya.<br />Tamat</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-20625780758815037372017-10-09T08:38:00.002-07:002017-10-09T08:38:55.908-07:00cerita sex mantan muritku jadi teman tidurku<b><a href="http://www.ceritasange.club/">cerita sex mantan muritku jadi teman tidurku</a></b> Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.<div>
<br /></div>
<div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">Novel Cerita Akan Membagikan Cerita Yang Asik Di Antaranya, </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Bokep</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> </i></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">, <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a> ,</span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20bugil" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto bugil</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> ,</span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Hot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Hot</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , <a href="http://www.novelcerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a></span></div>
<div>
<br /></div>
</div>
<img alt="Cerita Dewasa 2017 Bekas Muridku Ku Entot" height="400" src="http://www.ceritadewasa21.net/wp-content/uploads/2017/05/03.jpg" style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; text-align: center;" width="278" /><br />Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.<br /> Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. <br />Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD. Sandi sangat sopan dan tau diri.<br /> Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.<br /> Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku. Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, <br />suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali<br />. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Cerita Dewasa 2017 Bekas Muridku Ku Entot – Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. <br />Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi. Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. <br />Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur. “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher. Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. <br />cerita sex terbaru - mantan muritku jadi teman tidurku – Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba. Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. <br />Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. <br />Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Sandi!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. <br />Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. <br />Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak. “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta. “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi. “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah” Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu. “Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali. “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil. Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku. “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya. Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya. “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar. Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak. Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah. “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!! Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit. Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!” Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis. “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit. “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang. “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!” “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!” “Oh, ah, uuugghhh… ” “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…” Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan.<br /> Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme. Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku. “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang. “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi. “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!” Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga. “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ” “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!” Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku. “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. <br />Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas. “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian. “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku. Sandi lalu menetek seperti bayi. <br />Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata, “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga. Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa. Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan. Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi. Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku. “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus. Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha. “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku. “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri. Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus. “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?” “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan. Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap. “Dari sini bu..” Bisiknya. Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu. Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH. “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang. Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”. Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”. Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku. Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan. Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu. “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..” Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah. Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi. Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas. Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet. Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau. “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.” Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah. Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang. “Ssaann.. Aarghh..” Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung. “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau. “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.” Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan. Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya. Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah. Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras. Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi. Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku. “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang. Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi. Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya. Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal. Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak. “Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan” “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” . Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak. “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!” “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..” Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan. Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan. Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku. “Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut. Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.</div>
angka jituhttp://www.blogger.com/profile/06036594808883977898noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-64970948354660192202017-10-03T06:12:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.448-08:00Skandal Majikan Wanita Bersama Petugas Satpam<div><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div><img border="0" src="https://2.bp.blogspot.com/-xPef2GrWSSA/WccjR7jEiaI/AAAAAAAAF8Y/b5-uPFHwObo2BcM0A1YyKyo8K9IkOICfQCLcBGAs/s640/Skandal%2BMajikan%2BWanita%2BBersama%2BPetugas%2BSatpam.jpg" /><div><br /><b><i>Cerita Panas</i> </b>ini bermula dari seorang petugas satpam yang bekerja pada seorang kaya raya pengusaha batu bara, namun karena sang juragan wanita sering ditinggal pergi luar negeri dalam waktu lumayan lama oleh sang suaminya, akhirnya si wanita melakukan hubungan sex dengan petugas satpamnya. Dan kisah ini berlanjut dengan berbagai cerita seks dari keduanya hingga tiada yang mengetahuinya, inilah kisahnya.<br /><br />Pаk Mardi аdаlаh lаki-lаki 40 tаhunаn уаng dulunуа bеkеrjа ѕеbаgаi anggota kepolisian, nаmun ѕеkаrаng раk Mardi diресаt kаrеnа kаѕuѕ kеdiѕiрlinаn kаrеnа раk Mardi ѕеring gаk bеrаngkаt dinаѕ hаnуа untuk uruѕаn уаng gаk реnting-реnting. Pаk Mardi ini mеmiliki tubuh уаng ѕаngаt kеkаr, bеrkulit lumауа hitаm dаn tеntunуа wаjаh уаng ѕеrаm. Sеuѕаi diа diресаt dаi tеntаrа, diа ѕеkаrаng bеkеrjа jаdi ѕаtраm diѕеbuаh rumаh уаng ѕаngаt bеѕаr dаn ѕаngаt mеgаh ѕеkаli, hаmрir ѕереrti iѕtаnа, nаmun раk Mardi diѕitu bеkеrjа ѕеndiriаn. Pаk Mardi ѕааt ini bеkеrjа раdа реnguѕаhа Batubara уаng kауа rауа. Diа jugа mеmрunуаi mаjikаn реrеmрuаn уаng bеrnаmа Dea.<br /><br />Diа mаѕih lumауаn mudа ѕеkitаr 30 tаhunаn dеngаn tubuh уаng gаk реrlu dibiсаrаkаn lаgi, kаrеnа wаjаh dаn tubuhnуа ѕаngаt menggairahkan dаn mеmbuаt nаfѕu ѕеtiар lаki-lаki. Sеtеlаh kurаng lеbih ѕеtаhun раk Mardi bеkеrjа dirumаh mеgаh itu, раk Mardi ѕеtiар mаlаm mеndараti kеduа mаjikаnnуа ѕеdаng bеrhubungаn intim. Yаng biаѕаnуа раk Mardi hаnуа dараt mеlihаt tubuh ѕеkѕi mаjikаnnуа itu tеrbаlut раkаiаn, ѕеkаrаng ѕеtiар mаlаm раk Mardi dараt mеlihаt lаngѕung tubuhnуа уаng ѕеkѕi itu tеlаnjаng bulаt.<br /><br />Kеtikа раk Mardi mеngintiр kеduа mаjikаnnуа ѕеdаng bеrѕеtubuh раk Mardi mеmbауаngkаn kаlаu diа уаng аdа diроѕiѕi mаjikаn lаki-lаkinуа itu dаn mеnikmаti tubuh mаjikаn wаnitаnуа itu. nаmun раk Mardi mеndеѕаh kаrеnа ѕеmuа itu hаnуа khауаlаn dаn tаk mungkin аkаn tеrjаdi.<br /><br />Hinggа ѕuаtu mаlаm, ѕааt itu ѕеdаng gеrimiѕ. Pаk Mardi duduk ѕеndiriаn didаlаm роѕ. bеdа dеngаn уаng lаin, роѕ раk Mardi ini ѕаngаt lеngkар ѕереrti kаmаr рribаdi. Kеmudiаn раk uаng dikаgеtkаn dеngаn dаtаngnуа mаnjikаn wаnitаnуа. Mаjikаn wаnitаnуа ѕеngаjа mеndаtаngi раk Mardi untuk mеnghilаngkаn jеnuhnуа, iа bеrjаlаn-jаlаn di hаlаmаn itu dаn mеmbаwа mаkаnаn kесil untuk Mardi. Iа kе ruаng ѕаtраm dаn duduk didаlаmnуа, Mardi mеnjаdi ѕаlаh tingkаh.<br /><br />“Bu, ѕауа tidаk еnаk ѕаmа Ibu. Mаѕаk Ibu duduk di ruаng ini?” kаtа Mardi.<br />“Ohhh… ndаk ара-ара lа, Pаk? Mаѕаk… duduk ѕаjа ndаk bоlеh?<br />“Sауа tаkut nаnti Pаk Bagas mаrаh,” jаwаb Mardi.<br />“Oооо itu tо… Mаѕ Bagas ѕеkаrаng ѕеdаng di Kаnаdа. Jаdi, ndаk ара kоk, раk,” tеrаng Dea.<br />“Kаlаu Pаk Mardi kеbеrаtаn ѕауа diѕini, Bараk ѕаjа уаng kе dаlаm, kаn kitа biѕа biсаrа-biсаrа, Pаk?” kаtа Dea.<br />“Bаiklаh, Buk,” kаtа Mardi,<br />“Tарi hаri аkаn hujаn tаmраknуа.”<br /><br />Lаlu Dea bеrjаlаn kеdаlаm rumаhnуа dаn diikuti Mardi di bеlаkаng. Dаri bеlаkаng iа реrhаtikаn tеruѕ рinggul mаjikаnnуа itu уаng ѕааt itu mеmаkаi сеlаnа tidur dаn blоuѕе dаri ѕutrа. Di dаlаm ѕаlаh ѕаtu ruаngаn di rumаh itu, Dea dаn Mardi bеrbinсаng- binсаng tеntаng bеrbаgаi hаl, ѕаmраi tеntаng mаѕаlаh dаlаm kаmаr tidur Dea dаn Bagas. Sеdаng hаri ѕааt itu di luаrаn hujаn dеrаѕ.<br /><br />Kаrеnа ѕuаѕаnа dаn dinginуа mаlаm itu, ditаmbаh lаgi реmbiсаrааn уаng tеrlаlu mеnуеntuh tеntаng uruѕаn rаnjаng, mеmbuаt Mardi mеngеtаhui rаhаѕiа kаmаr Dea dаn Bagas itu. Mardi mеrаѕа mеndараtkаn реluаng untuk mаѕuk kе dаlаm рribаdi Dea. Dеngаn bеrbаgаi саrа dаn rауuаn, Mardi рun tеlаh dараt mеngеnggаm tаngаn Dea dаn mеmеluknуа. Dеngаn саrа уаng lеmbut iа dараt mеnсium bibir Dea уаng mungil itu.<br /><br />Dea ѕеdikit mеnуеѕаl kаrеnа iа tеlаh jаtuh dаlаm kеlеmbutаn уаng dibеrikаn Pаk Mardi. Dеngаn kеlihаiаn Mardi mеmреrmаinkаn Dea, mаkа Dea dараt iа giring kеdаlаm ѕаlаh ѕаtu kаmаr di rumаh itu. Di kаmаr уаng diреruntukаn bаgi tаmu itu, Dea iа tuntun. Di dаlаm kаmаr itu iа bаringkаn Dea dеngаn hаti-hаti dаn iа rаbа buаh dаdа Dea tаnра mеmbuаt Dea mеrаѕа mеnуеѕаl. Lаlu iа bukа blоuѕе tidur dаn BH уаng mеnutuрi dаdа Dea ѕаtu реrѕаtu.<br /><br />Di bеlаhаn dаdа Dea iа ѕinggаh untuk mеmilin рuting dаn mеngggigit dаdа Dea hinggа mеmеrаh. Dea ѕааt itu tidаk ѕаdаr bаhwа iа tеlаh рunуа ѕuаmi dаn jаtuh tеrlаlu dаlаm. Dеngаn tаngаnnуа, Mardi mеmbukа сеlаnа tidur Dea dаn lаlu сеlаnа dаlаmnуа ѕеhinggа tеrlihаt bulu-bulu hаluѕ уаng tеrtаtа rарi mеnutuрi rоnggа vаginа Dea. Dеngаn lеluаѕа jаri tаngаn Mardi mаѕuk dаn mеmреrmаinkаn lоbаng vаginа Dea hinggа Dea ingin сераt dituntаѕkаn.<br /><br />“Ahggggggggghhhhh, Pаkkk…. Cераt, Pаk…” Dеnguѕ Dea ѕааt itu.<br /><br />Lаlu Mardi mеmbukа ѕеluruh раkаiаnnуа ѕеhinggа iа рun kini tеlаh tеlаnjаng bulаt. Mardi уаng ѕеlаmа ini hаnуа mеlihаt Dea tеlаnjаng ѕааt bеrѕеnggаmа dеngа ѕuаminуа, kini dараt mеlihаt ѕеndiri dаri dеkаt dаn mеrаѕаkаn lаngѕung kеhаngаtаn tubuh Dea уаng ѕеlаmа ini hаnуа biѕа iа bауаngkаn. Mardi рun lаlu mеmbukа kеduа kаki Dea hinggа kеduа kаki уаng jеnjаng itu tеrtаut di kеduа bаhunуа уаng bidаng. Iа аrаhkаn реniѕnуа уаng tеgаk, ѕiар untuk mаѕuk kе dаlаm vаginа Dea уаng mаѕih kесil itu.<br /><br />Dеngаn ѕеdikit diраkѕа, аmblаѕlаh реniѕ Pаk Mardi kеdаlаm lоbаng itu. Dea hаnуа biѕа mеnggigit bibir bаwаhnуа mеnаhаn rаѕа nуilu dаn реrih ѕааt dimаѕuki kеmаluаn Mardi. Bеbеrара ѕааt lаmаnуа Mardi tеruѕ mеnggеnjоt dаn mеmаjumundurkаn реniѕnуа di dаlаm vаginа Dea hinggа Dea mеrаѕаkаn nikmаt dаn оrgаѕmе. Lаlu Mardi рun mеmunсrаtkаn mаninуа di dаlаm vаginа Dea.<br /><br />Iа biаrkаn ѕаjа tumраh di dаlаm tubuh nуоnуа mаjikаnnуа itu. Sаmbil реniѕnуа tеtар tеrtаnаm di dаlаm vаginа Dea, Mardi рun diаm di аtаѕ tubuh Dea mеlераѕ lеlаhnуа hinggа iа tеrtidur. Dea рun tеrgоlеk bеrѕimbаh kеringаt. Sааt itu kеringаt Mardi tеlаh bеrсаmрur dеngаn kеringаt Dea.<br /><br />Tidаk аdа lаgi уаng mеmbаtаѕi kulit mеrеkа. Tubuh Dea mаѕih tеrhimрit dibаwаh dаlаm kеаdааn lеmаѕ dаn рuаѕ. Mаlаm itu Pаk Mardi mеlаkukаnnуа ѕеbаnуаk duа kаli lаgi dаn Dea рun tidаk ѕеmраt mеnоlаknуа. Sеjаk ѕааt itu, bilа аdа kеѕеmраtаn, di ѕаlаh ѕаtu kаmаr rumаh itu Dea mаuрun Mardi bеrрасu dаlаm birahi. Bagas tidаk tаhu dаn hаnуа mеrеkа bеrduаlаh уаng mеnуimраn rаhаѕiа itu, hinggа ѕааt ini.<div style="color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: small;"></div></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-13480671625760231072017-09-15T05:24:00.002-07:002017-09-15T05:24:35.008-07:00Cerita Mesum Perkosa Seorang Karyawati Hotel Berbintang<div>
<img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn23TGUUhfWF-isn2WHt7m5dhWdLLE92Nhrefm3p4ltW7pD2IwbYk4G31ncU6_lqPrpFnwdw26cv7kazn8_SxmI4ubYHGJEGS1H4r5XxLXXWjqk_Lx1ysY6uQBLpxhkN55dQ4DqFy0aII/s320/Cerita-Mesum-Perkosa-Seorang-Karyawati-Hotel-Berbintang.jpg" width="240" /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<b><a href="http://www.ceritasange.club/">Cerita Mesum</a></b> - Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan memberi seminar di mana-mana. Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia dengan keluargaku. Suatu ketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet, aku temukan dia, perempuan ini bernama Mila. Mempunyai keinginan birahi yang nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.<br /><br /><br /><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">Sekilas Cerita Akan Berbagi Tentang </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/cerita%20dewasa" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Sejagad</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sex</i></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentrot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Ngentot</b></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tukar%20Pasangan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tukar Pasangan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Toge Montok</a> </b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span></div>
<div>
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span></div>
Dalam chat dan email aku berhasil mengetahui bahwa dia bekerja di suatu hotel di Jogja sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu lagi aku mesti memberikan seminar 2 hari di Undip Semarang.<br /><br /><br />Tak sabar menunggu hari itu, masih asyik aku mengorek informasi melalui e-mail. Kami bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak mengirim photo yang sebenarnya), Mila bahkan sempat mengirim photonya ketika dia diikat oleh GMnya.<br /><br /><br />Oh ya, menurut pengakuannya usianya 34 tahun, Mila sudah 3 tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu sekali.<br /><br /><br />Mila mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki yang sudah lama ia kenal dan mengaku selama itulah dia mengagumi Mila, kira-kira sejak pertemuan mereka yang mana Mila menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Mila sebagai Sales Managernya. Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di Semarang, tidak tinggal bersama karena karir. Sehingga saat dia tidak pulang ke Semarang, Milalah yang mengisi kekosongannya itu.<br /><br /><br />“Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini sudah mau berangkat mas,!”<br /><br /><br />Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara atau Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan adikku tinggal. Tapi saat ini aku sudah punya niat lain, aku akan menculik si Mila yang ngegemesin dan selalu mengganggu pikiranku, sudah sebulan lebih ini aku selalu main internet khusus untuk bisa baca tulisannya atau lihat foto hornynya.<br /><br /><br />Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memang diam-diam aku membawa foto ke paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.<br /><br /><br />Hotel tempatnya bekerja berdiri tepat bersebelahan dengan hotelku. Setelah aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari sudah sore aku tahu persis bahwa Mila itu pasti sudah pulang, jadi rencana akan dijalankan besok.<br /><br /><br />Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli beberapa gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan. Tentunya juga gunting yang cukup tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada lubangnya sehingga bisa dimasukin tali.<br /><br /><br />Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan katanya Mila kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis (mungkin dia nggak pernah diperhatikan sang GM).<br /><br /><br />Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident aku datangi kamar kerjanya Mila. “Wah orangnya tepat seperti yang di photo yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat bodynya..hmm!”<br />Mila berdiri dan kami bersalaman; hatiku sangat bersyukur. Segera aku menguasai diri dan memperkenalkan diri bahwa aku adalah Steering Comitte dari suatu seminar internasional mengenai Lingkungan Hidup dan berminat menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh.<br /><br /><br />Mila menjelaskan harganya dan menanyakan kapan acaranya akan dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku sudah beres (padahal seminar itu rekayasaku belaka). Mila menjelaskan panjang lebar tentang paket seminar dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku semakin kagum, lalu..<br /><br /><br />“Bagaimana kalau proposalnya bisa Dik Mila antarkan ke hotel saya?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.<br />“Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Mila.<br />“Lho maunya memang begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar sudah penuh” balasku.<br />“Betul Pak, mungkin besok Bapak bisa menginap disini dan bersedia mencoba pelayanan kami di sini?”<br />“Boleh saja,.!” jawabku sambil mengharapkan ‘pelayanan’ yang lain.<br />“Saya bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil menyembunyikan kekagumanku akan ketertarikanku padanya. Mila tidak cantik, dia menarik dan menawan. Lalu Mila berjanji akan mengantarkan proposalnya besok jam 10.30 pagi.<br /><br /><br />Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Mila sudah datang.<br />“Mila mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho, ada istri saya juga, biar saya kenalkan sekalian!”<br />“Oh ya, kebetulan saya belum pernah lihat kamar suite di hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.<br /><br /><br />Sampai di suite roomku, aku silakan Mila duduk. Mila terlihat sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini Mila mengenakan blus berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan model kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga nyaris ujung bajunya, memakai rok hitam serta menggenggam HP Nokia 3650 warna Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang. Di tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan minuman, dia memilih apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang sudah kucampur obat tidur yang kubeli kemarin dari toko obat di Malioboro.<br /><br /><br />“Ibu di mana Pak,” tanya Mila seraya meminum juicenya<br />“Oh, ada di kamar mandi..”<br />“Buu,.. buu..!” teriakku seolah-olah ada dia di sana.<br /><br /><br />Mila meneguk kembali minumannya sampai hampir habis dan betul juga kata si engkoh, Mila langsung tertidur di sofa ruang tamu.<br /><br /><br />Baca Juga<br />Cerita Mesum Perkosa Seorang Karyawati Hotel Berbintang<br />Cerita Mesum Dikamar Kost Dengan Cewek ABG<br />Cerita Seks Dengan Wanita Cantik Yang Ada Dikampungku<br />Setelah pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka bajunya yang selalu nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terakhir CD merk Sloggy yang nampak bersih. Selanjutnya aku mulai menerapkan cara ikatan yang kuintip dari internet. Katanya yang paling canggih itu yang dari Jepang namanya Karada. Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut dia terbangun, jadi biar aman tangannya dulu.<br /><br /><br />Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lalu kedua tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan jenis yang mengunci (seperti laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan tali lagi ke leher ah jangan kasihan nanti bisa tercekik. Walaupun nggak ada di teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melewati susu dan di bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat sampai dadanya membusung seperti gunung merapi mau meletus.Cerita Sex<br /><br /><br />Agar kakinya nggak menendang walaupun masih pakai sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat pakai tali lain. Sepatu ini yang dinamakan dia sepatu sexy.. dalam beberapa e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina dan keatas lagi di belakang dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Memastikan Mila sudah terikat erat, aku langsung menggendongnya,<br /><br /><br />“Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu meletakkannya di tempat tidur dalam posisi miring, karena tangannya terikat ke belakang. Aku tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan kamar tidurku. Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, sampai tertidur di sebelah Mila.<br /><br /><br />Aku terbangun oleh suara makian wanita.<br />“Shit, ugh! Apaan ini!?”<br />Mila dengan wajah ketakutan melihat tubuhnya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku berhasil mengikat Mila, dan ia terbangun sambil memaki-maki,<br />“Pak, sadar Pak.. Ibu ada di kamar mandi.. berani-beraninya berbuat begini pada saya” teriak Mila sambil meronta-ronta berusaha membuka ikatannya.<br />“Lepaskan aku”<br />Takut terdengar kamar sebelah sebelum Mila berhasil berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,<br />“..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.<br />Mila mulai mengeliat mencoba membebaskan dirinya, akan tetapi semakin tangannya bergerak maka semakin kencang juga ikatan yang ada di buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot marah, ia terlihat kesakitan tapi mungkin ia menikmati juga.<br />“Oh Mila sayang, istriku memang ada di kamar mandi, tapi di rumahnya di Bogor,” jerit tawaku yang kubuat seram.<br />“Permainan baru akan dimulai Mila” kataku dengan tegas.<br />“Uugh, mmh, awwh!!” Mila hanya bisa mengeluh tanpa suara.<br /><br /><br />Matanya mulai berkaca-kaca dan kelihatan putus asa. Aku mulai bekerja jepitan baju kupasang di kedua putingnya dan dihubungkan dengan tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Mila meronta-ronta menggerakkan tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya, tapi hasilnya adalah ikatan di buah dadanya semakin menyakitkan, juga putingnya menjadi tertarik oleh jepitan baju dan menambah rasa sakit.<br /><br /><br />Masih belum puas aku meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm dari buah dadanya, ternyata ia tidak terlalu kesakitan maka kudekatkan jadi jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! semakin terikat dan makin sakit dan ia telah melewati entah orgasme yang keberapa kalinya melalui tali yang melilit melalui vagina dan anusnya.<br /><br /><br />Akhirnya Mila nampak memelas sekali seperti minta diampuni, mungkin karena sudah terlalu lelah meronta-ronta dan orgasme.<br /><br /><br />“Kamu akan saya lepaskan kalau mau ngemut punyaku dan minum sampai bersih, ok?”<br /><br /><br />Matanya mengedip lemah. Tapi aku belum puas, aku berubah pikiran, apalagi buah zakarku yang sangat bersemangat sudah menunjuk-nunjuk ke Mila! Aku membuka ritsluiting celana kemudian melepaskan ikatan di kakinya yang rapat itu lalu pergelangan kakinya yang masih terikat dengan sepatu yang sexy itu kusambungkan ke kaki tempat tidur sehingga Mila terlentang dalam posisi tangan terikat ke belakang sementara kakinya terikat terlentang.<br /><br /><br />Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang ternyata sudah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berkali-kali hingga spermaku muncrat. Aku terbaring lunglai, di atas tubuh Mila yang berbusana tali itu, setelah mencapai puncaknya,<br /><br /><br />“Good Girl” kataku sambil memegang kepalanya seperti aku menyayang-nyayang anjing kesayanganku si Bonci. Mila pingsan tak sadarkan diri.<br /><br /><br />Segera aku membersihkan tubuhnya sekedarnya dengan handuk yang kubasahi, memakaikan pakaiannya lengkap dengan blus biru kerah shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi. Memakaikan CD setelah spermaku kubersihkan. Aku ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti tubuhnya yang berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya aku satukan lagi dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di e-mail) itu aku kulum dengan gemas.<br /><br /><br />Memastikan tangan kakinya sudah terikat, serta mulutnya sudah tersumbat, aku utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lalu serta merta mematikannya, kulihat banyak miss call dan SMS, beberapa dari GMnya<br />“Mami, sudah jam 5 sore kok belum kembali. Sales Call, posisi?” ada 4 SMS yang bernada serupa.<br /><br /><br />Kumatikan HPnya supaya dia jangan sampai bisa SMS untuk minta tolong, juga aku cabut kabel telpon di kamarku.<br /><br /><br />Mila mulai siuman, kemudian kuperlihatkan handycam yang tadi telah di pasang pada tempat tersembunyi. Aku mengancam jika bilang siapa-siapa, rekaman ini akan aku upload situs dewasa, bahkan bisa kuperbanyak dan kujual kuedarkan.<br /><br /><br />Matanya kutatap, berkaca-kaca, Mila meronta-ronta kali ini apa daya lakban perak sudah mengikat erat dan merekat di tubuhnya, Mila menangis tersedu-sedu, putus asa dan pasrah. Semalaman penuh Mila kugarap sedemikian rupa, karena aku akan check out besok pagi, jadi malamnya aku perkosa hingga dia pingsan lagi.Cerita Hot<br /><br /><br />Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi. Aku tinggalkan dia di kamarku dengan tubuhnya yang berbusana namun tetap terikat lilitan lakban perak, kubiarkan tanda Do Not Disturb menggantung di pintu kamarku. Aku langsung kembali ke Bandung dengan KA Argowilis.<br /><br /><br />Di KA sambil menikmati hasil rekaman video pada laptopku, aku menyiapkan cerita ini dan kukirimkan kepadanya lewat e-mail sehingga dia tahu siapa sebenarnya yang ‘telah memperkosanya’. Entah bagaimana dia bisa melepaskan ikatannya, menjadi misteri sendiri.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-40303505913065965432017-08-23T09:54:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.485-08:00Pemerkosaan Pembantu yang Montok Dan Bahenol<div><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qG82_vDr3EJt9zpPQsp9hxSq0zb6DSR7E19rjygBYiKDFMo3kR-V09ImULZ2-hnpTQwEBJsJizdFIMPAnAuZwQ_5YECO9Puq4zpGqklSljOTmE9t6BURB-gFcP6Xp1cEXQD5IL25krz0/s320/Pemerkosaan+Pembantu+yang+Montok+Dan+Bahenol.jpg" /><br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Pemerkosaan Pembantu yang Montok Dan Bahenol</a></b> – Waktu SMP kelas dua, di rumah ada pembantu, namanya Bi Encum. Aku suka melihat Bi Encum makannya banyak. Gak heran badannya juga gemuk. Nah, kebetulan kamarku di lantai dua, dan dibawahnya pas kamar mandi Bi Encum. Lantai kamarku itu cuma pakai multiplex tebal yang dilapisi karpet plastik yang agak tebal juga. Di antara lantai kamarku dengan kamar mandi Bi Encum nggak ada pembatas atau eternitnya.<br /><br /><br />Aku cari akal gimana caranya bisa ngintip Bi Encum kalo lagi mandi dari lantai kamarku. Aku pikir, kalau ada lubang dari kamarku pasti bisa langsung kelihatan isi kamar mandinya Bi Encum. Lalu aku cari sela-sela lantai di kolong ranjangku agar tidak mudah ditemukan orang. Sedikit demi sedikit kulubangi lantai dengan obeng kecil. Jadilah lubang sebesar satu centimeter tapi cukup besar untuk melihat sesisi kamar mandi pembantu. Nah, sejak saat itu aku rajin mengintip Bi Encum mandi dari atas. Bi Encum ini orangnya baik, kulitnya agak putih, bersih, dan toketnya gede banget. Kadang dia suka mainin toketnya kalo lagi mandi. Aku sering coli juga kalau pas lagi ngintip Bi Encum mandi. Cerita Seks Terbaru<br /><br />Suatu saat, aku dikasih dua butir pil tidur sama teman. Pil itu aku umpetin di atas lemari, di sela tumpukan barang-barangku. Nah, aku percaya kesempatan itu nggak datang dua kali. Suatu ketika, berbulan-bulan kemudian, keluargaku pada liburan ke rumah Nenek di Jawa Barat. Aku ditinggal berdua saja dengan Bi Encum karena aku bilang, malas pergi-pergi.<br /><br />Malamnya sehabis makan, aku tumbuk dua butir pil itu di kamarku hingga menjadi halus sekali dan aku masukkan ke lipatan kertas, lalu aku kantungi di celana pendekku. Tak lama kupanggil Bi Encum ke atas agar menemaniku nonton TV di ruang TV yang ada di depan kamarku di lantai dua. Di ruang TV ini nggak ada kursi sama sekali, cuma pakai permadani lama saja sebagai alasnya dan beberapa bantal besar.<br /><br />Sebentar kita nonton, aku bilang ke Bi Encum mau turun ke dapur mengambil minum. Aku lalu membuat dua gelas sirup. Yang satu kububuhi tumbukan pil tidur tadi. Sempat lama mengaduknya karena serbuk itu masih ada yang mengambang, tapi lama-lama hancur juga. Aku bawa dua gelas sirup tadi ke atas. Sirup yang sudah dibubuhi serbuk pil tidur kukasihkan ke Bi Encum. Bi Encum tadinya nolak, tapi aku bilang, “Nggak apa-apa, Bi. Sekalian tadi bikinnya.”<br /><br />Sambil nonton TV, aku ngobrol ngalor-ngidul dengan Bi Encum. Bi Encum ini seorang janda, umurnya sekitar 30 tahunan. Yang aku pernah dengar cerita dari Ibuku, Bi Encum dicerai suaminya karena nggak bisa punya anak. Mungkin mandul. Posisi kita nonton berdua duduk di lantai, tapi nggak lama, Bi Encum merubah posisinya dari duduk, menjadi tiduran sambil kepalanya ditopang bantal besar.<br /><br />Aku terus ajak dia ngobrol sambil nonton TV. Lama-lama, kok aku kayak ngomong sendiri? Nggak taunya Bi Encum sudah tertidur. Aku diam sambil cari akal, ada kali setengah jam sambil melirik posisi Bi Encum yang tidur melingkar seperti pistol. Bi Encum pakai daster hijau selutut.<br /><br />Aku panggil Bi Encum, “Bi.. Bi Encum..” Tapi tak menjawab. Lalu aku pegang tangannya sambil kuguncang-guncangkan dan panggil namanya perlahan, “Bi.. Bi Encum..” Oh, ternyata dia sudah pulas. Aku cek lagi dengan mengguncang-guncangkan pahanya,<br /><br />“Bi.. Bi Encum..” Dia tetap diam, napasnya saja yang turun-naik teratur. Ternyata Bi Encum sudah pulas sekali. Jantungku berdegup keras.<br /><br />Dengan terburu-buru aku turun ke bawah untuk mengunci pagar halaman, pintu depan, dan pintu dapur. Gorden tak lupa kurapatkan. Bret! Lalu aku matikan lampu ruang tamu dan lampu dapur. Habis itu aku naik lagi ke atas. Hmm, Bi Encum masih tertidur dengan posisi yang tadi. Lalu kukunci pintu ruang TV yang mengarah keluar. Gorden jendela kurapatkan juga. Ah, aman!<br /><br />Perlahan kudekati Bi Encum. Kuguncang-guncangkan kakinya lagi. Dia tetap tidur. Lalu kurubah posisi Bi Encum yang tadinya melingkar, jadi telentang. Bantal besar yang mengganjal kepalanya perlahan-lahan kugeser sehingga terlepas dari kepalanya.<br /><br />Dadaku terasa sakit karena jantungku berdegup kencang, napasku memburu. Lalu kuangkat perlahan dasternya dari bawah sampai ke atas perut sambil melihat mukanya, hmmm masih pulas. Sekarang terlihat paha Bi Encum yang bulat, besar, agak putih, dan bersih nggak ada bekas lukanya. Perutnya gemuk berisi. Gundukan CDnya warna krem. Menyembul di atas perutnya toket besarnya yang ditutupi BH warna krem.<br /><br />Tapi aku nggak terlalu penasaran dengan toketnya karena sudah sering melihatnya.<br />Aku lalu coba merunduk. Kuciumi mekinya yang masih pakai CD. Ah, nggak ada bau apa-apa. Lalu ku elus-elus pahanya serta mekinya perlahan-lahan sambil sesekali melihat muka Bi Encum. Ah, masih pulas, pikirku. Malah sekarang sudah mendengkur halus.<br /><br />Lalu kupegang gundukan mekinya. Hmm, tebal bangeet. Sebentar, kucoba korek sedikit mekinya lewat sela CD. Hmm, aku ingat, bulu jembinya sedikit dan jarang-jarang tumbuhnya. Keringat dingin mulai keluar dan aku semakin gemeteran. Lama aku begitu, korek-korek meki sambil elus-elus mekinya Bi Encum dari luar CD, sambil sesekali kulirik mukanya, khawatir dia terbangun.<br /><br />Lama-lama aku makin penasaran, kucoba buka CDnya. Pelan-pelan kuturunkan CDnya dari bawah pantat sambil terus melihat muka Bi Encum. Uh, berat banget badannya. Kugeser CDnya sedikit demi sedikit lewat bawah pantatnya. Keringat dingin mengucur di badanku, padahal angin malam dari luar menerobos masuk dari atas lubang pintu. Tongkolku yang terbungkus CD dan celana pendek sudah tegang banget sejak tadi.<br /><br />Berhasil! CD Bi Encum sudah lewat dari pantatnya yang besar. Tanggung, kuloloskan saja sekalian dari kakinya. Sekarang Bi Encum tidak memakai CD. Telentang. Bulu jembinya jarang, mekinya tembem dan rapat. Tongkolku jadi keras banget. Aku beringsut ke bawah kaki Bi Encum, lalu kurenggangkan kakinya. Wuaah! Ini pengalamanku yang kuingat terus sampai sekarang. Pertama kali aku bisa melihat meki cewe dengan bebas, ya saat itu. Hmm, indah sekali.<br /><br />Lalu kurenggangkan lagi kaki Bi Encum lebar-lebar sampai badanku dapat duduk bebas di antara selangkangan kakinya. Bi Encum masih mendengkur. Aku mulai merunduk di atas meki Bi Encum. Kubuka mekinya yang tembem dan rapat itu dengan kedua tanganku, perlahan. Hmm, kuciumi mekinya. Wanginya aneh, tapi justru wangi ini yang nggak akan kulupakan, gimanaa gitu.<br /><br />Aku ingat banget, lubang luar mekinya sempit, cuma segaris saja keliatannya dari luar.Pas kusibak, warna pinggir lubangnya merah tua dan dindingnya tebal, lembut, dan lubang dalamnya merah muda serta berkilat. Napasku mulai terengah-engah.<br /><br />Kucoba-coba cari yang mana sih, yang disebut klitoris itu? Aku buka-buka perlahan mekinya, tapi sepertinya saat itu aku tetap nggak tau deh, yang mana atau seperti apa bentuknya klitoris (sekarang sih udah tau, hehe..). Aku semakin penasaran. Lubang meki Bi Encum semakin kuperlebar. Lama kuperhatikan. Kini terlihat dua belah bibir kecil dengan lubang kecil ditengahnya. Bibir kecil dan lubang kecil itu berwarna merah jambu dan agak basah. Tongkolku semakin keras. Jantungku berdetak keras.<br /><br />Dengan tangan kiri, kutahan bibir meki Bi Encum, lalu kumasukkan jari telunjuk tangan kananku ke dalam lubang kecil itu. Aah, terasa lembut sekali daging merah jambu didalamnya. Lalu kuangkat jariku, kuciumi baunya. Ooh, begini toh, bau meki, pikirku cepat.<br /><br />Lalu kumasukkan lagi jari tengahku ke dalamnya, kugosok-gosokkan perlahan jariku di dinding-dinding dalam meki Bi Encum. Uuh, terasa lembut sekali daging basah di dalamnya. Lama aku begitu sambil sesekali mengelus-elus bibir luarnya dan menjilat-jilatnya dengan lidahku. Semakin penasaran, kumasukkan dua jariku ke dalam lubang kecil meki Bi Encum. Ah, ternyata muat, lalu kugosok-gosokkan lagi bergantian dengan masuknya ujung lidahku ke dalam lubang kecil itu. Agak asin-asin gurih gitu, rasanya. Tongkolku semakin keras dan terasa menyakitkan dibungkus CD dan celana pendek.<br /><br />Ah, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya Bi Encum, pikirku waktu itu. Cepat-cepat karena napsu, kupelorotkan saja celana pendek serta CDku. Kaos masih kupakai. Lalu kuambil posisi badanku di atas Bi Encum yang masih pakai daster cuma CDnya saja yang sudah lepas.<br /><br />Dengan satu tangan, kudekatkan tongkolku ke mekinya Bi Encum. Kugosok-gosokan di bibir luar meki dan bulu jembinya. Seer, seer, asik deh. Terus, kucoba masukkan tongkolku ke dalam mekinya. Duh, susah banget. Lalu kubasahi tongkolku dengan ludah yang banyak. Kucoba lagi naik di atas Bi Encum seperti orang mau push-up. Pelan-pelan dengan satu tangan kumasukkan tongkolku. Bless! Masuk kepala tongkolku yang berkilat dan licin. Pelan-pelan kusodokkan lagi dibantu dengan tanganku. Bless! Makin dalam. Rasanya hangat gitu. Bi Encum masih pulas, malah keluar liur dari bibirnya.<br /><br />Perlahan dengan napas memburu, kumaju-mundurkan tongkolku. Ugh! Rasanya hangat dan agak geli-geli gitu. Ada kali sekitar sepuluh menit aku maju-mundurkan tongkolku. Keringat dingin makin deras menetes dari badanku. Jantungku makin berdegup kencang. Daging lembut yang hangat dan licin karena basah ludahku terasa membelai-belai tongkolku. Sampai tiba-tiba terasa terasa pejuku mau keluar. Aku coba tahan tapi tak kuasa. Buru-buru kucabut tongkolku. Aku kocok sedikit, dan peju pun muncrat di permadani. Crut! Crut!<br /><br />Setelah itu yang aku ingat saat itu adalah rasa bersalah yang timbul. Dengan napas yang masih terengah-engah karena dadaku berguncang keras, buru-buru kubersihkan peju yang berceceran di permadani. Secepat kilat kupakaikan CDnya Bi Encum lagi sambil kurapihkan dasternya. Lalu aku berlari ke kamar mandi yang ada di samping kamarku. Setelah itu aku masuk kamarku dan kubiarkan TV menyala dengan Bi Encum yang masih tertidur pulas di depannya. Aku tertidur pulas sampai pagi.<br /><br />Baca Juga : Atasanku Bikin Aku Ketagihan<br /><br />Paginya Bi Encum sudah masak sarapan pagi buatku. Seperti nggak ada apa-apa dan biasa aja. Kejadian itu cuma sekali sampai Bi Encum pulang kampung – saat aku SMA – untuk dikawinkan dengan orang sekampungnya. Lebih dari itu, aku nggak berani karena takut Bi Encum bilang ke orangtuaku.<br /><br />TamatUnknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-74612918103271442712017-07-28T04:44:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.510-08:00Ratna Sebagai Tumbal Hutang Akibat Ulah Suaminya<div><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1OuCsv4WENlWPe45v2Q2ETJdv4RTrRGkrtyRHBrCP9EAXZm-hhTPXYxk6FkYjY_2h1E-zRptCZXuYR4wEPtZShMOeybDdK_UyOHiF7f_Zlr85WTrQd1aJ38sia67Nu8LrR1bG1OuNfkM/s320/Bp_fmB1CYAIKHdF.jpg" width="314" /><div><br /></div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa?&max-results=8">Cerita Dewasa Bergambar</a></b> - <i><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot?&max-results=8">Ratna Sebagai Tumbal Hutang Akibat Ulah Suaminya</a></b></i> Setelah sebelumnya ada cerita sex terbaru Si Narti, Pembantu ABG Cantik Namun Sudah Janda. selamat membaca.<br /><br />Ratna adalah seorang wanita muda beranak satu berusia 25 tahun yang memiliki wajah manis, dengan bentuk tubuhnya yang begitu semok, pantatnya yang bohay membulat membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan berdecak kagum. Ditambah lagi dengan buah dadanya yang membusung ukuran 34B dan sangat montok itu, semakin menambah keseksiannya benar benar menggiurkan, setiap mata lelaki.<br /><br />Ratna bekerja pada satu instansi pemerintah didaerah Sudirman, sebagai seorang analis yang ramah iapun sangatlah disukai oleh teman teman sekantornya. Sehari hari Ratna berangkat bekerja dari rumahnya didaerah Ciledug menggunakan angkutan umum, dengan kebiasaannya yang selalu memakai pakaian ketat semakin membuat lekukkan tubuh seksinya tampak begitu jelas, dan mengundang banyak pandangan nakal dari para lelaki yang melihatnya.<br /><br />Seperti pagi itu diangkutan yang cukup padat penumpang Ratna berdiri berdesakkan diantara para penumpang, Ratna yang pagi itu memakai pakaian ketat dengan span yang diatas lutut begitu menggoda setiap lelaki yang berdiri didekatnya, untuk merapatkan tubuhnya ketubuh Ratna yang sangat seksi dan montok itu.<br /><br />Saat itu ada seorang laki laki yang berdiri tepat dibelakang Ratna, dengan perlahan mulai merapatkan tubuh depannya kebagian belakang tubuh Ratna, dengan memanfaatkan goncangan mobil angkutan yang sesekali terguncang itu, laki laki itu mulai menempelkan batang penisnya yang masih tertutup celana ke pantat Ratna. Laki laki yang disebelahnya pun tidak mau kalah dengan kalakuan temannya, iapun mulai dengan menempelkan telapak tangannya dipermukaan pantat Ratna yang yang begitu membulat seksi terbalut rok spannya yang begitu ketat menyiplak dipantatnya.<br /><br />Ratna yang diperlakukan seperti itu tidak menyadarinya, ia masih asik bergantungan dengan tangan satunya sedang memainkan tombol tombol blackberrynya. Begitulah keseharian yang sering terjadi terhadap Ratna, ada saja lelaki yang mencuri curi kesempatan dalam kesempitan.<br /><br />Tidak seperti biasanya hari itu Ratna begitu pusing dengan keadaan suaminya yang terlibat banyak hutang, akibat kebiasaan suaminya yang sering berhura hura dan hidup royal. Sementara tabungan Ratna sudah habis dipakai untuk bayar ini dan itu, sesampainya dikantor Ratna menghadap pimpinannya untuk meminjam uang, untuk melunasi hutang suaminya kepada seorang rentenir.<br /><br />Ratna mengetuk pintu ruangan pimpinannya itu, dan terdengar suara dari seorang laki laki yang mempersilahkannya untuk masuk. Pak Broto adalah pimpinan dimana Ratna adalah salah seorang anak buah di unitnya, dan hari itu Ratna datang dan mengutarakan maksudnya untuk mendapat pinjaman uang.<br /><br />Dengan mata nakalnya Pak Broto menyisir tubuh Ratna dari atas sampai kebawah, ratna menjadi risih mendapati hal ini, lalu dengan perlahan iapun mulai mengutarakan maksudnya.<br /><br />"…maaf Pak maksud dan tujuan saya menghadap, adalah ingin meminta bantuan kepada Bapak untuk meminjamkan saya uang lima juta Pak…" kata Ratna dengan nada berat.<br /><br />"…boleh saja Bapak kasih, asal kamu mau menerima persyaratannya…!" kata Pak Broto mulai dengan akal bulusnya.<br /><br />"…persyaratan apa Pak, saya tidak mengerti…?" sambung Ratna.<br /><br />"…asal kamu mau pacaran sama Bapak sehari…saja…pasti Bapak kasih apa yang kamu mau…gimana…?" kata Pak Broto dengan berbisik didepan wajah Ratna.<br /><br />Ratna begitu kaget dengan apa yang baru didengarnya, lalu iapun tertunduk tidak berani menatap mata atasannya itu, dan iapun teringat akan desakkan dan ancaman rentenir yang kemarin datang kerumahnya, lalu dengan pelan iapun berkata lagi.<br /><br />"…kalau memang Bapak mau begitu saya terima Pak, asalkan saya diberi pinjaman…" dengan berat hati Ratna menyetujui keinginan atasannya itu.<br /><br />Pak Broto begitu girang dan tidak menyangka Ratna akan semudah itu menerima persyaratan darinya. Lalu iapun mengeluarkan sejumlah uang dari lacinya, dan memberikannya kepada Ratna.<br /><br />"…ini uangnya lima juta dan kamu harus menuruti apa saja yang saya mau…!" katanya seraya menyerahkan uang ketangan Ratna.<br /><br />Ratna segera memasukan uang itu kedalam tasnya, sementara Pak Broto pergi mengunci pintu ruangannya, dan segera menghampiri Ratna. Ratna tidak kuasa menolak ketika tangan Pak Broto memeluk tubuhnya dari belakang, dan mulai menyapu tengkuk dan leher jenjangnya dengan mulut dan lidahnya. Pak Broto yang sudah sekian lama begitu memendam hasrat terhadap Ratna kemudian tidak menyia nyiakan kesempatan langka tersebut, dengan penuh nafsu iapun mulai menggesek gesekkan batang penisnya dibelahan pantat Ratna yang terbalut rok ketatnya.<br /><br />"…oohh Ratna kamu begitu menggairahkan, tubuhmu begitu seksi sssshhh…aaahh…" racau Pak Broto ditelinga Ratna.<br /><br />Lalu mulai tangan Pak Broto meremas remas buah dada montok Ratna, dan mulai membuka satu persatu kancing blousnya. Tubuh Ratna sampai terguncang guncang menerima desakkan dan gesekkan liar penis Pak Broto dipantatnya, kini Pak broto membalikkan tubuh Ratna kehadapannya.<br /><br />Dengan memegang kepala Ratna Pak Broto kemudian melumat bibir tipis Ratna, kemudian tangannya mulai menurunkan tali kutang dipundak Ratna. Ratna sudah setengah telanjang dengan buah dadanya yang montok itu menggantunng membuat Pak Broto yang tidak sabar segera mencaplok dan mengenyoti puting susunya dengan penuh nafsu.<br /><br />"...ssshhh..." Ratna mulai mendesis menerima kenyotan mulut Pak Broto.<br /><br />Pak Broto kemudian menarik Ratna dan membaringkannya diatas sofa, lalu mulai menjilati paha mulus Ratna, dan kemudian dengan tergesa segera menarik turun celana dalamnya. Ratna hanya pasrah ketika Pak Broto mulai membuka celananya, dan kemudian menuntun batang kontolnya kearah vaginanya.<br /><br />Vagina Ratna yang sudah basah itu dengan mudah dapat dimasuki kontol Pak Broto, dan dengan tergesa kemudian Pak Broto mulai menggenjot vagina Ratna. "...aaahh...ooohhh...ssshhh...memekmu legit Rat...!" racaunya.<br /><br />Ratna hanya bisa pasrah dan menitikkan airmatanya, menerima hujaman dan genjotan batang kontol atasannya itu. Hingga akhirnya Pak Broto menyemburkan spermanya didalam rahim Ratna, dan hari itu runtuhlah sudah kesucian dirinya, dia harus menjadi tumbal akibat perbuatan suaminya. Pak Broto sangat puas telah berhasil mencicipi tubuh seksi dan montok Ratna, yang sudah sekian lama diidamkannya itu.<br /><br />Ratna kembali kemeja kerjanya, dan hari itu iapun menjadi kewalahan akibat banyaknya pekerjaan yang menumpuk dimejanya, karena tadi harus melayani atasannya. Hari itupun Ratna harus pulang sedikit lebih malam dari biasanya, dengan tubuh lemas dan lelah iapun berderet bersama para calon penumpang angkutan umum dihalte bis itu.<br /><br />Hingga sekitar jam delapan malam Ratna baru dapat bis, dan tidak diduga pula ditengah perjalanan bis itu mogok, hingga Ratna harus menyusuri trotoar dan berjalan mencari angkutan alternatif lainnya. Tepat didepan sebuah toko yang sudah mulai tertutup separuh rollingdorrnya, Ratna dikejutkan dengan seorang laki laki yang kemudian membekap mulutnya, dan menarik tubuhnya masuk kedalam toko itu.<br /><br />Ratna tidak bisa menjerit apalagi meminta tolong dengan bekapan dimulutnya, Ratna terus dipaksa masuk hingga kebagian belakang dalam toko tersebut. Didalam toko yang rupanya masih ada beberapa orang itu, kemudian serentak mengerubuti Ratna yang mulai panik. Dan Ratna tidak berdaya mendapatkan serangan dari sekian laki laki yang mulai menjarah sekujur tubuh seksinya, dengan rabaan, dan remasan disana sini.<br /><br />Malam itu Ratna semakin kecil kemungkinannya untuk dapat pulang dengan selamat, tujuh orang pelayan toko berikut pemiliknya malam itu menggilir tubuh Ratna, dan diperkosa hingga Ratna jatuh pingsan. Seorang demi seorang mulai memasuki tubuh Ratna, dan memperkosanya secara brutal. Hingga semuanya kebagian menikmati montoknya tubuh Ratna.<br /><br />Dengan uang yang tersisa menjelang subuh, Ratna akhirnya sampai juga dirumahnya, dan suaminya pun tidak bisa berbuat apa apa mendapati istrinya pulang dalam keadaan bersimbah sisa sisa sperma dari para lelaki yang tadi memperkosa istrinya.<br /><br />Hari itu Ratna tidak bisa masuk kerja dan sehabis berobat kedokter iapun diharuskan banyak istirahat, seperti yang sudah dijanjikan siang itu pun datang lah rentenir untuk menagih utang suaminya. Setelah perdebatan yang sangat alot rentenir itu tidak bisa menerima bayaran dari suami Ratna, karena uang yang kemarin dipinjam oleh Ratna telah raib dirampas para pemerkosanya.<br /><br />Tagor sang rentenir itu akhirnya memberikan satu syarat kepada Ratna dan suaminya, ia akan memberi keringanan hutang mereka apabila diberi kesempatan untuk meniduri Ratna. Taryo suami Ratna tidak kuasa menolaknya dan kemudian merundingkannya dengan Ratna, lalu dengan menintikkan air matanya Ratna pun bersedia ditiduri oleh Bang Tagor rentenir itu.<br /><br />Tagor lalu meminta Taryo untuk meninggalkan ia dan istrinya, dengan lesu Taryo pun menurutinya dan pergi meninggalkan Ratna istrinya untuk ditiduri Tagor si rentenir itu. Tagor yang rupanya sudah tertarik terhadap kemolekkan tubuh Ratna itu, kemudian membawa Ratna kekamar dan direbahkannya diatas ranjang.<br /><br />Lalu dengan penuh nafsunya Tagur menerkam tubuh Ratna dan menggumulinya, dengan lumatan kasar dibibir tipis Ratna Tagor pun kemudian meremas remas buah dada Ratna dengan kasar. Dan kemudian dengan kasar merobek daster bagian dada Ratna, dan membetoto kutangnya hingga putus, kemudian dengan nafsu di caploknya buah dada montok itu.<br /><br />"...kamu memang cantik mba Ratna, tubuhmu montok sekali...aaahhh...ssshh..." racau Bang Tagor disela kenyotan mulutnya disusu Ratna.<br /><br />Kemudian dengan kasar pula ia mulai menarik celana dalam Ratna hingga sobek dan terputus, lalu dengan nafsu dijilatinya belahan vagina Ratna. Dengan lidahnya dimainkannya klentit Ratna, dan dijelajahinya hingga kekedalaman vaginanya yang gelap dan pekat itu.<br /><br />Dengan membuka kaki Ratna dan dikangkangkannya kedua paha mulusnya, lalu Tagor dengan kasar mecobloskan batang kontolnya yang besar itu keliang vagina Ratna yang imut dan sempit itu. Ratna meringis mendapati hentakan hentakan kasar batang kontol yang dua kali lebih besar dari milik suaminya itu.<br /><br />"...aaahh...pelan Bang...aaahhh...sakiiiit....Bang...aaahh...!" rintih Ratna.<br /><br />Bukan manjadi iba Tagor malah semakin bernafsu menggenjot vagina Ratna, dan ia terus mengguncang dan menyodokkan kontolnya lebih kasar lagi. Hingga sepuluh menit kemudian denga erangan panjang Tagor memuntahkan lahar panasnya dirahim Ratna.<br /><br />"...aaaahhh....ssshhh...ccrot...crot...crot...enak betul memek kau mba...!" katanya dipenghujung smburan spermanya.<br /><br />Ratna hanya menangis meratapi semua rentetan kejadian yang harus diterimanya, sedari kemarin hingga hari itu tubuhnya harus menjadi sarana pemuas hajat birahi laki laki. Sungguh kejam nasib yang harus diterimanya, semua ini akibat dari kebiasaan buruk suaminya yang doyan berhutang, hingga mengakibatkan dirinya menjadi tumbal dari hutang suaminya.<br /><br />Tagor yang kelelahan sehabis menggarap tubuh Ratnapun berucap sekenanya.<br /><br />"...kalau nanti suamimu belum juga bisa melunasi hutangnya, aku akan minta tubuh kau lagi...ingat itu...!" katanya sambil berlalu dan pergi.<br /><br />Ratna semakin teriris mendengar hal itu, dan dalam hatinya ia semakin menyalahkan suaminya, yang menyebabkan semua kehinaan yang telah menimpanya.<div><br /></div><div><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/cerita%20dewasa" style="color: #006c8e; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentrot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tukar%20Pasangan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tukar Pasangan</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a> # <a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></b></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-18939362743271778582017-06-14T11:23:00.000-07:002017-06-14T11:23:49.789-07:00Cerita Sex Dosen Ganteng Yang Menggairahkan<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">Sekilas Cerita Akan Berbagi Tentang </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/cerita%20dewasa" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Sejagad</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sex</i></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentrot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Ngentot</b></a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Tukar%20Pasangan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tukar Pasangan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a></b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><i style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a></i><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><b style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Toge Montok</a> </b><span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></div>
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9pBpKbqUwZMYJ2JL5FGvS_-_zu8WppqVKMDUZm7vdEobualsoS3ytHEtCKUcCIWK0TdLNLHfQukZrIo_md0EcMjHCFW5af0HJquQkBF3sTypsg6Lsw8yFPQOeUjLD6cuwskPyEbEhghs/s400/Cerita+Sex+Ngentot+Janda+Binal+Mabok.jpg" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; text-align: justify;" /><br />
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sex?&max-results=8" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Dosen Ganteng Yang Menggairahkan</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Hari itu merupakan hari yang tidak mungkin bisa aku lupakan seumur hidupku. Pagi itu masih sangat cerah matahari bersinar terang membuat semangat pagiku bergelora. Ku kebut laju motorku menuju kampus yang jaraknya sekitar 2Km dari kontrakanku. Oh ya... Namaku Ed mahasiswa semester 4 di salah satu universitas ternama di Kota S. Aku merasa sangat beruntung dapat masuk PTN ternama di kota ini padahal kemampuanku biasa-biasa saja. Kisah tak terlupakan ini dimulai pada hari Kamis. Seperti biasa aku berangkat kuliah mengikuti pelajaran jam pagi dari jam 7 hingga jam 9. Setelahnya aku bersama teman-teman menghabiskan waktu di kantin kampus untuk makan dan membahas yang tidak jelas. Aku merupakan ketua kelas A di Jurusanku entah mengapa teman-teman menunjukku menjadi ketua kelas saat dilakukannya voting dulu. Mungkin karena aku paling rajin berangkat menuju kampus. Tepat pukul 12 hpku berbunyi ada pesan dari dosenku. Dia mengabarkan bahwa kelas di undur 30 menit yang harusnya jam 1 diundur menjadi setengah 2. Aku kemudian mengiyakan dan menginfokannya kepada teman-teman. Selang beberapa menit hpku berbunyi kembali, dosenku tadi mengirim pesan lagi. Katanya dia memintaku untuk membawakan beberapa peralatan mengajar dan kunci kelas. Setelah hampir jam setengah 2 aku langsung menuju ruang dosen menemui dosenku itu. Namanya Pak Kusuma. Dia berkulit putih tinggi sekitar 170cm. Badan ideal memiliki jenggot dan kumis tipis usianya sekitar 35 tahun. “Pak, saya ingin mengambil kunci kelas dan alat mengajar bapak”. Ucapku kepada Pak Kusuma yang saat itu sedang tampak lelah melihat laptopnya. “Oh iya ini bawakan ya. Terima Kasih”. Jawabnya sambil tersenyum padaku. Benar-benar mempesona sosok Pak Kusuma dengan perawakannya yang sangat elegan, rapi dan membuatku tak ingin melepaskan tatapanku padanya. Aku langsung saja mengambil peralatan mengajarnya dan langsung keluar ruangan agar tidak ketahuan kalau aku begitu tertarik kepadanya. Selang 10 menit aku membuka pintu kelas Pak Kusuma mulai memasuki ruangan kelas dan mengajar. Pandanganku tak luput dari wajahnya, cara bicaranya, bibirnya, matanya, hidungnya yang mancung, jenggot dan kumis tipisnya, lengannya yang ideal, serta bagian dalam celananya yang selalu ku perhatikan meskipun tidak tercetak jelas. Namun aku membayangkan bagaimana isi celana seorang Pak Kusuma yang tampan dengan badan yang ideal itu. Sering kali penisku tegang hanya karena melihatnya berbicara di depan kelas. Entah mengapa dia memiliki aura yang sangat hebat yang dapat membuatku terlena dibuatnya. Jam pelajaran pun berakhir dan aku tetap memandangi Pak Kusuma dengan penuh gairah. Seperti biasa dia membereskan peralatan mengajarnya. Saat aku hendak keluar kelas Pak Kusuma memanggilku lagi. “Ed, tunggu sebentar” ucapnya. “Iya pak ada apa?”. Tanyaku. “Ini tolong bawakan lagi ya peralatan bapak. Haha maaf merepotkan”. Ucapnya sambil sedikit tertawa. Padahal barangnya tidak terlalu banyak, hanya laptop dan tas kecil berisi alat mengajar serta beberapa kertas saja yang menurutku bisa dia bawa sendiri. Namun aku iyakan saja permintaannya karena aku juga sangat bahagia jika dapat berkomunikasi ataupun membantunya. Ruang kelas yang tadi kita gunakan berada di lantai tiga. Saat turun ke lantai dasar Pak Kusuma tak bicara sepatah katapun. Memang dia sedikit dingin. Aku hanya berjalan di belakangnya menuruni tangga melihat bagian belakang tubuhnya yang sangat membuatku terpesona. Aku berharap kemaluanku tidak tegang disaat seperti ini karena banyak orang disekitar kami dan aku sedang membawa barang Pak Kusuma. Jika kemaluanku menegang maka akan tampak jelas nantinya tak dapat ku tutupi. Setelah sampai di ruangan aku langsung meletakkan peralatan mengajar Pak Kusuma dan meminta izin untuk pamit. Tapi aku dicegah olehnya karena dia ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadaku. Di dalam ruang dosen hanya ada aku, Pak Kusuma dan Pak Andi yang sudah hendak pulang. Kemudian tak beberapa lama Pak Andi berpamitan kepada Pak Kusuma untuk pulang. Setelah itu tinggal kami berdua saja. Kemudian Pak Kusuma memintaku untuk untuk membantunya menginputkan beberapa data materi perkuliahan. “Yasudah saya selesaikan sekarang saja pak”. Jawabku setuju. “Saya sudah mau pulang Ed, ada keperluan dirumah. Kalau kamu bisa nanti jam 7 kerumah saya ya”. Sahutnya. “Wah maaf pak, tapi saya tidak tau rumah Pak Kusuma”. Jawabku sambil tersenyum. “ Kalau sekarang bisa? Kamu ikuti saya saja dari belakang”. Jawabnya. “bisa pak!”. Jawabku tanpa ragu. Siapa yang bisa menolak ajakan dosen ganteng untuk berkunjung kerumahnya. Kemudian kami keluar kampus, Pak Kusuma memacu mobilnya dan aku mengikutinya dengan motorku dibelakang. Jarak rumahnya tidak jauh hanya sekitar 3Km dari kampus. Sesampainya di depan rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Rumahnya tidak luas, tapi nyaman untuk ditempati. “Ed kamu istirahat saja dulu saya masih ada pekerjaan sebentar nanti saya kasih data-datanya. Ok”. Ucapnya. Aku hanya mengangguk setuju. Di ruang tamu aku hanya memainkan gatgetku membuka social media, mengecek notifikasi dan timeline yang tak terasa menghabiskan waktu 1 jam. Kemudian Pak Kusuma datang ke ruang tamu. Tampaknya dia sudah mandi wanginya harum membuatku terlena. Dia memakai kaos putih polos dan celana pendek membuat lengannya yang sexy tampak jelas menantang gairahku. Apalagi celana pendeknya yang terangkat beberapa cm di atas lutut saat dia duduk menampakkan paha yang indah membuatku panas dingin. “Kenapa Ed? Kok bengong?”. Tanyanya membuatku gelagapan. “Ehhh enggak pak gak papa hehe”. Sahutku malu karena tertangkap basah memandangi lekuk tubuhnya yang indah. “Kamu mandi dulu aja. Sudah malam ini. Di sini saya sendiri kok istri dan anak saya lagi keluar kota. Soalnya anak saya ada acara berlibur dengan teman kelasnya dan istri saya menemani”. Ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya mengiyakan dan mengambil handuk yang Pak Kusuma beri padaku. Di dalam kamar mandi pikiranku kacau, kemaluanku menegang sangat keras. Akhirnya ku putuskan untuk mengocok kemaluanku di dalam kamar mandi Pak Kusuma. Sekitar 15 menit aku mengocok kemaluanku sambil menahan gairah yang nikmat dan akhirnya kulepaskan. Spermaku berceceran di lantai kamar mandi. Saat spermaku keluar aku mengeluarkan rintihan yang agak keras. Kemudian pintu kamar mandi berbunyi. “Ed, Kamu kenapa?”. Tanya Pak Kusuma yang terdengar sedikit tertawa. “Ehh... Tidak pak ini sudah selesai mandi”. Sahutku yang langsung membasuh badanku dengan cepat. Selesai 10 menit aku keluar kamar mandi. Pak Kusuma menatapku sambil tersenyum. “Kalau onani jangan malam-malam haha”. Ucapnya yang membuatku tersontak malu. Aku hanya diam dan menginputkan banyak data yang diserahkan Pak Kusuma. Aku kira hanya sedikit namun ternyata data yang diinputkan sangat banyak. Saat aku menginputkan data mataku tak bisa berpaling dari tonjolan celana pendek Pak Kusuma yang membuat kemaluanku menegang lagi setelah onani tadi. Tak beberapa lama Pak Kusuma menggosok kemaluannya seperti sedikit mengocoknya. Tapi aku berpura-pura tidak tau sambil sedikit melirik sesekali. Tak lama kemudian Pak Kusuma menyadari bahwa aku melirik ke arah selangkangannya terus menerus. “Haduh maaf ya Ed emang gini kalau sendirian suka tegang”. Jawabnya sambil tertawa. Aku hanya ikut tertawa dengan ucapannya. “Sama seperti kamu tadi dikamar mandi juga udah gak tahan kan? Haha sama bapak juga suka gitu apalagi kalau sendirian dirumah”. Ucapnya lagi sambil terus menggosok kemaluannya dari luar celana tanpa memperdulikanku. “Kamu pengen lihat Ed? Kok dari tadi liatin barang bapak terus?”. Jawabnya yang membuat wajahku memerah. “Kok diem?”. Sahutnya lagi. Kemudian dia bangkit dan muju kearahku sambil berdiri di depanku mengeluarkan kemaluannya. Aku hanya diam menunduk melihat Pak Kusuma membuka celana pendeknya dan memperlihatkan kemaluannya dihadapanku. “Gak usah malu bapak ngerti kamu sebenernya pengen kan?”. Ucapnya yang menaikkan gairahku seketika. Tanpa pikir panjang ku genggam kemaluan 18cm itu sambil ku kocong perlahan. Kemudian ku jilat ujung kemaluan Pak Kusuma sambil ku mainkan lidahku di sana sedikit agak lama. Ku lihat Pak Kusuma hanya terpejam sambil menggigit bibirnya dengan kepalanya menghadap ke langit-langit rumah. Tangannya memainkan puting susunya dengan penuh gairah. Ku kulum dengan penuh perasaan kemaluan kekar itu dan semakin lama semakin cepat. Pak Kusuma juga mendorong kemaluannya maju mundur yang membuat mulutku penuh akan kemaluannya. Aku hanya bisa menatap wajahnya sambil meremas pantatnya dengan penuh gairah. Kemudian Pak Kusuma mengangkat kepalaku dan mencium bibirku dengan rakusnya. Lidah kami saling mengulum satu sama lain sambil ku kocok penisnya yang sudah teramat tegang. Kemudian Pak Kusuma mendorongku ke sofa dan mengangkat kedua kakiku. Diarahkannya tongkat 18cm itu ke anusku yang sangat sempit. Karena jujur saja aku tidak pernah berhubungan seperti ini dengan siapapun. Pak Kusuma mendorong kemaluannya perlahan. Aku hanya dapat merintih kesakitan. Selang beberapa menit berhasil masuk setengah. Aku mulai merasakan kenikmatan tiada tara. Kulihat wajah Pak Kusuma penuh keringan sambil mengerang kenikmatan “Ahhhh... Oohhhh... Ahhhh”. Ucapnya semakin lama semakin keras. Malam itu Pak Kusuma menjadi sangat liar pantatku sampai serasa perih menahan kemaluannya yang tetap saja keras. Pak Kusuma memaju mundurkan kemaluannya semakin cepat dan semakin cepat membuatku sedikit berteriak keenakan. Air mataku sempat menetes menahan sakit yang teramat nikmat itu. Tak beberapa lama badanku menegang dan ku cengkram rambut Pak Kusuma dengan sangat keras hingga membuatnya kesakitan. Cairan spermaku tumpah membasahi seluruh badanku. Badanku lemas tak berdaya menikmati sensasi yang sangat amat nikmat ini. Pak Kusuma tetap mendorong kemaluannya maju mundur tanpa menghiraukan diriku yang sudah lemas tak berdaya. Sesekali dia mencium bibirku, menjambak rambutku, memilin puting susunya dan aku hanya dapat mengerang dengan badanku yang sudah terujur lemas. Selang beberapa lama kemudian pak kusuma berteriak sangat keras dan mengangkat kepalanya ke langit langit rumah. Dia semprotkan cairan sperma di lubang anusku sangat banyak hingga banyak yang keluar tumpah ke sofa dan lantai. Sambil merobohkan badannya di sampingku. Ku lihat badannya penuh keringat dan wajahnya yang terpejam merasakan sisa sisa kenikmatan yang tiada tara. Setelahnya kami mandi bersama sambil melakukan oral di dalam kamar mandi. Hingga tak terasa jam pukul 12 Pak Kusuma menyarankanku untuk menginap saja di rumahnya karena istrinya kembali 2 hari lagi dan besok aku tidak ada kelas. Kamipun tidur bersama di kamar dengan telanjang bulat sambil menikmati kenikmatan yang telah terjadi.</span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-21170714754465290132017-06-01T09:40:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.538-08:00Cerita Dewasa Bercinta Sama Ibu Guru Sampai Hamil<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a><br /><br /><img src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQOSo37W7SHVDzK8nbJoIeUjdVzyf0uSXNxFmMSjbjqIkhpmJf4" /><br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot?&max-results=8">Cerita Dewasa Bercinta Sama Ibu Guru Sampai Hamil</a></b> –Kejadian ini terjadi saat gue masih duduk di kelas 3 SMA. gue Edo, sekolah di salah satu SMA favorit dikota S. setiap hari rabu dan jum’at gue ada kegiatan les privat di rumah guru fisika gue. guru gue ini adalah primadona bagi kaum laki-laki disekolah, umurnya 25 tahun, cantik, seksi, dan sudah bersuami, namanyaSiska. di hari rabu adalah hari libur dan bu Siska memutuskan untuk mengubah jam les yang semula sore ke jam pagi, gue berangkat jam 8 dan 1 jam kemudian sampai dirumahnya gue dan langsung ketuk pintu rumahnya dan beberapa saat pintu terbuka. Cerita Sex Ngentot Dengan Ibu Guru Sampai Hamil Foto Bugil Ibu Guru IGO Semok Cerita Sex Tante Igo Montok | yang membuka pintu adalah bu Siska, betapa kagetnya gue, bu Siska cantik dan sexy banget pagi ini. dia memakai daster tipis.rumahnya tampak sepi, mungkin karena suaminya lagi kerja, karena yang gue tau suami bu Siska bekerja diperusahaan swasta, jadi tidak libur.sampai didalam kami langsung memulai pelajaran. sepanjang pelajaran gue hanya terpaku pada buSiska yang cantik banget hari ini, gue perhatikan tubuhnya dari bawah sampai atas. yang menarikk perhatiangue selama pelajaran adalah buahdadanya yang lumayan besar, karena kerah daster bagian atasnya yang agak longgar, jadi keliatan buahdadanya ketika sedang menjelaskan sambil menunduk. kalau gue taksir kira-kira berukuran 36B. tak sadar ternyata guru gue menyadari apa yang gue lakukan, gue memperhatikan buahdadanya. “hayoooo… lagi lihatin apa?” ucap bu Siska. “a..a…anu bu” hanya itu yng guejawab dengan gugup. “lihatin ini ya?” sambil megang kedua buahdadanya. dengan malu gue jawab “iya bu, ibu Siska seksi banget hari ini”. tiba-tiba bu Siska berkata “kamu mau lihat punya ibu ini?”. dengan cepat gue jawab “iya bu, mau banget”. langsung dia buka dasternya dan dia sudah telanjang dan hanya memakai CD. gue hanya terpaku dengan apa yang gue lihat bu Siska seksi banget. “hey… kok bengong, sini?” tanya bu Siska. langsung gue menghampirinyadan duduk disebelahnya. bu Siska memegang tangan gue dan meletakkan di buahdadanya. “remas-remas ya, hari ini kamu yang ngasih pelajaran buat ibu” ucap bu Siska. “oke bu, hari ini ibu akan puas banget” jawab gue. Gue langsung remas-remas buahdadanya, gue jilati putingnya. buSiska hanya mendesah kenikmatan “ah… uhh… teruskan”. gue cumbu bibir merahnya, bu Siska membalas dengan sangat bersemangat. sambil gue masukin tangan gue ke dalam CD-nya, gue masukkan jari tengah gue kedalam vaginanya, terasa basah sekali vaginanya. gue cabut CD-nya dan langsung gue jilati vaginanya yang merah merekah. gue jilati klitorisnya. 5 menit gue jilativaginanya tapi dia masih belum orgasme juga. tampaknya bu Siska kuat banget. terus gue jilati vaginanya sampai dia meminta untuk cepat dimasukkan. “aaah…. ma…sukkaaan seekarang”. mendengar hal itu gue langsung copot baju gue semua sampai telanjang bulat, sekarang kami berdua sama-sama telanjang. bu Siska tampaknya kaget ketika melihatukuran kontol gue yang besar. ukuran kotol gue kora-kira panjang 19cm dan berdiameter 4cm.Gue langsung mengambil posisi didepan vaginanya, gue masukin kontol gue dengan perlahan ke vaginanya sa,pai masuk kepala kontol gue saja, tiba-tiba langsung gue masukin semua. “aahhh…” erangan bu Siska sangat keras. untung rumahnya agak jauh dari rumah tentangga sekitar. gue diaminkontol gue di situ sebentar. sementara itu gue cumbu bibir seksinya itu “ibu siap?” tanya gue. “iya, puasin ibu hari ini ya” jawab dia. langsung gue genjot vaginanya smbil gue remas-remas buahdada besarnya. bu Siska hanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya. tampaknya dia sangat menikmatinya. gue genjot dengan tempo cepat. gue genjot vagina bu Siska dengan posisi itu selama 10 menit. “Do.. ibu mau nyampek nih” ucap bu Siska. langsung gue percepat genjotan gue dan “seerrrrrr..” bu Siska orgasme yang pertama, sangat hangat divaginanya. gue beri dia waktu untuk istirahat sejenak. “gimana bu? mau lanjut?” tanya gue. “iya.. ibu belum puas” jawab dia. 10 menit istirahat setelah itu kami lajutkan percintaan ini. “sekarang ibu gantian yang diatas ya” pinta gue. “ok, sekarang ibu yang akan beraksi” jawab dia. gue langsung telentang dilantai dan bu Siska mulai naik diatas tubuh gue. dia pegang kontol gue dan langsung memasukkanya kedalam vaginanya itu. bu Siska langsung beraksi, dia naik turunkan pantatnya. sekarang dia terlihat sangat seksi, gue pegang buahdadanya dan gue remas-remas buahdadanya itu, terkadang bu Siska mecumbu bibir gue. kali ini durasi permainan kami agak lama, yaitu 20 menit kami diposisi itu tiba-tiba bu Siska orgasme yang kedua. padahal gue masih belum orgasme sma sekali langsung minta dia buat bungging. “sekarang ibu nungging ya” ucap gue. “luar biasa, guruku ini sangat sexy” ucap gue dalam hati ketika melihat tubuhnya dari belakang. dari belakang, jelas terlihat vaginanya yang merah merekah dan bekas cairan cintanya sendiri. gue langsung masukin kontol gue dari belakang dan langsung gue genjot vaginanya sambil meremas-remas buahdadanya dari belakang. gue genjot dia dengan cepat. “yeehhh.. cepat sayang.. lebih cepat lagi…” gue genjot guruku yang sexy ini dengan semangat 45. 40 menit kami bermain diposisi tersebut, sementara bu Siska sudah orgasme sebanyak 3 kali selama 45 menit itu. tiba-tiba ada yang mendesak keluar dari kontol gue. “Do.. ibu mau keluar lagi..”ucap bu Siska. “tunggu bu…. Edo juga mau keluar, kita barengan” jawab gue… gue genjot lebih cepat lagi dan “seeerrrrrr” kami orgasme bersamaan… gue semburin semua sperma gue kedalam vaginanya. sete;ah keluar semua, gue cabut kontol gue. gue lihat ada sperma yang mengalir dari vaginanya karena banyaknya sperma yang gue semburin. tak terasa kami bercinta selama 2 jam. kami istirahat. kami berbincang-bincang, ternyata menurut bu Siska, suaminya tidak bisa memuaskannya seperti saat bermain bersama gue. gue senang sekali mendengarnya. “saya bisa memuaskan ibu kapan aja asal ibu mau” ucap gue.. “benar…? waah… terima kasih ya?” jawab bu Siska sambil memeluk guesetelah istirahat selam 1 jam kami bermain lagi. kali ini kami bermain dikamar bu Siska sendiri. kami bermain selama 3 jam dan selama itu bu Siska sudah orgasme sebanyak5 kali dan gue sebanyak 3 kali. kami sangat menikmati permainan itu. terasa lelah kami berdua tertidu dikamar itu. jam 3 sore saya pamit pulang karena 1 jam lagi suaminya akan pulang.sejak saat itu kami sering bercinta lagi, entah itu dirumahnya saat tidak ada suaminya, disekolah saat semua siswa dan guru pulang, atau kami menyewa hotel untuk sekedar bercinta. terkadang bu Siska yang meminta duluan. dan terkadang gue juga yang minta duluan. tiba-tiba 2 bulan kemudian bu Siska memberitahu gue kalau dia sedang hamil anak gue. gue kaget bagaimana kalau ketahuan orang lain kalau itu anak gue. “tenang saja, ibu bilang pada suami ibu kalau ini anaknya, karena setelah bercinta denganmu, malam harinya ibu juga bercinta dengan suami ibu untuk menghilankan kcurigaan” jawab bu Siska.. tampaknya bu Siska tahu kalaudia akan hamil, makanya dia bercintadengan suaminya setelah dengan gue. gue mulai tenang sekarang.Selama 4 bulan sejak dia hamil, kamitidak lagi bercinta karena taku mengganggu jabang bayinya. barulah ketika menginjak bulan kelima kami melakukannya lagi, hal ini juga berguna untuk membantu kelancaran persalinannya nanti. pada kehamilannya kami lebih sering bercinta karena gue sangat menyukai bercinta dengan wanita hamil, gue sering minta jatah ke bu Siska. terkadang bu Siska yang meminta, dia bilang untuk ngidamnya.Setelah kelahiran anaknya kami masih sering melakukannya. selama 2 tahun kami melakukannya sampai dia pindah keluar kota. geu senang sekali selama 2 tahun ada wanita yang rela untuk menjadi pelampiasan nafsu gue.<div></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-20637933404273717092017-05-04T22:42:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.566-08:00Cerita Dewasa Selingkuh Sama Mantan Pacar<div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><div style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div></div></div><div><br /></div><div><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeFfyPpDhehkueoXhIjaJWOvx8AqWWM2vF7E2lUzmsN958MjT_47-lyUXmdrJk89UJL5pwI7J-2kMUMOtdy5Y_tECFq4_aTXvN5K9AwmmZoSbzbKFTJ-PkagPOD3YtVU-IqD8zphOEmpQ/s1600/Cerita+Sex+Evana+Menikmati+Sodokan+Di+Memeknya.jpg" /></div><div><br /></div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan">Cerita Dewasa Selingkuh Sama Mantan Pacar</a></b> – Kisah Panas pembangkit nafsu birahi ini kulakukan dengan mantan pacar dengan judul " <i>Cerita Sex Selingkuh</i> Sama Mantan Pacar Ketika Suamiku Keluar Kota " yang sudah pasti seru dan dijamin dapat meningkatkan gairah seks, selamat menikmati.<div><div><b><br />Cerita Sex</b> - Saat saya berjalan-jalan dengan kawan-kawan sekantor ke pasar seni, saya ketemu dengan bekas pacar. Dia mengajakku untuk bercakap terpisah dari teman2ku yang lain, saya pamitan dengan beberapa temanku. Kebetulan saat itu suamiku tidak ada di rumah, umum keluar kota untuk pekerjaan kantornya, jadi saya bebas ingin pulang jam berapakah juga. Dia mendajak saya makan dahulu. <br /><br /><br />Setelah makan, saya bercakap dimobilnya yang diparkir di pinggir pantai. Lantaran hari itu malam selasa, jadi suasananya sepi, tidak banyak mobil yang parkir di pantai itu. Kebetulan sekali kaca mobilnya begitu gelap lapisannya, hingga dari luar orang bakal sulit ngintip kedalam mobil. Mobil diparkir menghadap ke semak2 yang begitu rimbun hingga dari kaca depanpun orang tidak bisa ngintip kedalam mobil. Rupanya dia memanglah mencari tempat strategis. <br /><br /><br /><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan"><i>Cerita Dewasa Selingkuh Sama Mantan Pacar</i></a> – Malam itu sekitaran jam 21. 30, meskipun kondisi di dalam mobil gelap, kami masihlah bisa melihat muka masing-masing. “Sin, kemana suami kamu”, tanyanya. “Dia repot sama kerjaannya”, jawabku. “Kasian deh anda, cobalah anda dahulu sama saya selalu, anda tidak bakal kesepian seperti saat ini deh”, tuturnya lagi. “Abis dahulu anda jika pacaran napsu banget sih, inginnya ngajak maen melulu”, jawabku lagi. “Kalo telah napsu kan harusnya selalu maen Sin, agar tidak jadi odol”, tuturnya sembari tersenyum. “Apanya yang jadi odol”, tanyaku tidak ngerti. “Kalo telah napsu, selalu tidak dikeluarin kan lama-lama mungkin saja odol didalem”, jawabnya sembari tertawa. “Dasar”, jawabku sembari mencubit pinggangnya. “Kamu dahulu kan tidak ingin dielus2, maunya pacaran pasfoto doang”, tuturnya lagi. “Kok cocok foto”, tanyaku tidak ngerti. “Iya, yang dipegang hanya bisa dagu keatas seperti pasfoto, gitu”, jawabnya. <br /><br /><b><i><br /><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan">Cerita Dewasa Selingkuh Sama Mantan Pacar</a></i></b> – Anda sendiri telah nikah atau masihlah pacaran” jawabku membelokkan perbincangan. “Aku masihlah sendiri, menclok dari satu kembang ke kembang lain”, jawabnya. “Terus ke semuanya kembang anda minta kesenangan dong”, tanyaku lagi. “La iya lah, soalnya jika dapet kan nikmat”, jawabnya. “Terus anda dikasi”, tanyaku selanjutnya. “Seringnya sih diberi, Jika saat ini saya minta ke anda diberi tidak Sin? Anda kan jablay”, tuturnya sembari memelukku. Berwajah dengan begitu perlahan didekatkan wajahku. Cerita Seks 2016 <br /><br />Tanpa ada menanti jawabanku, dia nekat mencium bibirku dengan penuh napsu. Saya kaget namun tak menampik jadi menyongsong ciumannya, tangannya selekasnya menyambar toketku serta diremas2nya dengan gemas. “Sin, tuturnya lagi “aku ingin ngentotsama kamu”, tuturnya selalu jelas sembari selalu meremes2 toketku. Kancing bajuku mulai dibukanya satu persatu, lalu tangannya merogoh masuk dalam braku. Toketku segera diremesnya lagi, jari2nya lalu memlintir pentilku. <br /><br /><br />Saya jadi terangsang lantaran tingkahnya. “Ah, anda nakal ih”, kataku manja. “Tapi anda sukai kan diremes2 begini. Saya bisa pegang nonok anda ya Sin, telah kepengin nih aku”, tuturnya sembari buka retsluiting celanaku. Dia tak menanti lampu hijau dari saya namun segera action saja. Saya membiarkan perbuatannya. Celanaku jadi diplorotkan sampai kepaha hingga kelihatanlah CDku yang tidak tebal serta minim. <br /><br />Dengan penuh napsu segera tanggannya menerobos ke sela2 pahaku serta menggosok-gosok memekku yang masihlah dilapis CD. “Sin telah basah banget nonok anda, anda telah napsu ya, jembut anda lebat banget Sin, tidak heran napsu anda besar, Anda belum pernah dientot di mobil kan Sin, kita ngentotnya dimobil saja ya”, tuturnya lagi. Saya bingung apakah membiarkan dia mengentoti saya atau tak, dalam hati sih saya kepengen. Maka dari itu saya membiarkan dia meraba semua badanku. <br /><br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan">Cerita Dewasa Selingkuh Sama Mantan Pacar</a></b> – Saya buka retsluiting celananya juga, turunkan celananya, lalu saya merogoh masuk CDnya, wow kontolnya nyatanya besar serta panjang, ngacengnya telah keras sekali. “Gede sangat kontolmu” kataku. “Emangnya anda belum pernah merasakan kontol segede punyaku”, jawabnya bangga. “Gak segede kontolmu”, jawabku selalu jelas. “Wah jika gitu nonok anda masihlah sempit dong, hanya kelewatan kontol yang kecil, malem ini asyik dong kita ya. Anda ingin kan saya entot”, tuturnya sembari tertawa. kontol dia termasuk besar juga, keker, melengkung keatas serta urat-uratnya nonjol-nonjol. “Wah! … tentu cewek anda ngejerit jika anda entot dong”. “Iya, ngejerit keenakan. sebentar lagi anda juga jerit2, cewek yang jembutnya lebat kaya anda kan binal banget jika lagi dientot”, jawabnya. <br /><br /><br />Singkat narasi, kami berdua geser ke bangku belakang mobilnya. Pakaian serta celana ku dilepaskan serta dia segera saja meremas2 kembali toketku. Tidak lama lalu braku telah dilepasnya. Dia mencium keningku, lalu mataku. Saya terpejam nikmati ciuman serta remasannya ditoketku. Ciumannya turun ke hidungku, pipiku serta pada akhirnya mendarat di bibirku. Nafasku mulai agak memburu, kami berdua tenggelam dalam ciuman yang hangat. Dia mengarahkan mulutnya ke leherku, ke pundak, lantas turun ke toketku yang telah mengeras. <br /><br /><br />Dia memainkan lidahnya dipentilku yang juga telah mengeras, yang kiri serta lalu yang kanan. “Aah enak”, kataku terengah lantaran napsuku yang telah berkobar2. Dia selalu menciumi pentilku, lalu turun ke perutku serta menciumi puserku, saya senantiasa kegelian jika puserku di cium. Sembari mencium puserku, tangannya nyelip ke balik CD mini ku serta meraba memekku. automatis pahaku mengangkang agar dia gampang terhubung memekku. “Sin, ni jembut, lebat sangat, ” tuturnya sembari mengelus2 jembutku. Lalu jarinya tenggelam dimemekku serta selalu mengilik2 itilku. “Sin nonokmu telah basah banget, anda telah napsu sekali ya”, tuturnya. Saya tak menjawab perkataannya cuma mengerang keenakan lantaran kilikan jarinya ke itilku semakin cepat. <br /><br /><br />Mulutnya lalu menciumi jembutku serta lalu lidahnya menukar manfaat jarinya mengilik itilku. Saya makin tidak bisa menahan napsuku serta eranganku makin keras. Dia segera meremas ke-2 toketku serta memlintir2 pentilku. “aku telah ingin dientot nih, masukin dong kontol kamu”, kataku minta. Lidahnya selalu saja menjilati itilku hingga kembali saya mendesah keenakan. “Aah enak banget, walau sebenarnya baru dijilat. Terlebih jika disodok pakai kontol gede anda, lebih enak lagi, ayoo dong saya telah tidak tahan nih”, saya selalu merengek2 minta selekasnya dientot. <br /><br /><br />Dia merebahkan senderan bangku mobilnya hingga saya jadi berbaring, kakiku agak menekuk lantaran panjang mobilnya tak memenuhi. Dia selekasnya memposisikan dianya kedekat kepalaku “Sin, saya ingin merasakan dahulu diemut sama kamu”, tuturnya sembari mendekatkan kontolnya ke mulutku. Selekasnya kugapai kontolnya yang telah ngaceng serta kumasukan kontolnya yang besar serta melengkung dalam mulutku. Segera kuemut dengan keras. Dia mendorong kontolnya keluar masuk pelan ke mulutku sembari mendesis. Saya emut kontolnya selalu. “Sin diemut mulut kamuaja enaknya kaya begini, terlebih jika diemut nonok anda ya”, tuturnya sembari mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk mulutku. “Sin, saya ngecret dimulut anda ya”, tuturnya. “Jangan, dimemekku saja, saya telah ingin merasakan kontol anda keluar masuk memekku”, jawabku.<br /><br /><br /> Dia melepas seluruh bajunya serta lalu menarik CDku sampai terlepas, kami telah bertelanjang bulat. Dia memposisikan badannya di antara ke-2 pahaku serta mengarahkan kontol gedenya ke memekku. Saya rasakan kepala kontolnya mulai masuk perlahan-lahan, ditekannya lagi sedikit hingga kontolnya mulai menyeruak sdiakit2 kedalam memekku. Nikmat banget rasa-rasanya memekku kegesek kontolnya yang besar serta keras itu. Perlahan-lahan namun tentu kontolnya nancep semakin dalam ke memekku. Kurasakan memekku telah mulai basah lantaran gesekan kontolnya yang nyaris masuk semuanya. <br /><br /><br />Pada akhirnya dia mendorongkan kontolnya dengan cepat serta mendadak hingga nancap semua di memekku. “ssshhhhh….. ”, erangku sembari terpejam. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk memekku dengan cepat serta keras. Saya rasakan nikmat yang mengagumkan. Saya mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku kekiri, selanjutnya kekanan, memutar, menyertai enjotan kontolnya di memekku. Saya meremas rambutnya, sesekali tubuhnya kupeluk erat2. Badanku serta dia berkeringat lantaran dalam ruang mobil mulai panas, tetapi saya tak peduli lantaran tengah rasakan nikmat. Dia selalu mengenjotkan kontolnya dengan cepat serta keras. <br /><br /><br />Saya terasa udah pengen nyampe, “cepetean ngenjotnya, lebih keras lagi, enak banget kontolmu”, Kakiku kuangkat ke atas memutari pinggangnya hingga rasa-rasanya kontolnya nancep semakin dalam di memekku. Pada akhirnya “aahhhh”, kurasakan memekku menegang serta mengejut-ngejut menjepit kontolnya. “Sin, nonokmu nikmat bangetnya dapat ngempot, baru kesempatan ini saya merasakan empotan nonok senikmat empotan kamu”, tuturnya sembari selalu mengenjotkan kontolnya. “Aaahhhhh…. gila…. ini nikmat sekali… “, dia menancapkan kontolnya sedalam2nya ke memekku serta ngecretlah pejunya. <br /><br /><br />Merasa pejunya muncrat sekian kali dalam memekku, pejunya muncrat sangat banyak. Saya terkulai lemes, kupeluk dia “Sin, enak banget ngentot sama anda, rasa-rasanya beda sama cewek yang lain yang pernah kuentoti”, tuturnya. “Aku juga nikmat, setelah kontol anda gede banget. Saya ingin lagi deh, kita mencari kamar yuk. Umumnya terkecuali di mobil anda ngentotnya dimana” ajakku. Dia segera mencabut kontolnya, mengambil tisu serta diberikannya kepadaku untuk mengelap nonok serta keringetku. Diapun mengusap keringat serta kontolnya dengan tisu. Tisu sisanya dibuang ke luar jendela yang telah di buka sdikit agar udara didalem mobil tidaklah terlalu panas. <br /><br /><br />Kami menggunakan baju kembali serta dia membawaku ke motel didekat pantai. Sampai dimotel, saya segera masuk ke kamarnya. Iseng saya hidupkan TVnya, nyatanya motelnya menanyangkan film biru, wanita dengan muka asia tengah nungging dientot sama bule. kontol si bule yang besar serta panjang keluar masuk nonok sicewek, serta ceweknya ber ah uh, seperti lazimnya film biru. <br /><br /><br />Saya duduk ditempat tidur, napsu juga saya nonton filmnya, sesaat dia tengah membereskan pembayaran sewa kamar. Lalu dia duduk disebelahku ditempat tidur, turut nonton. Saya merapatkan ke tubuhnya, toketku samping kiri telah nempel di tubuhnya. kontolnya kuraba, nyatanya telah ngaceng lagi dengan kerasnya. Dia membalas meremes toketku. Selekasnya saja bajuku dilepasnya semua. Segera dia kembali meremes2 toketku sembari mencium bibirku. Saya berbaring di tempat tidur, dia mulai menciumi toketku serta mengisap pentilku. <br /><br /><br />Tangan satunya menyebar kebawah serta mengkilik2 nonok serta itilku. Saya merintih2 lantaran napsuku telah naik lagi. Selekasnya dia melepas bajunya sendiri serta berbaring disebelahku. kontolnya yang telah keras sekali kuremes2 serta kukocok2. Dia memutar tubuhnya ke posisi 69 serta mulai menjilati nonok serta itilku di antara pahaku yang telah mengangkang lebar2. Jembutku dielus2nya sembari selalu mengemut itilku. Saya telah tidak bisa menahan napsuku yang telah berkobar2. kontolnya selekasnya kuemut2. <br /><br /><br />Pada akhirnya saya mengambil gagasan menaiki tubuhnya, menduduki kontolnya hingga kontolnya kembali menyusup kedalam memekku, kutekan dengan keras hingga sebentar saja kontolnya telah nancep semua ke memekku. Saya mulai mengenjot kontolnya dengan menaik-turunkan pantatku. kontolnya keluar masuk memekku selaras dengan enjotan pantatku. Saya telah tidak tahan lagi, hingga enjotanku semakin cepet serta keras. Toketku diremas2nya, serta pentilku kadang-kadang diemut2nya. “aku ingin nyampe, enak banget kontolmu deh”, erangku serta pada akhirnya saya ambruk di atas tubuhnya. Merasa memekku kedutan meremes2 kontolnya. <br /><br /><br />Dia selekasnya berguling hingga saya telentang dibawahnya. Dia melanjutkan permainan dengan mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat serta keras. Sangat nikmat, baru nyampe telah dienjot dengan keras. Dia selalu saja mengenjot memekku dengan cepat serta keras, “Sin, tadi empotan nonokmu kerasa banget deh, lebih kerasa katimbang di mobil. Nikmat banget deh Sin ngentot sama kamu”. Tidak lama lagi pada akhirnya dia juga nyaris nyampe, “Sin keluarin sama2 ya, saya nyaris ngecret nih”. Saya tak menjawab, kakiku memutari pinggangnya serta kuteken keras2 hingga kontolnya nancep dalam sekali di memekku, hingga pada akhirnya saya bergetar lantaran nyampe lagi “nikmat banget, teken yang keras dong”. <br /><br /><br />Dia mengenjotkan kontolnya sedalam2nya di memekku serta melenguh “Sin, saya ngecret”. Merasa pejunya muncrat sekian kali di dalam memekku. Oh nikmat banget rasa-rasanya, lemes banget tubuhku, saya memeluk dia erat2, serta dia pada akhirnya berbaring disebelahku, kontolnya berlumuran peju serta cairan memekku. “lemes banget deh saya, ngentot sama anda kuras tenaga ya”, kataku. “Ya telah, tidur saja dahulu, kelak bangun tidur kita ngentot lagi”, jawabnya sembari memelukku. Lantaran capek, saya tertidur dipelukannya. <br /><br /><br />Saya tak tau berapakah lama tertidur dipelukannya. Saat saya terbangun, dia tengah memandangi wajahku yang masihlah ngantuk itu. “Sin, anda cantik sekali jika tengah tidur, sayangnya anda bukanlah istriku ya”. “Enggak jadi istri namun kan telah melayani napsunya kamu”, jawabku tersenyum. Dia bangun serta masuk kamar mandi, keluar dari kamar mandi, dia membawa gayung, sabun serta handuk. <br /><br /><br />Dia mulai bersihkan memekku yang belepotan pejunya serta lendirku sendiri. Sesudah bersih, dia masuk ke kamar mandi lagi, terdengar nada air yang dibuang serta keran yang di buka. Selang beberapa saat dia keluar dari kamar mandi membawa gayung yang tadi, komplit dengan sabun serta handuk. Rupanya dia ganti air digayung. <br /><br /><br />Dia duduk disebelahku serta mulai mengusap wajahku, selalu kebawah, ke toketku, perutku, memekku lagi, pahaku hingga ke telapak kakiku. Saya jadi merinding, terlebih saat toket, puser, memek serta pahaku dielus2nya dengan handuk basah. Terlebih ruang dingin lantaran AC tetaplah menyala. Saya cuma terpejam saja, menahan gelinya usapan handuk. Selesainya dia berkata, “Gantian dong”. Saya lekas buang air yang ada digayung serta mengisinya dengan air yang baru.<br /><br /><br />Saya kembali pada tempat tidur serta mulai mengelap muka, leher, dada serta perutnya dengan handuk basah. kontolnya kukocok2 serta kepalanya kuemut2. “Enggak dilap jadi diemut”, tuturnya. Saya tak menjawab lantaran kepalaku tengah mengangguk2 hingga kontolnya keluar masuk di mulutku. Cukup lama saya mengemut kontolnya, sampai pelan2 kontolnya mulai mengeras lagi. Selekasnya kontolnya kukocok2 dengan cepat hingga ngaceng prima. “sudah siap tempur lagi nih kontolmu”. Dia tak menjawab, namun selekasnya memeluk serta mencium bibirku. <br /><br /><br />Tangannya selekasnya meremas2 toketku serta lalu kembali mengilik2 itilku. Dia tau kalau napsuku bakal cepat berkobar jika itilku dikilik2, dia benar – tidak lama lalu saya telah napsu kembali serta ingin selekasnya dientot. “aku telah ingin merasakan kontolmu keluar masuk nonokku lagi, masukin dong”, saya merengek2. <br /><br /><br />Dia pada akhirnya menaiki saya serta selekasnya menancapkan kontolnya ke nonokku. Nikmat banget rasa-rasanya saat kontolnya yang besar itu selekasnya menyesaki nonokku lantaran telah nancep semua kdealam nonokku. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat serta keras. Saya mulai mengerang2 keenakan. Pantatku bergerak kekiri serta kekanan menyeimbangi enjotan kontolnya. Narasi Seks 2015 <br /><br />Toketku diremas2nya dengan ke-2 tangannya, dia bertumpu dengan sikutnya, hal semacam ini memberi rangsangan buatku. “Akhhh… Oukkkhhh” seruku kesenangan. Dia memelukku erat serta mempercepat enjotan kontolnya, semakin lama semakin cepat serta keras. Saya tidak bisa menahan serangannya lagi, hingga pada akhirnya saya melolong “aku nyampe lagi, nikmat banget ngentot sama anda deh”. nonokku merasa berdenyut2 meremas kontolnya hingga dia juga meringis keenakan “Aah Sin, empotan nonok anda kerasa banget. kontolku kaya tengah diemut serta diremes. <br /><br /><br />Empotanmu hebat banget Sin”. Dia mencabut kontolnya dari nonokku, saya ditunggingkannya serta dia menancapkan kontolnya ke nonokku dengan keras, sekali enjot kontolnya telah masuk semuanya. Lalu dia mulai lagi mengenjot nonokku dari belakang. Saya nelungkup ke bantal menahan rasa nikmat yang mengagumkan saat dienjot kontolnya. Dia memegang pantatku sembari mengenjotkan kontolnya dengan cepat serta keras. <br /><br /><br />Saya tidak tahan untuk nyampe lagi, mengagumkan enjotannya yang demikian merangsang saya hingga saya cepat sekali nyampe. “aku ingin nyampe lagi, aakh”, seruku serta saya ambruk ke tempat tidur. “Sin, anda cepet banget nyampenya, saya belum kerasa ingin ngecret”, tuturnya. “Abis kontolmu enak banget, anda pinter banget ngenjotnya. Terusin saja sampai anda ngecret lagi dinonokku”, jawabku. <br /><br /><br />Dia menelentangkan ku serta selekasnya dinaikinya badanku. kontolnya kembali ambles dinonokku serta dia mulai mengenjotkan keluar masuk dengan cepat. Jika ditekan, kontolnya ambles semuanya di nonokku, ooh nikmat banget rasa-rasanya. Dia dengan perkasa selalu mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Sesudah ngecret 2 kali dinonokku, nyatanya dia dapat bertahan lebih lama. Terkadang kontolnya dicabut dari nonokku, serta sebentar lalu ditancepkannya kembali dengan keras hingga dengan sekali sodok segera nancep semua ke nonokku. “nikmat benget enjotanmu yang baru saja, selalu, yang keras”, saya merintih2. <br /><br /><br />Dia melanjutkan langkah enjotannya. Saya kembali berteriak2 keenakan. Saya menggoyangkan pinggulku kekiri serta kekanan,. saat kontolnya dicabut, pantatku refleks mengangkat keatas untuk menghindar kontolnya terlepas dari nonokku. Dia merubah style enjotannya, setelah menjotkan kontolnya sampai masuk semuanya, dia menarik kontolnya separuh sekian kali lalu digentakkannya kembali hingga nancep kebagian terdalam dari nonokku. “Aaakh, semakin lama dientot anda semakin nikmat rasa-rasanya, saya lemes banget deh”, kataku kepayahan. Dia selalu mempermainkan nonokku dengan cara tersebut. Lalu dia memelukku erat2, menciumi muka serta bibirku. <br /><br /><br />kontolnya tak dienjotkan lantaran telah nancep dalam sekali, namun digerak2kan. Lebih nikmat lagi rasa-rasanya lantaran seakan2 kontolnya tengah menggaruk2 nonokku. “pinter banget sih anda kasih kesenangan sama aku”, teriakku. Dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan keras serta cepat. Saya menggeliat2 keenakan sembari mengerang2. Saya membelitkan kakiku ke pinggangnya, agar dia hanya dapat mengeluar-masukkan kontolnya ke nonokku tanpa ada dapat mencabutnya. “Sin, saya telah ingin ngecret”, pada akhirnya dia melenguh. Kakiku yang melingkar dipinggangnya kuturunkan, saya mengangkang selebar2nya lantaran saya meyakini dia bakal mengenjotkan kontolnya lebih cepat serta keras lagi. Dia dengan terengah2 selalu mengenjot nonokku, hingga pada akhirnya “Sin, saya ngecret”. <br /><br /><br />Merasa pejunya muncrat sekian kali dalam nonokku, serta berbarengan dengan itu akupun nyampe lagi “aakh nikmat banget malem ini, anda mengagumkan sekali hingga saya nyampe 3 kali baru anda ngecret”. nonokku merasa berdenyut2 meremas2 kontolnya. Keringatku bercampur dengan keringatnya yang membanjir meskipun AC dalam kamar menyala. Sesudah denyut jantung kembali normal, kami masuk kamar mandi serta bersihkan diri. “Kita istirahat saja ya Sin, besok baru pulang”. “iya, saya lemes banget nih, namun besok sebelumnya check out saya dientot lagi ya” <br /><br /><br />Saat saya terbangun kembali, kulihat di telah terbangun serta turun dari ranjang ke kamar mandi. “Sin, tidur saja lagi masihlah gelap diluar”. Saya lihat jam tangan, jam 5 melalui. Namun saya terasa lapar, mungkin saja lantaran semalam usaha keras dengan dia. Dia kembali dari kamar mandi. “aku laper nih”, kataku. Dia tersenyum “Semalem usaha keras ya Sin”, “Iyalah, kamunya sih tidak puas2 ngentotnya”, jawabku. “Tapi sukai kan”, tuturnya lagi. <br /><br /><br />“Suka banget, enak kok tidak suka”, jawabku. Dia menelpon room service pesan makan pagi. Selang beberapa saat, pesanannya datang. Saya selekasnya masuk ke kamar mandi serta dia dengan cuma balutan handuk terima serta membayar pesanan makanan itu. Kemudian, meskipun masihlah gelap selekasnya makanan kusantap dengan lahap. Setelah makan saya masuk kekamar mandi bersihkan diri. “Sin, ngapain bebersih, kan sebentar lagi keringatan lagi”, tuturnya dari ranjang. <br /><br /><br />Saat keluar dari kamar mandi, dia telah berbaring di ranjang sembari mengelus2 kontolnya. Saya berbaring disampingnya serta selekasnya mengelus2 kontolnya juga. Dia membiarkan saya mengelus2 kontolnya, kuremas2 serta mulai kukocok2. Tidak lama lalu kontolnya mulai mengeras. Dia mulai mencium bibirku dengan napsu, toketku juga diremas2nya dengan gemas. Perlahan-lahan dia mulai menciumi toketku, pentilku jadi tujuan emutannya, saya mendesah2 keenakan.<br /><br /><br />“Terus dong, enak”, erangku. Bibirnya selalu menjelajah kebawah, ke nonokku. Pahaku dikangkangkannya, hingga belahan nonokku menganga. Dia mulai menjilati nonokku yang telah basah. Saya lebih melenguh2 saat itilku jadi tujuan jilatannya yang tersebut. “enak banget, saya telah napsu nih. Dientot dong”, pintaku. Dia tak memperdulikan eranganku, jadi itilku diemutnya, sesaat tangannya selalu meremas2 toketku serta memlintir2 pentilku. Rangsangan yang saya terima pagi buta itu semakin besar hingga pada akhirnya saya tidak bisa menahan diriku lagi, “aku nyampe aah”. “Cepat banget Sin, belum dientot”, jawabnya. Saya terkulai lemas lantaran telah nyampe, kontolnya selekasnya kuremas2 lagi. Dia kembali mencium bibirku dengan ganas, saya menyongsong ciumannya. Lidahku selekasnya melilit lidahnya serta dia mengisap lidahku yang masuk kemulutnya. Toketku selalu diremas2nya. “Sin, isep kontolku dong”, pintanya, selekasnya saja saya mengubah posisi serta mulai menjilati kontolnya yang telah keras banget ngacengnya. Kepala kontolnya mulai kuemut serta selang beberapa saat kepalaku mulai mengangguk2, mengeluar masukan kontolnya ke mulutku. Gilirannya yang melenguh, “Enak banget Sin”. nonokku yang berasa dekat mulutnya kembali jadi tujuan, Lidahnya selekasnya menyerbu masuk serta mulai menjilat itilku lagi. Napsuku dengan cepat berkobar kembali. <br /><br />Saya direbahkannya serta badannya segera menindihku sambil menciumi bibirku. kontolnya diarahkan sampai ada pas di depan mulut nonokku, digosok-gosokkannya kontolnya di lipatan nonokku. Sensasinya begitu mengenakkan, saya memeluknya erat sekali sembari selalu mengerang nikmat. nonokku makin basah serta perlahan-lahan kontolnya yang besar menekan masuk kedalam nonokku. <br /><br /><br />Saya mengangkat ke-2 kakinya sampai selakanganku lebih terbuka lebar hingga kontolnya dengan leluasa menerobos masuk nonokku. Saya mengeluh, “Aduh.., enak banget deh”. Waktu itu kontolnya sudah masuk semuanya, dia diam sesaat serta lalu dengan perlahan-lahan mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin lama makin kencang sampai masuk nonokku sampai mentok. Dia selalu mengenjotkan kontolnya dengan penuh napsu sembari melumat habis bibirku serta meremas toketku yang mengeras. Ciumannya mulai turun ke leherku, saya mendesah kesenangan. <br /><br /><br />“aku nyaris.. ” saya semakin mendesah tidak karuan. Dia tak memperdulikan eranganku, kontolnya selalu dienjotkan keluar masuk nonokku dengan keras serta cepat. Saya selalu mendesah desah, sesaat enjotan kontolnya semakin cepat saja kdealam nonokku. “haku ingin lagi.. Ahh.. ”, rintihku. “Aku juga Sin.. ”, balasnya. Enjotannya dipercepat serta pada akhirnya pejunya muncrat penuhi nonokku. Berbarengan dengan itu, saya mengejang keenakan. Saya nyampe bersamaan dengan dia. nonokku merasa berdenyut2 meremas2 kontolnya.<br /><br /><br />“Enak banget Sin”, erangnya. Saya dipeluknya sembari mencium keningku, kon tolnya masihlah tertanam di nonokku hingga mengecil dengan sendirinya. Dia pada akhirnya mencabut kontolnya. Ranjang sudah begitu basah oleh cairan kami berdua. Lantas kami berdua kembali tidur sembari berpelukan sebagian lama. Saat bangun, selekasnya dia mengajakku bersihkan diri, kenakan pakaian serta cekout. Baca kisah sex yang tidak kalah hot berikut ini."<a href="http://www.ceritapanas.info/2016/06/cerita-dewasa-terbaru-pembantu-yang_28.html" style="color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Terbaru Pembantu Yang Sering Memberikan Kenikmatan</a><br />"</div></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-6765986930254180172017-04-03T09:36:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.594-08:00Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok<div><div style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div></div><div><br /></div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1tG-jvv3uOss6jaZkc5KbDre544DfKHC6OmLU0673KPrN8lD0Kx9vMBtJwr_vx1AG53EauImhk1tYEG1PUIw3a0qyZtv_JXpbnXRqFihAKYuWEY2YErx4kgmQKh78PffDab1dtKFKoJ6U/s1600/Cerita+Dewasa+Pemerkosaan+Santi+Yang+Montok.jpg" /><div><br /><div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span> Ini cerita sewaktu Toni masih kuliah di Jogja dan tinggal di belakang sebuah pondok pesantren putri.</div><div>Tubuh Safira ternungging di ranjang. Ia menangis tersedu-sedu. Lekuk pantatnya yang bulat montok tampak tercetak jelas beserta garis celana dalamnya di permukaan kain jubahnya yang tertarik kencang karena posisi menunggingnya itu. Bahkan karena tipisnya kain jubahnya, Toni bisa melihat dengan cukup jelas warna celana dalamnya yang terbayang. Warna merah muda. Bajingan itu meneguk air ludah menyaksikan keindahan pantat cewek asal Jepara itu.<br /><br />Ampuuun Maasss.. Jangan perkosa saya Huuh huuuuhhuuu..! ratap Safira memohon-mohon dengan wajah basah bersimbah air mata. Tapi tangisan dan ratapannya hanya semakin menambah nafsu birahi Toni.<br /><br />Hehehe. Aku tidak akan memperkosamu, Manis. Cuma ingin tahu gimana rasanya memek perawan seorang santri kayak Safira, kata Toni sambil menyingkap jubah panjang birunya ke atas pinggulnya. Siswi kelas 2 madrasah Aliyah itu terpekik dan berusaha menutupi auratnya sebisa mungkin tapi sia-sia. Kini terpampanglah pantat putih montoknya yang terbungkus celana dalam pink yang tipis.<br />Ampuuun Masss, jangann lakukan ini padakuuuu, Mas Kasihan Maasss ia hanya bisa menangis. Tapi Toni masih bisa menahan nafsu. Dia tak mau terburu-buru menikmati hidangan lezat yang terhidang di depan manya itu. Toni ingin melakukan blowjob pada tubuh Safira dulu. Kedua tangannya meremas-remas kedua bongkahan bulat pantat santri montok itu.<br /><br /><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan"><i>Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</i></a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Jari-jarinya menelusuri paha Safira yang putih mulus mengkilap, sampai akhirnya jari-jari itu menyentuh permukaan cdnya yang membukit. Gadis itu sedikit histeris ketika memek mungilnya yang tembam itu tersentuh oleh jemari lelaki. Toni menggosok-gosok dan meremas dengan gemas memek itu<br />Arrrgggghhhhkkkhh!!!! Oooukkkhhhh.Massss! Arrgghhttt.. henttikaaaan! Henttikkann Masss! Toloooong hentikaaan Masss Jangaaan Aaarrrggghhh.! Suaranya bergetar, dan tubuh menggeliat-geliat liar. Tak lama kemudian Toni merasakan celana dalam gadis berjilbab lebar itu mulai basah oleh cairan memeknya yang keluar. Itu adalah tanda santri juara MTQ tersebut mulai terangsang oleh blowjob pada memeknya.<br /><br />Sudaaah, sudaaah Masss Aaaakkhhhhh Safiraa tidaaak mauuu Safira memohon-mohon dengan air mata bercucuran deras di antara rasa nikmat yang melanda kemaluannya.<br />Tempik gadis berjilbab itu seperti kue apem, mungil tapi tembam membukit dengan lekuk yang masih berbentuk segaris. Begitu bersih dan mulus dengan bulu-bulu halus habis dicukur. Safira memang selalu rajin dan telaten merawat auratnya yang paling berharga itu sehingga tak heran jika Toni merasakan memek itu begitu wangi karena rajin dibersihkan dengan sirih.<br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan"><i>Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</i></a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Safira menangis tersedu-sedu sangat malu. Karena itulah pertama kali vaginanya dilihat oleh seorang lelaki. Jangankan vagina, betisnya pun tak pernah dilihat orang karena selalu tertutup rapat oleh jubah panjang. Kini Safira merasa begitu terhina, habis sudah dirinya. Habislah sudah kehormatannya sebagai seorang santri santun nan sholehah. Memeknya bukan hanya telah dilihat, tetapi juga sedang digarap oleh orang. Dicicipi, dinikmati, direngut kenikmatan surgawinya.<br /><br />Ia berusaha menghindar ketika lidah basah Toni menjilati alur pantat dan memeknya. Lidah itu mengkritik lubang anusnya yang mungil keriput, membuat nafas Safira tersengal-sengal. Tapi lidah itu begitu liar, mengulas dan menusuk-nusuk. Dengan tangan Toni melebarkan celah pantat indah Safira, agar lidahnya semakin leluasa menikmati lubang berak gadis itu.<br /><br />Ooohh, jangaaan Safira tersedak ketika lidah Toni menyelinap ke dalam lubang anusnya. Tanpa rasa jijik sedikitpun, Toni terus menjilat bahkan kemudian menghisap-hisap lubang pembuangan Safira. Seolah-olah lubang berak gadis berjilbab itu makanan yang sangat lezat. Memang begitulah yang dirasakan Toni, lubang anus gadis itu baginya memang sungguh lezat dan gurih. Mengingat itulah pertama kalinya ia merasakan lubang dubur seorang gadis berjilbab. Santri lagi. Lubang anus Safira memang berbeda dengan lubang anus gadis-gadis lain yang pernah ia cicipi, baik aroma maupun rasanya. Rasanya manis-manis asem, sedangkan aroma yang dikeluarkannya sedikit legit dan lebih harum.<br /><br />Puas dengan lubang dubur, kini lidah Toni menjalar ke bawah, ke alur memek Safira yang sudah terkuak basah. Semakin lama memek itu semakin basah, tak henti-hentinya mengeluarkan cairan legit nan sedap. Tergetar-getar tubuh Safira diperlakukan sedemikian rupa. Scruppp scrupppppppp terdengar bunyi tembik mungil Safira disedot dan terdengar pekik lolong tangisan Safira meminta ampun dan belas kasihan<br />.<br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Seluruh tubuhnya terasa mengejang, Safira berusaha bertahan tapi jebol. Rasanya seluruh cairan tubuhnya berkumpul di vaginanya. Tubuhnya mengejang kaku dan akhirnya kenikmatan surga dunia itu meledak dashyat. Dari dalam liang tempik, cairan bening kekuning-kuningan menyembur keluar dengan deras. Begitu banyak seolah tak mengalir tak habis-habisnya.<br />Sluuurrppp! Sluuurrrpp.. sluuuppp! Toni menghirup seluruh cairan orgasme Safira yang melekitkan keluar dengan amat rakus. Baru kali ini ia mencicipi cairan vagina perempuan yang begitu harum, lezat dan gurih. Ah, ternyata rasa cairan orgasme gadis berjilbab memang berbeda, simpulnya penuh kepuasan.<br /><br />Ooohhh Masss jahaaat Huuuuhh huuuhhh..! tangis Safira terisak-isak setelah mengeluarkan orgasme pertamanya yang begitu dashyat hingga seluruh persendian tubuhnya lemas. Memek mungil namun tembam gadis itu tampak kemerah-merahan.<br />Gimana rasanya, Sayang? Enak kan? bisik Toni sambil menciumi pipi mulusnya yang basah oleh air mata.<br /><br />Kau bajingan! jerit Safira dengan mata merah.<br />Hahaha. Aku memang bajingan, tapi aku barusan telah memberimu kenikmatan tawa Toni penuh kemenangan,Tapi itu belum apa-apa.. Aku akan membuatmu merasakan yang lebih nikmat lagi, memberimu pengalaman yang tak terlupakan..<br />Kini tubuh molek menggiurkan itu ditelentangkan di atas ranjang. Safira berusaha mempertahankan diri dengan mengatupkan kedua pahanya rapat-rapat dan menyilangkan kedua tangannya menutup buah dadanya yang kencang. Tapi apa dayanya menghadapi seorang lelaki yang sudah diamuk nafsu birahi. Toni merentangkan tangannya ke samping dengan kasar dan meremas sebelah buah dadanya. Safira merintih-rintih.<br /><br />Dengan buas mulut Toni kemudian mengulum dan menghisap kedua puting susunya yang meruncing tegak dan masih berwarna pink.<br />Ooh, Masss suudaahh sudaaah MaassAarrrrggghh..!<br />Safira hanya bisa memohon-mohon belas kasihan dengan suara serak di antara isak tangisnya yang mengiba ketika Toni berusaha mengangkangkan kedua paha mulusnya lebar-lebar agar selangkangannya terbuka. Tapi lelaki itu sudah menempelkan ujung batang penisnya ke bibir vaginanya yang basah.<br /><br />Ampuun Masss Huuuhhh jangaaaanSafira gak mau dikenthuuu, Masss.. Huuhuuuu! Safiraa gaaak mauuu!!! tangisnya tersedu-sedu ketika kedua pahanya yang terkangkang lebar membuat lipatan memeknya terkuak, Jangaaaan jangaaan.. Ooh, jangaan!<br />Aaaaaaarrrrggggkkhhhhhhhhh Jangaan Maasssssssss!!! jerit Safira histeris ketika merasakan sesuatu benda tumpul yang hangat perlahan menyeruak masuk ke bibir vaginanya.<br />Liang memek gadis itu berkedut-kedut menjepit erat batang penis Toni yang besar nan panjang, seperti menyedot-nyedot. Belum pernah rasanya ia mendapatkan liang memek senikmat ini.<br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Aaarrkkhhh! Aaaarrkkhhh teriak Safira melengking setiap kali Toni menghentakkan pinggulnya menghujamkan batang kontol sedalam-dalam ke dalam liang tempiknya yang sempit. Namun setelah beberapa lama Oohhhh kentthuuu! Oohh kentthuuu! Aaarrrkkhhhh!! erang Safira dengan suara yang tiba-tiba berubah sangat manja. Kedua tangannya yang halus mencengkram pundak Toni, sementara kedua pahanya yang mulus menjepit kuat pinggang pemerkosanya. Wajahnya yang berjilbab lebar terdongak ke atas dengan kedua mata indahnya yang tampak merem-melek, sementara dari mulutnya yang mungil basah terdengar desisan, rintihan, desahan, erangan nikmat tiada henti.<br />Oooohhhh Sudaaahh Suddaaaah. Ohhhh, eenaaakk, oohh enaaakk Massss Ampuuuunn ohh ampun gadis ABG berjilbab itu mengerang-erang hebat merasakan nikmatnya sensasi diperkosa orang. Setiap hujaman kontol Toni ke liang memeknya, disambut gadis berjilbab yang santun dan sholehah itu dengan hentakan pinggul indahnya ke atas.<br /><br />Sambil menangis, Safira naik ke atas tubuhku. Tubuhnya yang putih montok tampak begitu indah oleh keringat yang mengkilap. Pelan-pelan santri alim itu berjongkok di batang kontolku yang sudah mengacung tegang. Ia mendesis ketika ujung kontolku yang bulat menyentuk permukaan vaginanya yang basah kuyup. Dengan air mata bercucuran deras, ia lalu membuka kedua paha mulusnya lebar-lebar hingga selangkangannya terkangkang memamerkan memek indahnya yang telah kuperawani. Jari-jemarinya yang lembut gemetar ketika meraih kontolku, mengenggamnya lalu menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah terkuak merah basah.<br /><br />Perlahan tapi pasti batang kejantananku itu ditempelkannya tepat-tepat di bibir lubang memeknya yang nikmat tersebut lalu ditekannya ke dalam. Bersamaan dengan itu ia menurunkan pantatnya semok Hingga: Bleesss bleeesss!! Batang kontolku langsung terbenam ke dalam liang senggama gadis berjilbab itu sampai setengah.<br />Oooh, Tuhan nikmatnya! Liang basah yang baru pecah perawan itu terasa sempit sekali. Wajah cantik berjilbab putih yang basah oleh air mata itu tampak mengernyit menahan sakit. Kedua tangan Toni mencengkram pinggulnya erat-erat, lalu menghentakkan kontol ke atas.<br />Uugh! keluhnya tertahan ketika seluruh batang kejantanan Toni melesat masuk ke dalam liang senggamanya. Air mata kembali meleleh di sudut matanya. Indah sekali melihat wajah cantik dan manis yang masih mengenakan kerudung itu begitu mengibakan. Seumur hidup tak pernah Toni bayangkan pemandangan seindah ini, di mana seorang gadis, seorang santri alim dan santun yang begitu cantik dan manis telanjang bulat dengan tubuh molek berkilau oleh keringat dan jilbab lebar masih terpasang di kepala duduk di atas tubuhnya dengan kontol besar nan panjangnya tertancap di liang vaginasi gadis.<br /><br />Ooohhhh ooohhhharrrrkkhhhh mauuu nyamppeeee Firaaaaa mauuuu nyamppeeeee, Maasss!!! Aaaaaaaaarrrrrkkhhhhhh!!!! gadis berjilbab itu menggerakkan pinggul moleknya sejadi-jadinya, menggoyangkan pantat bulatnya semakin cepat dan menghempaskan pinggulnya sekuat-kuatnya. Sehingga batang kontol Toni bak sepotong kayu menghujam-hujam liang senggamanya dengan keras dan deras.<br /><br />Tak perlu lama Sepasang mata gadis dengan jilbab putih yang masih terpasang rapi di kepalanya itu mendelik ke atas. Wajahnya merah padam, dan mulutnya ternganga lebar. Indah sekali menyaksikan ekspresi wajahnya yang berjilbab itu merah padam menahan kenikmatan tak terlukiskan di puncak senggama.<br /><br />Aaaaarrrkkkkhhhh keluaaarrrr.! Akuuuuuuu keeeluuuuuuaaaaarrrrrr. Arrrggghkkkhh nikmmaaaattttt.!!! Raungnya histeris dan menggerakan pinggul menjadi-jadi. Toni merasakan batang kontolnya laksana dimasukkan dalam mesin penggiring. Dan seeeerrrr seeeerrrseeerrr cairan vagina Safira muncrat deras membasahi batang kontolnya. Terasa hangat dan lengket.<br /><br />Hampir magrib persetubuhan nikmat itu baru berakhir. Toni membantu gadis itu memakai kembali bra dan celana dalam serta jubah panjangnya. Agak terkangkang-kangkang Safira berjalan pulang ke asramanya. Kegadisannya hilang sudah, hatinya hancur berkeping-keping tapi harus diakui juga kalau ia telah mendapatkan kenikmatan yang luarbiasa selama diperkosa tiga jam lebih oleh pemuda begundal itu. </div></div><div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Dewasa Pemerkosaan Santi Yang Montok</a></b></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-91063725679847013502017-03-23T05:03:00.000-07:002017-11-24T04:58:07.621-08:00Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek<div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><div style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div></div></div><div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhadtgQAsBmqLtYonIhiEcMWfxzEhLd0imAuu5yBfpVGy1BKf81pkF15GyQdmy3ui0dXcocGI-3gWlc-J0mZ-b66BhLaRNUiL3F9t6WtXa8J1m097VhdwgjdTSYim-VolRoM95DOQ5T2j8/s640/perkosa+di+hutan+sampe+klimaks.jpg" /></div><div><br /></div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan?&max-results=8">Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek</a></b> – Kisah nafsu panas ini kualamai ketika duduk di bangku SMA dengan cewek yg aku suka dengan judul " Cerita Sex Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek " yang sudah pasti seru dan dijamin dapat meningkatkan gairah seks, selamat menikmati.<br /><br /><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan?&max-results=8"><i>Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek</i></a> – Kenalin nama aku Rio "Nama Disamarkan" aku duduk di kelas XI SMK. hidupku penuh dengan ke galauan karena tugas yang menumpuk di berbagai guru, setelah beberapa hari aku melihat seorang wanita yang sama sekolah disini hanya beda kelas dia bernama "Vanny" Nama Disamarkan" dia merupakan cewek yang laki-laki idam-idamkan dia memiliki postur yang sempurna kulitnya putih bibirnya merah tipis eklusip dan dia memiliki payudara yang besar dan membuat cowok pada menggilainya.<br /><br />Sabtu sore aku melihatnya sendirian di bengkel sedangkan guru-guru sudah tidak ada satupun yang ada disekolah, Ku hampiri dia dan ku coba mengobrol dengannya.<br /><br />Rio : Hai Vanny! sedang apa disini sendiri ?<br />Vanny : Hai.. tadinya aku mau pulang tapi sudah tidak ada kendaraan jadi aku milih nginep aja disini.<br />Rio : Oh.. Emang kamu mau tidur dimana ? (basa-basi sambil menanya tempat tidur)<br />Vanny : Aku mau tidur dikantor bengkel saja!<br />Rio : Oh ya udah aku pulang dulu yah.<br />Vanny : Iya.<br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan?&max-results=8"><i>Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek</i></a></b> – Ternyata akupun tidak jadi pulang dan diam di luar ruangan tempat diamana Vanny Tidur, Kira-kira jam 23.00 aku coba masuk kedalam ruangan vanny tidur. dan ternyata vanny telah tertidur pulas mengenakan seragam sekolahnya. Aku mendekatinya dan aku coba mencium dan memeluk dirinya, sambil aku memeluknya ku bukakan kemeja dan BH yang ia kenakan dan ku coba meremasnya pelan-pelan, beberapa menit ku remas payudaranya aku mencoba untuk membuka rok dan celana dalamnya karna dia masih tertidur dengan nyenyak... setelah dia telanjang bulat aku pun mulai memainkan vaginanya yang masih perawan, vaginanya pun basah dan dia orgasme sambil tertidur, aku pilin puting payudaranya dan tiba-tiba dia bangun. "Ahhh... Heyy Rio sedang apa kamu?" kata vanny sambil menjauh dari Rio, "Tolonggg Tolonggg..." Vanny minta tolong, "Percuma di sekolah ini cuman ada kita berdua kau mau teriak sekeras apapun tak akan ada orang yang mendengar.. orang sekolah kita 4 Hektare" ujar Rio. "Ayo kesini kita bercinta dimalam yang begitu indah" kata Rio. "Aku tak mau, aku mohon aku masih perawan dan aku belum siap." ujar Vanny. tapi Rio tak mendengar dia langsung menyeret Vanny ke gudang tempat alat alat bengken di simpan. Rio membuka pakaiannya dan langsung menyergap vagina Vanny dengan penisnya yang besar dan panjang. "Pelan-pelan please aku masih perawan" hasut Vanny, Rio mulai menancapkan penisnya yang memakai kondom kedalam vagina Vanny, ternyata benar Vanny masih perawan, Rio memulainya dengan posisi doggy style, darah dan cairan vagina vanny bercucuran di lantai dan rio pun terus menancapkan penisnya kedalam vagina vanny dengan sangat kencang. Sambil menangis Vanny menahan rasa sakit dan nikmatnya sex. Riopun berhenti dan kembali menancapkan penisnya kedalam Pantat Vanny, vanny menjerit "aaaaaaaah". "tenang aku ngga bakal terlalu dalam kok" kata Rio. setelah beberapa menit Rio mengeluarkan penisnya dan menyuruh Vanny mengelumnya dalam mulutnya Rio pun orgasme dan memancarkan spermanya di muka dan vagina Vanny "hmmm aaah" vanny menangis sambil menikmatinya.<br /><br />Vanny dibiarkan tergeletak digudang bengkel dan rio keluar dari bengkel, "Hah.. cari apa yah yang bisa aku masukan kedalam vagina si Vanny, biar jebol sekalian.." monolog Rio. Rio mulai mencari alat-alat yang biasa di pake dibengkel. Rio mengambil Palu besi, linggis, dildo penis(besar), tabung besi, dan cairan oli yang baru dan yang lama. Ternyata Vanny sudah sadar dan sehat saat Rio kembali,Rio mulai mengikat Vanny membentuk huruf X agar tubuh vanny terlentang. setelah diikat, Vanny pun di lumuri oleh cairan oli yang masih baru, oli pun melumuri seluruh tubuhnya sampai rambutnya. Vanny pun menjadi licin, tiba-tiba Rio mengambil Palu yang ujungnya menyerupai Penis dan pelan pelan memasukannya kedalam penis Vanny. "aaaaaaaawwhh" vanny menjerit. sampai masuk dengan tongkatnya vagina vannypun mengeluarkan darah yang sangat banyak dan Riopun melepas palunya. Setelah dilepas vanny kira akan selesai ternyata rio malah memasukannya lagi ke pantat Vanny yang Bohay. Vanny menjerit kembali, waktu vanny menjerit di bukakannya mulut vanny dan diguyurkan oli yang baru ke mulut vanny hingga berceceran dan tidak bisa bicara.palu menancap di pantat vanny dan Rio mengambil linggis yang telah dia siapkan dia memasukan linggis tadi kedalam vagina vanny dengan tidak hati-hati. darah terus keluar dari vagina vanny sampai vanny pun pingsan.<br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan?&max-results=8">Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek</a></b> – Beberapa jam kira-kira jam 02.20 vanny tersadar dan dia sudah ada di atas mesin bubut yang sudah di jepitnya tubuh vanny diatas mesin bubut dengan solatip-solatip bening. Di cekam mesinpun terlihat Dildo yang sangat bersar di jepit oleh cekam. Tubuh Vanny pun mulai di majukan dan memasukan Dildo ke dalam vagina Vanny setelah dildonya masuk dengan susah, mesin bubutpun dinyalakan dan tiba-tiba dildo tersebur berputar di dalam vagina vanny. Dengan kecepatan 250 rpm vanny menahan sakit karna dildo tersebut sangat besar dan sempitnya vagina vanny membuat sakit dan panas dari mesin menyalur ke vagina vanny. Rio pun mematikan mesin setelah 10 menit lalu apa yang rio lakukan ternyata dia menambah kecepatannya menjadi 725 rpm lalu kembali mesinnya di jalankan dan sedikit-demi sedikit rio kembali menekankan dildo dengan menggeser tubuh vanny. beberapa saat kemudian kecepatan pun ditambahkan hingga max yaitu 1000 rpm. Dildo masuk sangat dalam dan kecepatan putar yang sangat tinggi membuat vagina vanny hancur dan mengeluarkan darah yang sangat dahsyat, Vanny yang dalam keadaan sadar menangis sambil menjerit histeris "aaaaaaawww aaaaaawhhh :'( " Keluarnya darah dalam vagina malah rio mengguyurkan cairan oli yang lama di campur yang baru di atas tubuh Vanny sehingga kulit vanny terlihat licin dan hitam.<br /><br />Jam 03.30 Mesin dimatikan dan vanny di lepaskan dari ikatannya.setelah vanny terlepas dia tidak bisa berdiri karena kelelahan aku coba mengistirahatkan didalam kamar mandi agar setelah tersadar nanti dia sudah bersih karena mandi. Jam 04.50 Aku pun melihat sambil memberikan baju ke kamar mandi Vanny. Dia pun tampak bersih tetapi aku melihat lubang vaginanya robek sekitar 3.7 cm ke arah atas dan ke arah pantat sehingga lubang vaginanya menjadi satu dengan lubang pantatnya. dan robek ke atas. tetapi aku biarkan dan dia pun aku pakaikan baju.<br /><br />Setelah pagi aku antar pulang dan saat ku bangunkan dia ternyata dia tetap tidak bisa bediri dan berjalan. Karena terlalu beresiko kalau dia pulang, aku membawanya ke kost-kostanku mengenakan motor. Kebetulan di depan sekolah belum ada satpan karena masih pagi.<br /><br />Setelah di kostanku aku menidurkannya ranjangku, dia tersadar pada jam 19.00 dan dia marah padaku karena telah menyiksanya, tapi aku pun mengancamnya jika dia berani mengadukan perlakuan ku aku akan membunuhnya, dan diapun berjanji. Setelah itu akupun kembali menikmati tubuhnya hingga menjelang subuh dan kuantarkan pulang dia di pagi harinya karena dia sudah sehat kembali.<div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan?&max-results=8">Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Di Hutan Sampe Robek</a></b></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-18077013278679941262017-03-07T05:16:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.651-08:00Cerita Dewasa Sunggu Nikmat Di Perkosa Kontol Bule<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><div style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div></div><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Dewasa Sunggu Nikmat Di Perkosa Kontol Bule</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> - </span></b>Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena<br />mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy.<br />Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur. Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut<br />seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin<br />oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali- sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, "Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!". Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang<br />kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, "..John, sadar.. aku Hesty istri temanmu..!" John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya<br />pegangannya di pinggangku, aku terhuyung- huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos<br />terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan<br />betul. Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang<br />terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari<br />serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku. John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari<br />bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-<br />layang putus ditiup angin. "..Aaarrgghh..!" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh... ssshh... gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku "Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!", dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John. Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku. Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba- tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya<br />aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol. "..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..!" Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu. Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena aliran listrik aku menjerit, "Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..!" Aku mencoba melawannya, tetapi kedua<br />tanganku tidak<br />dapat digerakkan<br />karena terhimpit<br />diantara badanku<br />sendiri. Tiba-tiba<br />aku merasakan<br />ada suatu benda<br />kenyal, bulat<br />panas terhimpit<br />pada belahan<br />pantatku dan<br />tiba-tiba aku<br />menyadari akan<br />bahaya yang akan<br />menimpaku, John<br />rupanya sudah<br />mulai beraksi<br />dengan<br />menggesek-<br />gesekan batang<br />kemaluannya<br />pada belahan<br />kenyal pantatku.<br />"Auooohh.. John..<br />stopp..! pleasee..<br />aach..!" dengan<br />panik aku<br />mencoba<br />menyuruhnya<br />berhenti<br />melakukan<br />aksinya, akan<br />tetapi seruan itu<br />tidak dipedulikan<br />oleh John<br />malahan sekarang<br />terasa gerakan-<br />gerakan menusuk<br />nusuk benda<br />tersebut pada<br />belahan<br />bongkahanku<br />mula-mula<br />perlahan dan<br />semakin lama<br />semakin gencar<br />saja. Aku menoleh<br />ke kanan, ke arah<br />kaca besar lemari<br />yang persis<br />berada di samping<br />kanan tempat<br />tidur, terlihat<br />batang kemaluan<br />orang asing<br />tersebut telah<br />tegang dan ya<br />ampun.. besaaar<br />sekali..! dan<br />terlihat batang<br />kemaluannya<br />yang merah<br />berurat bagai<br />sosis besar<br />dengan ujungnya<br />berbentuk agak<br />bulat sedang<br />menggesek gesek<br />bagian pantatku.<br />Rupanya Orang<br />asing ini sudah<br />sangat<br />terangsang dan<br />sekarang dia<br />sedang berusaha<br />memperkosaku.<br />Aku benar-benar<br />menjadi panik,<br />bagaimana tidak..<br />aku akan<br />diperkosa oleh<br />teman suamiku<br />yang tampak<br />sedang kesetanan<br />oleh nafsu<br />birahinya.<br />Tanpa kusadari<br />sodokan-sodokan<br />batang kemaluan<br />John semakin<br />gencar saja,<br />sehingga aku<br />yang melihat<br />melalui cermin<br />gerakan pantat<br />bule yang bahenol<br />pahanya yang<br />kekar benar-<br />benar membuatku<br />terpana karena<br />gerakan tekanan-<br />tekanan ke depan<br />pantatnya benar-<br />benar sangat<br />cepat dan gencar,<br />terasa sekarang<br />serangan-<br />serangan kepala<br />batang<br />kemaluannya<br />tersebut mulai<br />menimbulkan<br />perasaan geli<br />pada belahan<br />pantatku dan<br />kadang-kadang<br />ujung batang<br />kemaluannya<br />menyentuh<br />dengan cepat<br />lubang anusku,<br />menimbulkan<br />perasaan geli<br />yang amat<br />sangat.<br />Terlihat kedua<br />kakinya<br />melangkah ke<br />depan, sehingga<br />sekarang kedua<br />pahanya yang<br />berbulu memepeti<br />kedua pahaku dan<br />gerakan tekanan<br />dan cocolan-<br />cocolan kepala<br />batang<br />kemaluannya<br />mulai terarah<br />menyentuh bibir<br />kemaluanku, aku<br />menjadi<br />bertambah panik,<br />disamping<br />perasaan yang<br />mulai terasa tidak<br />menentu, karena<br />sodokan-sodokan<br />kepala batang<br />kemaluan John<br />menimbulkan<br />perasaan geli dan<br />mulai<br />membangkitkan<br />nafsu birahiku<br />yang sama sekali<br />aku tidak<br />kehendaki.<br />Akhirnya dengan<br />suatu gerakan<br />dan tekanan yang<br />cepat, John<br />mendorong<br />pantatnya ke<br />depan dengan<br />kuat, sehingga<br />kemaluannya<br />yang telah<br />terjepit diantara<br />bibir kemaluanku<br />yang memang<br />telah basah kuyup<br />dan licin itu,<br />akhirnya<br />terdorong masuk<br />dengan kuat dan<br />terbenam ujung<br />kemaluannya<br />kedalam<br />vaginaku, diikuti<br />dengan jeritan<br />panjang<br />kepedihan yang<br />keluar dari<br />mulutku.<br />"Aduuuhh..!"<br />kepalaku<br />tertengadah ke<br />atas dengan mata<br />yang melotot<br />serta mulut yang<br />terbuka megap-<br />megap kehabisan<br />udara serta kedua<br />tangan<br />mencengkeram<br />dengan kuat pada<br />kasur. Akan tetapi<br />John, tanpa<br />memberikan<br />kesempatan<br />padaku untuk<br />berpikir dan<br />menyadari<br />keadaan yang<br />sedang terjadi,<br />dengan cepat<br />mulai memompa<br />batang<br />kemaluannya<br />dengan gerakan-<br />gerakan yang<br />beringas, tanpa<br />mengenal kasihan<br />pada istri<br />temannya yang<br />baru pertama kali<br />ini menerima<br />batang kemaluan<br />yang sedemikian<br />besarnya dalam<br />vaginaku.<br />"Aaahh.. !" tiba-<br />tiba aku<br />merasakan<br />sesuatu yang<br />besar, benar-<br />benar besar<br />sedang mulai<br />memaksa masuk<br />ke dalam<br />vaginaku,<br />memaksa bibir<br />vaginaku<br />membuka<br />sebesar-<br />besarnya, rasanya<br />sampai sebatas<br />kemampuan yang<br />bisa kutolerir. Aku<br />menoleh ke arah<br />cermin untuk<br />melihat apa yang<br />sedang memaksa<br />masuk ke dalam<br />vaginaku itu dan..,<br />"Aaaduuuhh.. gila..<br />benar-benar<br />fantastis<br />besarnya batang<br />penis bule ini"<br />keluhku, terlihat<br />bagian pangkal<br />belakang batang<br />kemaluan John<br />sepanjang kurang<br />lebih 5 cm<br />membengkak,<br />membentuk<br />seperti bonggol,<br />dan dari bagian<br />tersebut sedang<br />mulai dipaksakan<br />masuk, menekan<br />bibir-bibir<br />kemaluanku dan<br />secara perlahan-<br />lahan menerobos<br />masuk ke dalam<br />lubang vaginaku .<br />"Ooohh..<br />aaampun.. jangan<br />John.. aku tidak<br />sanggup kalau<br />engkau<br />memaksakan<br />benda itu masuk<br />ke dalam<br />vaginaku!" aku<br />memelas tak<br />berdaya<br />mengharapkan<br />John akan<br />mengerti, akan<br />tetapi sia-sia saja,<br />dengan mata<br />melotot aku<br />melihat benda<br />tersebut mulai<br />menghilang ke<br />dalam liang<br />kemaluanku,<br />"Hesty.. nanti<br />kalau sudah<br />masuk semuanya<br />dan licin kau akan<br />merasakan<br />kenikmatan yang<br />kamu belum<br />pernah rasakan<br />sebelumnya..!"<br />John mencoba<br />menenangkanku,<br />kepalaku<br />tertengadah ke<br />atas dan mataku<br />terbalik ke<br />belakang<br />sehingga bagian<br />putihnya saja<br />yang kelihatan,<br />dan sekujur<br />badanku<br />mengejang,<br />bongkahan<br />tersebut terus<br />menerobos masuk<br />ke dalam lubang<br />vaginaku, sampai<br />akhirnya seluruh<br />lubang<br />kenikmatanku<br />dipenuhi oleh<br />kepala, batang<br />kemaluan dan<br />bongkahan pada<br />pangkal batang<br />kemaluan bule<br />tersebut.<br />Oh.. benar-benar<br />terasa sesak dan<br />penuh rongga<br />vaginaku dijelali<br />oleh keseluruhan<br />batang kemaluan<br />bule tsb. Dalam<br />keadaan itu John<br />terus melanjutkan<br />menekan-nekan<br />pantatnya dengan<br />cepat, membuat<br />badanku ikut<br />bergerak-gerak<br />karena belakang<br />batang<br />kemaluannya<br />telah terganjal di<br />dalam lubang<br />kemaluanku<br />akibat bongkahan<br />pada pangkal<br />batang<br />kemaluannya<br />yang besar itu.<br />Pantat John<br />tersebut terus<br />bergerak-gerak<br />dengan liarnya,<br />sambil bibirnya<br />menciumi<br />pundakku yang<br />sudah tidak<br />ditutupi handuk,<br />terengah-engah<br />dan mendengus-<br />dengus, hal ini<br />mengakibatkan<br />batang<br />kemaluannya dan<br />bongkahan<br />tersebut<br />mengesek-gesek<br />pada dinding-<br />dinding vaginaku<br />yang sudah<br />sangat sangat<br />kencang dan<br />sensitif<br />mencengkeram,<br />yang<br />menimbulkan<br />perasaan geli dan<br />nikmat yang amat<br />sangat.. aku mulai<br />menyadari betapa<br />hebatnya<br />kenikmatan yang<br />sedang<br />menyelubungi<br />seluruh sudut-<br />sudut yang paling<br />dalam di relung<br />tubuhku akibat<br />sodokan-sodokan<br />batang kemaluan<br />bule dalam rongga<br />vaginaku yang<br />menjepit erat<br />sehingga<br />kepalaku<br />tergeleng-geleng<br />ke kiri dan ke<br />kanan dengan tak<br />terkendali dan<br />dengan histeris<br />pantatku kutekan<br />ke belakang<br />merespon<br />perasaan nikmat<br />yang diberikan<br />oleh John, yang<br />tak pernah<br />kualami selama<br />ini.<br />"Ooohh.. tidaak..!"<br />pikirku, "Aku tak<br />pantas mengalami<br />ini.. aku bukan<br />seorang maniak<br />seks! Aku selama<br />ini tidak pernah<br />nyeleweng<br />dengan siapa pun..<br />ta. taapii..<br />sekarang.. ooohh<br />seorang bule?<br />Adduuuhh! Tapiii..<br />ooohh..<br />enaaaknya..<br />aghh.. akuuu.. tak<br />dapat menahan<br />ini.. agghh.. aku<br />tak menyadari<br />betapa<br />nikmaaatnya..<br />penis besar dari<br />seorang bule yang<br />perkasa ini..!<br />ssssshhhh...<br />aaaaqhh..!..<br />Ooohh.. benar juga<br />katanya belum<br />pernah aku<br />merasakan begini<br />dahsyat rasa<br />nikmaaatnyaaa..!"<br />"..Ssshh.. aaachh..<br />apa yang harus<br />kulakukan..??<br />Batang<br />kemaluannya<br />yang luar biasa<br />besar itu dengan<br />cepat keluar<br />masuk melicinkan<br />lubang<br />kemaluanku<br />tanpa<br /><div style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlsH6ejtaPRK-oRXSju-tKdfDh1X0ttHboS6lYcGWue2ersDF60t_2Ok4GOJODRODjJJK710d6t8bbAKoKbmS82pIT6xAXhHF2RfLOmkQwh7OYq2i7xlby6ohbjG-fJj3FyXhG3gmAQQJS/s1600/gambar-cewek-bugil-Toge_Pirang_Bugil_Merangsang(1).jpg" /></div><div style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa">Cerita Dewasa Sunggu Nikmat Di Perkosa Kontol Bule</a></b></div><div>mempedulikan<br />betapa besar<br />batang<br />kemaluannya<br />yang akan<br />dimasukkan itu<br />dibandingkan<br />dengan daya<br />tampung<br />vaginaku.<br />Akhirnya seluruh<br />batang kemaluan<br />bule itu masuk,<br />dari setiap<br />gerakan<br />menyebabkan<br />keseluruhan bibir<br />vaginaku<br />mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, "..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.?. ini tak mungkin terjadi..!" pikirku setengah sadar. "Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!" sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang 'menghajar' liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan<br />terasa melayang-<br />layang di awan-<br />awan dan dari<br />bagian vaginaku<br />yang dijejali<br />batang<br />kemaluannya<br />yang super besar<br />itu terasa<br />mengalir suatu<br />perasaan<br />mengelitik yang<br />menjalar ke<br />seluruh bagian<br />tubuh, membuat<br />perasaan nikmat<br />yang terasa<br />sangat fantastis<br />yang belum<br />pernah aku<br />rasakan<br />sedemikian<br />dahsyat,<br />membuat mataku<br />terbeliak dan<br />terputar-putar<br />akibat pengaruh<br />batang kemaluan<br />John yang begitu<br />besar dan begitu<br />dahsyat<br />mengaduk-aduk<br />seluruh bagian<br />yang sensitif di<br />dalam vaginaku<br /><br /><div style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN07r1ubg-lhUW1ZMsDBJjbSJiSk_MHrZOd3UwSrw86O619kPz3-9_imcPrcZjYMWfHpmEg9VSMmc5BYnhgMhOAqo-4fPRceexZBAOkAFSUPa8vn0aLGWA65L4OWzn557kEekTtY3xiDP7/s1600/gambar-cewek-bugil-Toge_Pirang_Bugil_Merangsang(2).jpg" /></div><div style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot">Cerita Dewasa Sunggu Nikmat Di Perkosa Kontol Bule</a></b></div>tanpa ada yang<br />tersisa satu<br />milipun.<br />Keseluruhan<br />syaraf syaraf<br />yang bisa<br />menimbulkan<br />kenikmatan dari<br />dinding dalam<br />vaginaku tak lolos<br />dari sentuhan,<br />tekanan, gesekan<br />dan sodokan<br />kepala dan batang<br />kemaluan John<br />yang benar-benar<br />besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari atang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaaat...! dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi. Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi.. Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, "Ooohh..John you're cock is so biiig.. so fuuuulll.. sogooood..!! enaaakk..sekaaaaliii..!!<br />aaaggh..!<br />teruuusss..<br />Fuuuck meee<br />Jooohn.."<br />Aku benar-benar<br />sekarang telah<br />berubah menjadi<br />seekor kuda binal,<br />aku betinanya<br />sedang ia kuda<br />jantannya.<br />Pemerkosaan<br />sudah tidak ada<br />lagi di benakku,<br />pada saat ini yang<br />yang kuinginkan<br />adalah disetubuhi<br />oleh John<br />senikmat dan<br />selama mungkin,<br />suatu kenikmatan<br />yang tak pernah<br />kualami dengan<br />suamiku selama<br />ini.<br />"Ooohh.. yess<br />mmmhh.. puasin<br />aku John sssshh..<br />gaaaghh....! pen..<br />niiishh.. mu..<br />begitu besaaar<br />dan<br />perkasaa..! ..aaaarrgghhh...!"<br />terasa cairan<br />hangat terus<br />keluar dari dalam<br />vaginaku,<br />membasahi<br />rongga-rongga di<br />dalam lubang<br />kemaluanku.<br />"Aaagghhh..<br />ooohh.. tak<br />kusangka benar-<br />benar<br />nikmaaaaat..<br />dientot kontol<br />bule.." keluhku<br />tak percaya,<br />terasa badanku<br />terus melayang-<br />layang, suatu<br />kenikmatan yang<br />tak terlukiskan.<br />"Aaagghhh...<br />Joohhn.. yesss..<br />pushhh.. and..<br />pulll.. your big fat<br />cock..!" gerakanku<br />yang semakin liar<br />itu agaknya<br />membuat John<br />merasa nikmat<br />juga, disebabkan<br />otot-otot<br />kemaluanku<br />berdenyut-denyut<br />dengan kuat<br />mengempot<br />batang<br />kemaluannya,<br />mungkin pikirnya<br />ini adalah kuda<br />betina terhebat<br />yang pernah<br />dinikmatinya,<br />hangat.. sempit<br />dan sangat liar.<br />Tiba tiba ia<br />mencabut seluruh<br />batang<br />kemaluannya dari<br />lubang vaginaku<br />dan anehnya aku<br />merasakan suatu<br />kehampaan yang<br />luar biasa..!<br />Dengan tegas ia<br />menyuruhku<br />merangkak<br />keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi, oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku<br />harus melayani<br />seluruh permintaannya<br />dan sejujurnya<br />aku masih menginginkan<br />'pemerkosaan' yang fantastis ini,<br />merasakan batang kemaluan<br />John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang<br />ada diseluruh sudut lubang<br />vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku. Sementara otakku masih berpikir keras tubuhku dengan<br />cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat<br />pantatku tinggi<br />tinggi kakiku<br />kubuka lebar dan<br />yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu,<br />kubuat gerakan<br />erotik sedemikian<br />rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan. Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang<br />ranum pinggangnya yang<br />ramping serta bongkahan pantatnya yang<br />bulat, dan barusan<br />merasakan<br />betapa nikmatnya<br />lubang vaginanya<br />yang hangat dan<br />sempit<br />mencengkeram<br />erat batang<br />penisnya itu,<br />"..Ooohh Hesty tak<br />kusangka<br />tubuhmu begitu<br />menggairahkan<br />vaginamu begitu<br />ketat begitu<br />nikmaaat..!" aah<br />aku begitu<br />tersanjung belum<br />pernah kurasakan<br />gelora birahiku<br />begitu meletup<br />meletup, suamiku<br />sendiri jarang<br />menyanjungku,<br />entah kenapa aku<br />ingin lebih<br />bergairah lagi lalu<br />kuangkat<br />kepalaku<br />kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik. Dengan perlahan ia tujukan 'monster cock' nya itu keliang aginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri<br />bagaimana caranya ia memasukkan 'benda' itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar<br />benar luar<br />biasaa..!<br />jantungku<br />berdegup kencang<br />napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaaalii..! betapa<br />tidak tubuh john<br />yang besar kekar<br />bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat<br />batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaaar, kekaar dan panjaaang..! Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku,<br />bibir vaginaku<br />memekar<br />mencengkeram<br />batang penisnya<br />ketat sekali..!<br />rongga vaginaku<br />tersumpal penuh<br />oleh 'big fat cock'<br />John.<br />"..Sssshhh..<br />Aaaarggghhh..!"<br />Aku mendesaah bagai orang kepedesan ketika<br />batang kemaluannya mulai digeserkan<br />keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oooggghhh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan<br />secara berirama<br />maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut<br />kenikmatan yang<br />maha luas. Setengah jam john memompa<br />batang<br />kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama,<br />setengah jam aku<br />mendesah<br />merintih dan<br />mengerang<br />diombang<br />ambingkan<br />perasaan<br />kenikmatan yang<br /><br /><div style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOKfPvPhVFMNNd-fgVApwF-SwjI8LNEJUo8y17iQHWeJvtUuBPTQ5HnRvTFEKsbghoAhagn1RQ8J-oNQJUgH3fD3J5-dld_cqqqn-4jSi6qFDsfyaN4Pxclj4GmURildtHsCVXdy3-42uL/s1600/gambar-cewek-bugil-Toge_Pirang_Bugil_Merangsang.jpg" /></div><b><div style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas">Cerita Dewasa Sunggu Nikmat Di Perkosa Kontol Bule<span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span></a></b></div></b>luar biasa, tiba<br />tiba dengan gaya<br />"doggy style' ini<br />aku ingin<br />merasakan lebih<br />liar, aku ingin<br />John lebih<br />beringas lagi<br />"Yess.. John..<br />harder.. John..<br />faster.. aargh..<br />fuck me..<br />WILDER..!"<br />Giliran John yang<br />terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram<br />erat pinggangku<br />dengusan napasnya makin<br />cepat bagai banteng terluka<br />gerakan-gerakan<br />tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat <br />yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku,<br />membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku<br />kugerak-<br />gerakkan ke kiri<br />dan ke kanan<br />dengan liar<br />mengimbangi<br />gerakan sodokan<br />John yang makin<br />menggila<br />cepatnya, tiba<br />tiba<br />pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku. "Ooohh.. fuck me hard..! aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..! I can't<br />hold any longerrr..! terlalu<br />eeeeenaaaakk..!<br />tuntaaassin Johnn..! Aaaaarrrghh..! I'm<br />cummiiiiiing .<br />Joooohn.." lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi<br />dengan glinjangan<br />yang liar dari<br />tubuhku ketika<br />gelombang<br />orgasme begitu<br />panjaaang dan<br />dahsyaaat<br />menggulung<br />sekujur tubuhku.<br />Badanku<br />mengejang dan<br />bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme. "..Aaaarghh.. Hesty your cunt is sooo tiiiight....! I've never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!" John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. ooohhh sungguh luar biasaa..! kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali. Aku dapat merasakan semburan- semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya. John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, "..Aaaaaaarrrrggghhhh...!"<br />tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalam orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur. Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungkudengan mesra.Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih. Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akanlepas dari sendi-sendinya. Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam 'menghajar' vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-69670570760667616212017-02-26T04:15:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.681-08:00Cerita Panas Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur<div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div></div><div><br /></div><div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_WxGATKnsTjCxHrHMV0cG0vAwM4QPOLf4O_6I-oqt-RJIFpWDLUec45FwN8DkFDdoVmTr13NBI520Qx0XTuXT2MhQiosdoTa5kd5F9tHcurD_uRlfFphEyK1RhWI43yG-S1s_yUdrJg/s640/Kisah+Seks+dengan+Tante+Sendiri+di+Dapur.jpg" /></div><div><br /></div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Panas Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur</a></b> - Kisah nafsu birahi ini kulakukan dengan tante sendiri yang cantik hot dan bahenol dengan judul " <b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Sex Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur</a></b> " yang sudah pasti seru dan dijamin dapat meningkatkan gairah seks, selamat menikmati.<br /><br /><br />Cerita Ngentot Mesum - Ini merupakan cerita sedarah yang masih ada hubungan kekerabatan atau keluarga, dan perlu anda ingat bahwa cerita dewasa sedarah dengan tanteku ini berbeda dengan cerita panas tante atau pun cerita dewasa Hot yang lain-lainnya karena cerita sedarah ini sangat asik sekali, oke tanpa basa-basi lagi kita akan memulai memasuki babak cerita dewasa sebagai berikut ini silahkan pilih aja:<br /><br /><br />Cerita Panas Hot ini bermula saat aku masih duduk dikelas 3 smu. Oh ya Namaku Wawan, umurku sekarang 26 tahun. Ada sebuah Cerita Dewasa Seks yang sampai saaat ini masih saja terus kukenang dan selalu kuingat. yaitu sebuah kejadian cerita dewasa yang masih terus kuingat sampai saat ini. Saat sma aQu dititipkan kepada seorang tanteku. Tanteku ini cantik dan tubuhnya mulus aduhai bikin semua pria yang liat pasti pengen segera berhubungan tubuh dengannya. Oke deh langsung aja pada inti cerita kali ini. Yuk kita simak aja gimana sih adegan seks sedarah yang saya lakukan dengan tanteku ini ?<br /><br /><br />Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang Single parent dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak,<br />tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.<br /><br /><br />Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.<br /><br /><br />Tante Yun, belum siap yah makanannya? tanyaku kelaparan.<br />Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri keluh tanteku<br />Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja Sekeras ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. Ah, seksi sekali pikirku kotor.<br /><br /><br />Wawan bantuin ya Tante? tawarku.<br />Boleh Wan, sini! ternyata tanteku tidak keberatan.<br />Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.<br />Aduh Wan, tolong.., gimana ini? tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.<br /><br />Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.<br /><br />Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.<br /><br />Aduh Wan gimana ini? tanya tanteku tanpa bisa bergerak.<br />Duh gimana ya Tante, aku juga bingung. kataku mengulur waktu.<br />Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.<br /><br />Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah<br />Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.<br />Pegang dulu Tante kataku sedikit terengah menahan gairah.<br />Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih sungut tanteku.<br /><br /><br />Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.<br /><br />Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!? tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.<br /><br /><br />Auhh.. ohh suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.<br /><br />Kesempatan pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.<br />Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann.. Mohon tanteku.<br />Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.<br />Auwchh.. Wan.. ahh.. jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.<br /><br /><br />Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.<br /><br /><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBboepwUiEsZYxVahjIs0TdwISgOSdMJjnCyyErxwZZ3lwgJvyn3U9GM8WOlodYu_rGbBrNTmP8tIakocI1qI_hkLJCYhRrgKmaMb10i-u11x3G3z1dJerrOS1GQYSzS2zjC6Rprh2ZLA/s640/Cerita+Sex+Pengalaman+Perkosa+Tante+Sendiri+di+Dapur.jpg" /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Panas Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur</a></b><br /><br />Ahh..hh Wann.. ahh aouhh.. dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.<br />Aduh aku belum apa-apa pikirku.<br />Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.<br /><br /><br />Ahh sakit Wan.. pelan.. auh kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.<br /><br /><br />Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.<br /><br /><br />Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.<br />Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss.. Pinta tanteku.<br />Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.<br />Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.<br />Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.<br />Cabut dulu Wan.. Tante linuu.. pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.<br />Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante? kataku.<br />Iya, tapi sekarang dari depan aja yah janji tanteku.<br /><br /><br />Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.<br /><br /><br />Ahh.. oohh.. erang tanteku, ciuman kami terlepas.<br />Kocokkan yang cepatt wann.. pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.<br />Begini Tante.. Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.<br />Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu.. sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.<br />Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss.. rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.<br />Ohh Wan, Tante hampir sampai.. tubuhnya mulai bergetar agak keras.<br />Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk.. aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.<br />Dikeluarin dimana Tante? tanyaku minta ijin.<br />Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa<br />Ayoo..Tante udah diujung nihh wann..<br />Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt rintih tanteku.<br /><br /><br />Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh orgasmeku sudah diujung.<br />Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.<br />Aku keluarr tantee.. aughh.. sambil kubenamkan dalam-dalam.<br />Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya.. erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.<br /><br />Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.<br /><br />Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini sungut tanteku.<br />Tapi Tante juga menikmatinya kan? belaku.<br /><br />Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.<br /><br />Tante air di tandon tadi sudah habis loh candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam. End<div><b><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan">Cerita Panas Pengalaman Perkosa Tante Sendiri di Dapur</a></b></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-46082429732931263702017-02-15T05:21:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.705-08:00Cerita Dewasa Bergambar Ketahuan Ngentot Dengan Tante<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br /></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.88px;">Ketahuan Ngentot Dengan Tante Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.</span></div><div><br /></div><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Ketahuan Ngentot Dengan Tante</a> - </b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX-Ehx1xqu1fxQybzdJSNKClhy-UbP7vW8Ysn5PpqYEeA6zKUykM5uJfck9IasnIozI-TYMOBNQ_y33FJjr529_DEQrpnLnxj5lbmV3QR_LbApxd9XbLYidQFimtabpd-VrbChxvCpsvo/s1600/Cewek+Bispak.jpg" style="margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" /></div><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sex Ketahuan Ngentot Dengan Tante</b></a></div><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi. Tamat</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-63644981949968500682017-02-05T20:41:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.757-08:00Cerita Panas Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK04s-ODEruzGBKv56poY0v3xvkVuQY5UEkrtVrrs2FMxSBSBa0VDZsOn-5eoq4lNs7MmzdfBxAJx1UOXVsalFkTIqzEsArVN0KF9prsIMp-wNfZYwugBa9mb0LWCeXCjUA_SzKiVkxT3L/s1600/Wanita+Setengah+Baya+Selingkuhanku.JPG" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/12/gairah-di-balik-jilbab-bu-nurul.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sebut saja namaku HAR (nama samaran), aku sudah menikah dengan 3 orang anak dan umurku masih 34 tahun. Isteriku cantik putih dan baik sekali bahkan saking baiknya dia mau menerima aku apa adanya, walaupun gajiku pas-pasan tapi dia tetap mencintaiku. Wajahku tidaklah ganteng atau macho akan tetapi biasa-biasa saja dan aku bukan pemuda yang tinggi, tinggiku hanya 160 cm dengan berat sekitar 55 kg.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tapi walaupun demikian aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi pacar gelapku senang bermain seks denganku karena aku dapat memuaskan mereka, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku berpacaran dengan gadis bule.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2002 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota Yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendirian dengan menggunakan kereta executive. Pertama kalinya aku pergi ke Yogya sendirian jadi aku tidak begitu hapal kota yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/12/gairah-di-balik-jilbab-bu-nurul.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku</a></b> </i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Isteri bosku (bernama Mbak Wati) wajahnya cukup menarik dengan kulit yang coklat dan hitam manis dan badannya yang sintal walaupun usianya sudah menginjak 40 tahun tapi masih kelihatan sintal dan berisi, maklumlah sering aerobik dan olah raga. Pada waktu aku di Yogya Mbak Wati sering meneleponku hampir setiap hari bahkan sehari bisa lebih dari 2, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa dia sering telpon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendirian di kota itu aku seringkali kesepian dan aku selalu ingat anak dan isteriku. Akan tetapi itu semua hilang ketika Mbak Wati meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/12/gairah-di-balik-jilbab-bu-nurul.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Wati untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang keberuntungan masih berpihak pada diriku. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan minta di bookingkan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dia sedikit kecewa lalu dia bilang, “Terus gimana dong, ..aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu, ..ngomong-ngomong Har kamar kamu ada 2 bed apa satu?”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?” aku menggodanya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Boleh kalo nggak ada kamar lagi” aku setengah tidak percaya akan ucapannya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tapi Mbak aku suka tidur telanjang paling Cuma pake celana dalam doang dan selimut, apa Mbak gak apa-apa?.. Aku sedikit meyakinkan dia akan kebiasaanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Nggak apa-apa siapa takut.. masalahnya aku juga kadang-kadang begitu juga”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku semakin senang mendengarnya. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku berbohong bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung ajak Mbak Wati ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/12/gairah-di-balik-jilbab-bu-nurul.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak mempunyai fikiran yang jelek tentang diriku, karena aku masih takut kalau Mbak Mbak Wati akan marah dan tersinggung bila aku seranjang dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu. Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Saking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu seringkali udah basah duluan”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Lalu dia menjawab, “Ah itu sih biasa, aku aja suka basah”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. Aku mulai kasihan lalu aku menawarkan diri, “Biar aku refleksi dan pijit deh”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia meringis kesakitan. Lama aku memijit pahanya dan makin lama kau kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang. Dengan segenap keberanianku aku coba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia mengerang semakin menjadi, tentu saja penisku langsung berdiri apalagi ketika aku pijit dan elus bagian pahanya dia membuka pahanya lebar-lebar. Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak wati diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku. Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat merangsang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak wati semakin mengerang kenikmatan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oh.. oohh.. mmhh.. ohhmm.. sayangg.. ohmm” jilatanku semakin liar dan semakin terasa kakinya mulai mengejang..aku semakin mempercepat tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oohh.. ehheehmm.. ohh.. aauuaa.. hhmm” ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kemudian aku lepaskan celana dalamku karena kebetulan aku selalu tidur hanya memakai celana dalam dan saat itu aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Karena tidak sabar lalu aku masukkan penisku yang sudah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Wati.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Vagina Mbak Wati serasa sempit karena tulang panggulnya yang seakan-akan mempersempit lubang kemaluannya. Akan tetapi aku merasaka kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu. Aku keluar masukkan penisku dan Mbak Wati membuka lebar-lebar kakinya sambil menopang satu kaki ke dinding kamar. Aku semakin merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Mbak Wati masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak wati mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek. Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Wati kelihatan tegang kemudian di merapatkan kedua kakinya dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak wati semakin mengerang keras.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Akhirnya dia bilang, “Ohh sayang aku mau keluaarr.. ohh enakk”..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Akhirnya Mbak Wati tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku semakin bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku masih bertahan dan aku ingin memberikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak bisa lupa dan terus ketagihan. Aku semakin mempercepat kocokanku, semakin cepat aku mengocok jeritan keenakan Mbak Wati semakin kencang dan tak tertahankan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batang kemaluanku dan akupun mempercepat irama kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Wati semakin mengerang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau lagi nggak?.. aku dah nggak tahan nih”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ohh sayang aku juga mau keluar.. ohh.. oohh kita bareng sayaangg.. oohh aku keluaarr”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aku juga Mbak, ..oohh Mbak eeaannakk?”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.., Crot..crot..crot..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oohh.. enaak..” akhirnya kami orgasme bersama-sama.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oh, kamu hebat sayang.. sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku keseringannya nggak bisa orgasme”.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dengan peluh yang mengucur banyak sekali aku tidak segera mencabut penisku dari vaginanya, aku biarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak wati yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun tertidur dengan tubuh masih telanjang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam harinya hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali. Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Sesampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya terkadang di rumahnya ketika boss dan orang-orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar. Mbak Wati termasuk wanita yang kuat sekali seperti kuda liar karena untuk membuatnya orgasme memerlukan waktu yang lama dan perlu laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi hebat, sehingga suaminyapun tidak dapat mengimbanginya, tapi dengan aku Mbak Wati tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Akan tetapi sekarang kami tidak lagi, karena dia memiliki selingkuhan yang lainnya lagi. Sekarang aku kesepian lagi apalagi aku jarang sekali berhubungan dengan isteriku karena terkadang aku kasihan dia sering kecapaian.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Teman-temanku bilang bahwa aku memang jantan karena bisa memuaskan perempuan. Bahkan mereka yang merasa jantan di ranjang tidak dapat mengimbangi permainanku hingga bisa memuaskan perempuan berkali-kali. Sampai wanita bulepun kewalahan karena mereka jarang sekali mendapatkan kepuasan dengan laki-laki bule walaupun mereka memiliki penis yang besar, tapi itu bukan jaminan dan cewek-cewek bule mengakuinya ketika tahu bahwa aku bisa memuaskan mereka beberapa kali.</span><br /><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/12/gairah-di-balik-jilbab-bu-nurul.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot Wanita Setengah Baya Selingkuhanku</a></b></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Panas" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a> </b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Toket Montok</a></b></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-42449448206080464662017-01-03T04:20:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.784-08:00Cerita Porno Jepitan Memek Janda<div style="color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><b style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><i style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a></div><div><br /></div><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7id1etvSTVtxjWuh8YiH-Zsaal9k82a2b8Yjoc30h_myGUOswaV_vpN3buBKXtqb2QCWLJ21Y3HCwqtgy78h28YzlNZdXI3BUGtek7iAifrhz70YLTYr4v77QowNAUw5mzAsQD5vuCCcd/s320/Suka+Cerita+Sex+Jepitan+Memek+Janda.jpg" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"></span><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-memperkosa-istri-bos-besar.html" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Porno Jepitan Memek Janda</b></a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">–</span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> Tante Midha merupakan sebuah pengalaman sex yang tidak bisa aku lupakan karena hal ini aku bisa melakukan bercinta dengan tante yang melebihi usiaku pada saat ini yang mengijak ke 25 tahun dan tante ber umur 32 tahun tapi masih kelihatan seumuran dengan ku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-memperkosa-istri-bos-besar.html" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Porno Jepitan Memek Janda</b></i></a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">–</span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> Memang tante ini suka merawat tubuhnya disalon dan rutin dengan olah raga jadi masih kelihatan muda sekali. Oh ya perkenalkan namaku Djoel ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua Tante MIDHA mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Midha yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Midha yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-memperkosa-istri-bos-besar.html" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Porno Jepitan Memek Jand</b>a</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">–</span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Midha.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Midha.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Eh tante Midha. Mau kemana tante?” sapaku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tante Midha agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ehm.. Kamu Djoel. Tante mau ke kantor.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kamu mau ke kampus?” tante Midha balik bertanya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Midha tidak menolak ajakanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Midha yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Benar nih Djoel mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Midha sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Midha aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. “Bisa bicara dengan Djoel?”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Selamat pagi djoel. Ini tante Midha…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Pagi ini kamu ada acara nggak djoel? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante Keny dari ujung telepon.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Midha. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi djoel.. Sampai nanti!” suara lembut tante Midha yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Midha untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana- mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Midha. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Midha yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Midha.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Midha.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Midha. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Midha yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Midha.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Midha yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Midha kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Senyuman indah dari bibir sensual tante Midha mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Midha seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Midha. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ayo djoel diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “djoel. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “djoel, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Midha yang kali ini sedikit manja.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Midha terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Kalau panas dilepas aja ya djoel, biar cepet adem,” kata tante Midha sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Midha pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“djoel, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Midha. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Kenapa djoel. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Midha padaku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. djoel sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante MIDHA semakin merapat ke tubuhku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“djoel.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Midha sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Midha aku remas-remas.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Uuhh.. Aah..” Tante Midha mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“djoel.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Midha yang bersih terawat tanpa bulu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai menikmati permainan itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Terima kasih djoel. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Midha tersenyum senang mendengar jawabanku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“djoel sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Midha kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan- anganku untuk bisa bercinta dengan tante Midha dapat terwujud menjadi kenyataan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku dan tante Midha masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-memperkosa-istri-bos-besar.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Porno Jepitan Memek Janda</a></b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Panas" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a> </b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">#</b><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Toket Montok</a></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-59225472558599066172016-12-05T07:22:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.811-08:00Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><img src="http://www.ceritadewasangentot.net/wp-content/uploads/2014/03/Cerita-Ngentot-Isteri-Hamil.jpg" /><div><br /><div><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-panas-nikmatnya-memek-bu-suti.html"><b>Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil</b></a> <span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">– </span>Cerita Ini berjudul nikmatnya ngentot istri yang lagi hamil, memang kebiasaan seorang istri yang lagi hamil cendrung permainan seks semakin meningkat di tambah nafsu sang suami juga sedang menggebu - gebu ,to the poin aja !!! berikut cerita asyikk !!!!<br /><br /><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-panas-nikmatnya-memek-bu-suti.html"><i>Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil</i></a> <span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Bagaimana rasanya ML dengan wanita hamil? Nah berikut adalah sebuah cerita ngentot isteri yang sedang hamil. Kisah seks antara sepasang suami isteri yang hipersex yang mana selalu rutin melakukan hubungan seks setiap harinya. Selengkapnya, berikut adalah ceritanya!<br />Mentari pagi menembus tirai jendela kamarku, saya pun terbangun, saya melihat ke arah kiri, istriku masih tertidur pulas, biasanya dia paling rajin lari pagi di pantai, belakang rumahku, mungkin karena dia capek karena baru pulang dari luar negeri untuk bertemu dengan kakaknya.<br />Saya termasuk hypersex, dalam sehari minimal HARUS sekali melakukan sex, jika istriku lagi berhalangan, terpaksa saya gigit jari, tetapi kemarin saya tidak mendapat “jatah” dikarenakan istriku pulang sudah malam, dan kita hanya bisa berbincang sebentar lalu dia tidur.<br />Saya membuka selimutnya, lalu saya dekati tubuhnya dengan mukaku, perlahan-lahan saya mencium aroma tubuhnya yang sangat membangkitkan gairahku. Saya sangat menyukai sekali aroma tubuhnya sewaktu tidur, karena aromanya natural bukan buatan, itulah salah satunya kenapa saya sangat mencintainya, tidak ada 1 nilai minuspun yang ada padanya, wajah, tubuh, aroma, hati, sifat, semuanya PERFECT, maka dia merupakan anugrah yang terindah yang kumiliki, tidak ada 1 pun yang dapat menggantikannya, mungkin saya lebih mencintainya dari pada mencintai diri sendiri, saya lebih rela kehilangan semua harta dari pada kehilangannya, maka dari itu banyak sifat-sifat jelek saya dahulu, saya buang.<br /></div><div><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-panas-nikmatnya-memek-bu-suti.html"><b><i>Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil</i></b></a> <span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Dahulu saya sering gonta-ganti wanita, sering melakukan party sex bersama teman-teman, sering booking para model, beberapa artis, perex luar (Cina/Taiwan/dll), mahasiswi, dll. Tetapi semua itu saya tinggalkan demi dia, banyak teman yang meninggalkan/tidak pernah menghubungi saya lagi, tetapi saya tidak peduli, saya pikir, saya tidak hidup dari mereka, malah mereka yang banyak “mengambil” uang dari saya untuk “menyewa” para wanita tsb,. mungkin sudah puluhan milyar saya habiskan untuk itu semua.<br />Memang saya masih suka selingkuh, tapi itu saya lakukan jika dia sedang berhalangan atau sedang pergi ke luar negeri sendiri, seperti minggu lalu. Sayapun melakukan itu tidak ingin sampai dia tahu, makanya saya tidak pernah memberikan no telp/handphone, jika saya butuh, saya yang call. Dan tidak ada seorang karyawan saya (pembantu, satpam, bodyguard) yang berani membuka rahasia ini, jika ada yang berani, saya jamin orang tsb akan segera bertemu dengan “pembuatnya”.<br />Saking mencintainya, jika istriku ingin shopping dan saya sedang sibuk, maka saya utus 3 bodyguard untuk menemaninya.<br /></div><div><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-panas-nikmatnya-memek-bu-suti.html"><b>Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil</b></a> <span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">–</span>Saya pernah berpesan kepada semua bodyguard, tidak ada yang boleh mengganggu istriku, jika sampai sehelai rambutnya rontok karena ulah seseorang, maka orang tsb harus menerima “hadiah” yang berharga. Pernah ada kejadian dimuat di hampir semua surat kabar Jakarta, kejadiannya di depan Keris Gallery Menteng, istri saya ditodong, dan tanpa ampun orang tsb dikasih hadiah di keningnya berupa “timah”. Mereka melakukan itu semua karena perintah dari saya, sebab saya pernah berkata: “jika sampah di rumah tidak segera dibuang, maka rumah tsb akan terdapat kuman dan bakteri yang membuat penghuninya tidak sehat, negarapun seharusnya demikian, jika ada “sampah masyarakat” harus segera dimusnahkan agar negara ini sehat”. Dan motto itu selalu saya jalankan, dan saya perintahkan ke semua bodyguard untuk menjalankan, belum ada 1 orang pun yang pernah menodong/merampok saya sekeluarga masuk ke sel, tetapi selalu masuk ke tanah. Untuk apa orang seperti itu masuk ke sel, keluar akan meresahkan masyarakat kembali, jika dia masuk ke tanah, masyarakat akan ikut tenang.<br />Setelah puas mencium aroma tubuhnya, perlahan-lahan saya membuka pakaian tidurnya, dia selalu tidak pernah memakai pakaian dalam. Saya membuka pahanya perlan-pelan dan memperhatikan vaginanya, sangat cantik sekali, berwarna merah muda. Gairahku bangkit kembali, langsung saya menciumi perlahan-lahan Mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badannya bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, ternyata istriku telah terbangun dari tidurnya. Dia menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.<br />Keluhan panjang keluar dari mulutnya”Oohh.., oohh.., oohh..!”<br />Saya merubah posisi 69, batang kemaluanku dipegang olehnya, lalu saya merasakan ujung lidahnya mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Setelah 8 menitan bertempur, istriku mulai mengejang dan berteriak.<br />“Aahh.. aahh..” jeritannya disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya buah pantatku.<br />Satu setengah menit dia menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terkulai, sementara saya terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vaginanya.<br />“Enough.. honey.. auuow..” rintihnya.<br />Dia menjatuhkan diri dan telentang pasrah sambil menarik nafas panjang, pandangan matanya menerawang ke langit-langit kamar.<br />“Sudah tidak yach, karena ditinggal 1 minggu”, katanya.<br />“Iya nich, 1 minggu gue cuma bisa gigit jari, sekarang lu harus bayar semua” balasku.<br />“He he he..” istriku tersenyum manis.<br />Beberapa saat kemudian saya menyuruhnya untuk menungging. Dalam keadaan menungging begitu dia kelihatan lebih aduhai!<br />Bongkahan pantatnya yang putih dan mulus itu yang bikin aku tidak tahan. Kupegang penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya, lalu langsung kukayuh perlahan-lahan, setelah sekian lama Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan agak kasar kuurut payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras.<br />“Eengghh.. oohh.. ohh.. aahh”, tidak lama setelah itu bendunganku jebol, kutusuk keras banget, dan spermaku menyemprot lima kali di dalam.<br />Setelah istirahat sejenak, kami lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu kembali ke ranjang. Sambil tiduran kami ngobrol dan becanda, sampai saya terangsang kembali. Kemudian sambil telentang saya menarik dia ke atasku, sehingga sekarang dia tidur tertelungkup di atasku. Badannya dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua pahanya kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluannya. Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantatnya dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya. Amblas semua batangku.<br />“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulutnya.<br />Saya segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa dia sudah mau klimaks. Saya tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang sexy itu bergoyang-goyang di atasku.<br />Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggulnya yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku sebentar terlihat sebentar hilang ketika dia bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vaginanya, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras. Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya dia tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulutnya terlihat senyuman puas.<br />“Thanks yach, lu sudah memberikan breakfast yang nikmat sekali..!” katanya<br />Saya membalasnya dengan memberi ciuman di keningnya.<br />“Honey.. i wanna to tell you something” lanjutnya.<br />“What honey?” jawabku<br />“You must be promise 1st”<br />“Promise for what?”<br />“Promise don’t mad with me”<br />“I can’t mad to you honey” jawabku sambil mencium keningnya lagi.<br />“OK.. I’m pregnant” katanya pelan.<br />“WHAT.. are you serious?”<br />“Yes.. honey”<br />Mungkin karena terlalu senang, seperti orang kesurupan, saya langsung memeluknya dengan erat, dan menciuminya bertubi-tubi.<br />Kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit kembali. Lidah kami saling berpilin dan menyedot, enak sekali rasanya. Kupencet-pencet puting susunya sambil terus berciuman. Sekarang mulutku berpindah ke leher jenjangnya, kujilat lehernya dan tanganku makin ganas di dadanya. Istriku membalik tubuhnya dan berada di atasku, lalu dia mengambil posisi 69, tanpa basa basi dijilatinya barangku mulai dari buah pelir ke kepalanya, kemudian dimasukkan ke mulutnya. Saya langsung menjilati klitorisnya yang sudah basah itu dan dibalasnya dengan sedotan-sedotannya yang nikmat, dia membiarkan batang kemaluanku dalam mulutnya dan dimain-mainkan dengan lidahnya sambil dihisap, sementara aku mengigit pelan bibir kemaluannya.<br />Setelah 10 menit, karena saya tidak mau cepat-cepat orgasme kusuruh dia berhenti. Kali ini dia tidur telentang, saya menindihnya dan kumasukkan batang kemaluan ke dalam liang kewanitaannya. saya mulai memompanya. Kugerakkan pantatku naik turun dan dia pun mengikuti gerakan tubuhku. Dia mulai ribut merintih sambil mengigiti jarinya, menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kakinya sudah melingkari pinggangku, sesekali dia juga mencium bibirku.<br />“Ohh.. mooree..!”<br />Makin lama makin kupercepat gerakanku, kami semakin liar di ranjang, kalau ranjangnya murahan bisa-bisa ambruk karena guncangan sekuat ini. 30 menit kami berada dalam posisi ini, tubuh kami sudah mandi keringat. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang, kedua kakinya semakin kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukku erat-erat bahkan kurasakan kukunya mulai menggores punggungku, tapi tak kuhiraukan.<br />Akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batang kemaluanku disertai lolongan panjangnya. Tapi saya masih belum orgasme, kuteruskan menggenjotnya sampai 5 menit kemudian giliranku yang menyemburkan maniku di dalam liang kewanitaannya. Tubuhku mulai melemas, kami saling cium sambil berguling-guling sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.<br />“I’m very glad you pregnant!” kataku terbata-bata karena nafasku masih tidak bisa teratur.<br />“I love you” balasnya sambil menyeka keringat di dahiku.<br />Mendadak dia menciumku turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang kemaluanku. Dikulumnya batang kemaluanku yang masih berlumur sperma dan cairan liang kewanitaannya itu dengan rakus. Batang kemaluanku yang tadinya mulai loyo kembali menegang di mulutnya. Saya mengubah posisiku bersandar di ujung ranjang sehingga saya bisa memijat-mijat payudaranya yang berukuran sexsy itu.<br />Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Sambil kuelus-elus pantatnya dia perlahan-lahan menurunkan badannya sampai batang kemaluanku tertanam di liang senggamanya. Tanpa kuperintah, dia langsung menggerakkan tubuhnya turun naik seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku ikut bergoyang-goyang naik turun seirama gerakan badannya. Kuhisap payudara kirinya sementara yang kanan kupijat-pijat dengan lembut sesekali kuputar & kutarik puting merah muda yang sudah keras itu.<br />Sebelum klimaks kedua kalinya kusuruh dia berganti posisi. Kali ini dia menungging di depanku, ingin main belakang rupanya sekarang. Kumasukkan batang kemaluanku dan tanganku meremas-remas payudaranya yang menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang-erang nikmat sambil terus memacu tubuhnya mengimbangi gerakanku. Butir-butir keringatnya berjatuhan di ranjang.<br />Setelah 15 menit bermain doggy style, kita orgasme bareng, spermaku menyemprot 2X ke dalam rahimnya.<br />Setelah kami istirahat 1 jam, kami pergi ke restaurant untuk merayakan kehamilan yang pertama ini. Ternyata istriku ke luar negeri tidak hanya untuk menjenguk kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa kehamilannya.<br />Saya mohon doa kepada semua pembaca untuk keselamatan istri dan anakku yang masih di kandungannya.</div></div><div><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-panas-nikmatnya-memek-bu-suti.html"><b>Cerita Panas Nikmatnya Ngentot Istri yang Lagi Hamil</b></a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-24924659621343419412016-11-19T21:39:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.835-08:00Cerita Panas Nikmatnya Memek Bu Suti<img border="0" src="https://2.bp.blogspot.com/-WrYcnqIhfgk/ViZk5Bz0f5I/AAAAAAAAAK0/5UfrnyrxyiI/s320/bu%2Bsuti.jpg" /><br /><br /><br /><b><a href="http://www.ceritapanas.info/2016/11/cerita-bokep-memperkosa-istri-bos-besar.html">Cerita Panas Nikmatnya Memek Bu Suti</a></b> – Setelah mendapat pengalaman pertama, aku menjadi ketagihan melakukan hubungan layaknya suami istri lagi. Tak sia-sia rasanya keperjakaanku diberikan kepadanya. Sebab, Bu Suti tidak pernah menolak ketika aku ajak untuk bersetubuh. Bu Suti memiliki susu kecil ukuran 32 B, badan langsing dengan tinggi badan 158 cm, dan memiliki pantat bahenol. Kulitnya tidak seputih kulitku dan kulitnya pun tidak semulus dan sekencang kulit abg. Maklum sudah 48 tahun. Tapi, darinya aku selalu memperoleh kenikmatan yang tiada tara. Keluarga Bu Suti, setiap pagi selalu sepi sebab, kedua cucu yang tinggal bersamanya sekolah pagi dan biasa berangkat bareng suaminya yang hendak pergi bekerja. <br /><br /><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/cerita-lendir-memek-brewok-budhe-titiek.html"><i><b>Cerita Lendir Nikmatnya Memek Bu Suti</b></i></a> – Di rumahnya hanya Bu Sutilah perempuan satu-satunya. Sebab, kedua cucunya adalah laki-laki. Kedua cucunya itu dititipkan oleh anaknya dengan alasan kalau tinggal bersama mereka di kampung tidak ada yang mengurus anaknya. Suami istri itu keduanya bekerja pagi pulang sore. Pagi itu, adikku yang masih berusia satu tahun menangis terus. Maka, walaupun belum jam 09.30 WIB (jam biasa aku mengantar adikku) aku antarkan saja adikku itu ke rumah nenekku. Ketika lewat rumah Bu Suti terlihat ia sedang menyapu halaman rumahnya. Dengan iseng sambil menggendong adikku, aku remas pantat bahenolnya. Bu Suti cemberut sambil menatapku yang berjalan sambil cengengesan. Setelah menitipkan adikku dan memberikan uang untuk jajan adikku pada nenekku. Aku segera bergegas kembali ke rumah. Aku lihat Bu Suti masih menyapu halaman rumahnya. Dengan sedikit berbisik, aku ajak Bu Suti ke rumah. Ketika Bu Suti sudah mengiyakan akan menyusul ke rumahku, aku pun segera ke rumah dengan perasaan senang dan deg degan menunggu apa yang akan terjadi sebagai pengalaman keduaku. Seperti biasa, aku lucuti seluruh pakaianku sampai telanjang bulat. Kemudian aku lilitkan handuk untuk menutup kontolku yang sudah tegang dan keras membayangkan persetubuhan yang bakal terjadi antara aku dan Bu Suti. Tak lama, pintu rumahku terbuka. Jantungku berdetak kencang sekali. Aku menjadi bingung mesti bagaimana dan mulai dari mana. Antara aku dan Bu Suti hanya saling menatap. Ku lihat Bu Suti, sesekali memandang ke arah kontolku yang sudah tegang dan mengeras di balik handuk. Tersungging senyum di wajahnya, membuat ketegangan yang aku alami berangsur- angsur menjadi lebih tenang. "ayo, Dek Puji ada perlu apa manggil ibu ke rumah?" tanya Bu Suti yang seolah senang mempermainkan perasaanku yang serba salah. "eemm ini bu. Aku boleh ngulangin kayak kemarin?" pintaku penuh harap. "idih, ibu kan sudah tua. Sudah loyo. Kalau setiap hari begituan mana sanggup!" jawabnya sambil tetap tersenyum menatapku. "ah, ibu belum juga dicoba kok sudah bilang tidak sanggup!" sergahku. "yaudah deh, tunggu sebentar ya. Ibu mau ke rumah dulu ngambil handuk biar nanti kalau udah begituan biar langsung mandi." jawabnya dengan sedikit genit. Aku menggangguk mengiyakan sambil terus menatap pantat bahenolnya ketika ia berjalan ke luar pintu rumahku. Bongkahan pantatnya itu membuatku berkali-kali menelan ludah. Betapa bahenolnya pantat Bu Suti sampai membuat hasrat birahiku naik sampai ke ubun-ubun. Sambil bersantai di kursi menunggu Bu Suti, aku mencoba mengingat segala adegan film porno yang sering aku tonton. Namun, aku pun menjadi ragu apakah Bu Suti akan mau diajak bersetubuh dengan berbagai gaya. Ketika aku mulai terlena dengan lamunanku, Bu Suti masuk rumah membawa handuk dan perlengkapan mandi. Baju warna hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah dan agak longgar menambah seksi penampilannya walaupun susunya ukuran kecil. Dari bawah makin membuat panas penampilannya sebab, legging cream yang dipakainya begitu mencetak setiap lekuk kaki, paha, dan pantatnya yang bahenol. Tak hanya itu, saking ketat legging yang dipakainya membuat garis memeknya tercetak dengan indah dan menggiurkan naluri kelelakianku. Bu Suti pun menawarkan diri untuk memulai persetubuhan di dalam kamarku. Tanpa banyak basa basi aku gandeng ia menuju kamarku. Di dalam kamar, tanganku mulai bergerilia menjamah setiap lekuk tubuhnya, terutama susu kecil dan pantat bahenol yang lebih sering jadi sasaran kenakalan kedua telapak tanganku. Aku elus, aku remas, aku usap, dan remas lagi susu dan pantatnya dengan halus. Bu Suti menikmati dan membalas mengelus punggungku serta kontol yang sedari tadi tegak mengacung di balik handukku. aku jilat dan kenyot halus lehernya yang jenjang. Terasa gurih keringat lehernya dilidahku yang semakin bernafsu melakukan tugasnya. Hingga akhirnya, bibirku sudah mencaplok bibirnya. Kami berpagutan dengan liar. Tak lupa, lidah kami saling kenyot saling lilit dan saling memberi jilatan-jilatan penuh gairah. Entah berapa banyak liur kami yang tertukar dan tertelan habis. Sehingga nafsu kami semakin lama semakin menjadi-jadi. Erangan demi erangan, ke luar dari mulut Bu Suti. Matanya merem melek seiring erangan yang keluar dari mulutnya. "emmmmhhhh ssshhhh deeeek puujiiii suuuussssuuuu ibbbbbuuuuu diiikenyyyyoooott yaaaa!" pintanya dengan suara bergetar sambil membuka baju dan kutang cream yang melekat di tubuhnya. Tanpa banyak bicara, aku jilat melingkar bagian hitam susunya, aku kenyot-kenyot puting hitam yang sudah mengeras. Ukuran putingnya seukuran kelingking. Sungguh menggairahkan sekali. Kedua telapak tanganku bergantian menjamah susunya. Meremas lembut. Sampai akhirnya sebelah tanganku aku arahkan ke tengah selangkangannya. Aku gesek-gesekan jari tengahku diantara memeknya sambil lidahku terus menjilati susu dan mengeyot lembut puting susunya. "eemmmm ddeeeeeeek maaaassssuuukkiiiiinnn uuuuddddaaaahhhh gaaakkk taaaahaaaann gggaaaatttteeelllll memmmmeeekkk ibbbuuuu!" pintanya sambil mengerang. Sesuai pintanya aku mulai turunkan legging cream dan celana dalamnya langsung. Tampak bulu-bulut hitam memeknya. Aku bimbing ia untuk berbaring di atas kasurku. Aku amati sebentar memeknya dan mulai mengarahkan wajahku pada memeknya. Aku jilat liang memeknya, aku kenyot-kenyot itilnya. Ia semakin menggelinjang merespon kelincahan lidah dan mulutku. Tangan Bu Suti menjambak rambutku. Ditekan- tekannya kepalaku pada memeknya sampai akhirnya kepalaku ditekannya kuat-kuat terbenam di memeknya. Terasa cairan hangat mengalir dari liang memeknya. "ssssshhhh aaaaaaaaahhhhhh keeellluaaaaarrrrr deeeeekkkk!" erangannya sambil tetap menekan kepalaku dalam-dalam pada memeknya. Dengan perlahan ia menaik turunkan pantatnya pada wajahku yang ia tekan diantara memeknya. Tampak mulai kendur cengkramannya pada kepalaku. Sehingga aku mulai menegakan badanku. Terlihat senyum Bu Suti penuh kepuasan. Aku pun tersenyum sambil mengarahkan telapak tanganku untuk meremas susunya. Aku jilat dan kenyot susunya. Bu Suti membalas mengusap-usap kepalaku dengan lembut sehingga aku merasa begitu disayanginya. Tangan Bu Suti kini menggapai kontolku dikocoknya perlahan dan mulai mengarahkannya pada lubang memeknya. Dengan perlahan tak seperti pengalaman pertamaku dengan Bu Suti, aku dorong perlahan-lahan kontolku. Terasa nikmat dan hangat lubang memeknya. Kontolku terasa dipijit di dalam memeknya. Bu Suti mulai menggoyangkan pinggulnya memutar. Kontolku terasa diempot-empot. Nikmat sekali. Aku mulai semakin membenamkan kontolku lebih dalam dengan memaju mundurkan dengan perlahan. "ssssshhh deeeekkkk leeebbbiiihhh cccceeeeeepppaaaattt eeemmmhhhh eeennnaaaakkk." pintanya sambil terus mendesah. Aku mulai menambah kecepatan gerakan kontolku. Sehingga bunyi "plok plok plok" semakin keras terdengar. Kedua tangan Bu Suti mulai meraba, meremas lembut dadaku. Aku semakin bergairah. Mempercepat kocokanku. Sampai akhrinya, terasa memeknya berkedut-kedut. "aaaaaaaahhhhhh aaaaaahhhhh ssssshhhhhhhh!" erangannya menikmati orgasme kedua sambil tangannya menahan tubuhku supaya menghentikan gerakan dalam memeknya. Peluh membanjiri tubuh kami. Ku lihat wajahnya tersenyum puas. Aku cabut kontolku dalam memeknya. Sambil berbisik ku minta ia menungging agak tinggi dengan di topang lututnya dan badan atas telungkup di kasur. Tanpa ada penolakan ia menuruti permintaanku. Dengan posisi nungging, pantat bahenolnya terlihat bulat. Aku amati liang memeknya yang semakin merekah. Dan aku mulai maju mengarahkan kontolku ke lubang memeknya. Bles kontolku terbenam di dalamnya. Dengan kontol yang sudah terbenam dalam, aku mulai atur gerakan cepat dan perlahan memaju mundurkan kontolku. Tiba-tiba muncul pikiran lain dalam otakku ketika melihat lubang duburnya. Aku jiati jari tengah tangan kiriku dengan ludah. Aku arahkan jari tersebut mengusap-usap lubang duburnya. Bu Suti semakin liar melenguh, mendesah, dan mengerang. Aku semakin liar mengocok memeknya dengan kontolku yang lincah di dalamnya. Aku coba menusuk duburnya dengan jari tengahku yang basah. Ia pun makin melenguh. "aaaaaahhhhh ssssssshhhhh ssssshhhhh." lenguhnya sambil memutar-mutar pantatnya. Tak terasa jari tengahku sudah masuk setengahnya. Suara Bu Suti mendesah dan meringis karena perih nikmat pada duburnya. Aku semakin cepat mengocok kontolku. sedangkan jari tengah di duburnya aku biarkan karena peret dan tercengkram kuat otot duburnya. Tubuh kami semakin banyak dibanjiri peluh. Bu Suti semakin cepat memutar dan menekan-nekan pantatnya. Kontolku terempot-empot di dalam memeknya sehingga aku merasakan kepala kontolku mulai gatal dan geli. Hingga akhirnya Bu Suti mendahului orgasme akibat kocokan kontolku yang brutal pada memeknya. "ssssssshh aaaaaaaaahhhh keeeellluaaaar laaaagggiiii!" lenguhannya begitu enak terdengar. Memeknya berkedut-kedut sehingga kontolku yang sudah gatal dan geli memuntahkan banyak sperma di dalam liang memeknya. Aku biarkan sperma tumpah dan terkuras habis di dalam memeknya. Sampai akhirnya badanku ambruk menindih tubuhnya dengan kontol yang masih terbenam di memeknya. Ketika sudah surut gelora yang membakar hasrat birahi. Aku cabut kontolku dari dalam memek Bu Suti. Aku rebahkan tubuhku di sampingnya. Bu Suti membalikan badannya mengarah padaku. Wajahku ia cium-cium dengan lembut. Sedangkan aku diam saja sambil terus ngos-ngosan. Tangan Bu Suti dengan lembut mengusap dadaku. Mungkin sudah 10 menit kita berbaring bersama di atas kasur. Akhirnya Bu Suti bangkit dan melilitkan handuk pada tubuhnya untuk pergi mandi. Sungguh penampilan Bu Suti walau sudah tua tapi membuatku begitu nyaman berada di sampingnya. Dengan berbekal handuk aku pun mengikuti Bu Suti ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi kita pipis bareng sambil tanganku iseng meremas-remas susu kecil dan kendor milik Bu Suti. Bu Suti geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ulahku. "udah ah, ibu capek. Nanti kamu mau lagi." katanya tanpa menghindarkan tanganku pada susunya. "iya bu, aku masih mau! soalnya aku pengen nyobain begituan di kamar mandi." jawabku sambil memperlihatkan kontolku yang sudah tegak berdiri. "tapi ibu sudah gak kuat. Kalau ibu begituan lagi ibu bisa kelelahan dan ketiduran. Mana pekerjaan ibu masih banyak di rumah." bantahnya mencoba menenangkan hasratku. "ya udah deh bu. bagaimana kalau ini ibu hisap atau dijilatin aja?" pintaku sambil mengarahkan kontolku ke arahnya. "iya deh ibu coba, tapi cuci dulu burungnya!" jawab Bu Suti. Sungguh senang sekali Bu Suti mau melakukannya. Tidak seperti kemarin ia menolak untuk menghisap kontolku. Dengan semangat aku cuci kontolku dari sisa-sisa lendir yang lengket. Setelah melap kontolku dengan handuk, aku arahkan kontolku pada mulut Bu Suti yang setia berjongkok dihadapanku. Dengan ragu-ragu ia membuka mulutnya dan mendorong kepalanya perlahan. Akhirnya, dengan perlahan kontolku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat, geli, dan hangat. Secara natural, Bu Suti mulai memaju mundurkan mulutnya. Agak ngilu ketika kepala kontolku berkali-kali mengenai giginya. "emmmhhh enaaakk bu. Tolong sambil kepala burungku dikenyot pelan-pelan bu." pintaku sambil merasakan sensasi yang baru aku alami dioral perempuan. Kontolku merasakan sensasi luar biasa. Hangat, geli, dan basah ketika berkali-kali ke luar masuk mulutnya. Apalagi Bu Suti mulai memainkan lidahnya yang terasa dingin di kulit kontolku. "emmmmhhh" rasanya seperti melayang di awang-awang. Sesekali kepala kontolku dikenyotnya pelan-pelan dan menggemaskan. uh rasanya, menenangkan jiwa. "haduh dek, leher ibu pegel. Kamu lama banget ke luarnya." keluhnya sambil tangannya mengocok-ngocok kontolku. "iya nih bu. Nikmat sih tapi kayanya aku gak akan ke luar kalau sama mulut ibu." jawabku. "aduh, terus gimana biar kamu cepet ke luar?" tanyanya dengan gemas sambil tidak berhenti mengocok kontolku. "ya, burung aku masukin ke memek ibu aja biar cepet ke luar." jawabku. "yaudah deh ayo. padahal ibu udah cape ini lutut udah gemeter kayak mau copot." ujar Bu Suti sambil nyengir. Perlahan aku duduk di lantai kamar mandi sambil bersandar pada dinding. Aku minta Bu Suti untuk naik di atas pangkuanku. Awalnya ia terlihat bingung tapi dengan sabar aku arahkan badannya supaya dia leluasa memasukan kontolku ke dalam memeknya. Sampai akhirnya ia paham dan mulai menggoyang pantatnya memutar. Terasa, cairan hangatnya mulai membasahi memeknya sehingga terasa licin dan membuat kontolku leluasa. Aku minta Bu Suti untuk mengkolaborasikan gerakan memutar, maju mundur, dan turun naik. Hasilnya, kontolku merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Dinding memeknya terasa mencengkram dan meremas-remas kontolku. Sungguh enak sekali memek wanita tua ini. Tanganku yang sedari tadi berada di pinggangnya mulai aku naikan untuk meremas-remas susu dan memilin-milin putingnya sehingga Bu Suti mulai merem melek dan mendesah dengan penuh kenikmatan. "ehhhhmmmmm aaaaaaahhhhh aaaaaaahhh ssshhhhhhhhh." desahnya merasakan sensasi kontol dan kenakalan kedua tanganku. Aku dekatkan lidahku menjilati lehernya yang sudah basah oleh keringat. Terasa bau persenggamaan tercium hidungku membuatku semakin bergairah oleh sensasi tersebut. Emm nikmatnya. "deeeekkkk aaaahhhhhh sssshhhhh ibuuuu caaapppeeeeekk eeemmmmmhhh peeeggggeeeelll ouuuuuhhhhh." ujarnya sambil mendesah menikmati. "gantian aja bu, aku di atas. Ibu rebahan aja di lantai." jawabku. Bu Suti mulai mencabut kontolku dan merebahkan badannya di lantai sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Aku mulai menghujamkan kontolku. Dengan gerakan cepat aku kocokan kontolku keluar masuk memeknya. Bu Suti mendesah dan mengerang hebat akibat gerakan maju mundur secara cepat yang aku lakukan. Kontolku merasakan geli dan gatal. Tidak akan lama lagi aku akan mencapai orgasme, Aku semakin buas menambah kecepatan maju mundur. Sampai akhirnya, kedua telapak tangan Bu Suti mencengkram kuat punggungku. Desahannya semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya kita sama-sama orgasme. Nafasku ngos-ngosan. Cape tapi nikmat sekali. Aku cabut kontolku yang sudah dibalut lendir dari memeknya lalu duduk bersandar pada dinding kamar mandi. Bu Suti dengan perlahan bangkit dan menggapai gayung untuk membersihkan memeknya. Pengalaman kedua bersama Bu Suti diakhiri dengan acara mandi bareng. Usai kita mandi, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 11.38 WIB. Aku pasti kesiangan tiba di sekolah. Tak terasa sungguh, ternyata lebih dari 3 jam setengah kita habiskan untuk bersenggama memburu kenikmatan. Namun, walaupun demikian aku tak menyesal karena Bu Suti selalu memberikan kepuasan padaku dan selalu bersedia jika aku ajak ia ngentot. cerita ini merupakan kisah lanjutan jadi yang pengen tahu kisah awalnya silakan dibaca juga Akibat Sering Dililit Handuk.<br /><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/cerita-lendir-memek-brewok-budhe-titiek.html"><b>Cerita Lendir Nikmatnya Memek Bu Suti</b></a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-4523542139408215412016-11-19T21:38:00.000-08:002016-11-19T21:38:07.206-08:00Cerita Lendir Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">
Situs Yang Menampilkan Cerita Lendir <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Lendir</a>.<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Lendir</a></b> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Ngentot</i></a> <b style="margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Porno</i></b> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Tante</i></a> <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Pemerkosaan</b></a></i> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Perselingkuhan</a> <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Perawan</a></i> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Sedarah</a> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Lesbian</i></b></a> <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Janda" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Janda</a></i> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Daun%20Muda" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Daun Muda</a> <a href="http://www.ceritalendir.com/search/label/Cerita%20Gangbang" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Gangbang</b></a>.</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNOkmXNkDLz8mf4whTL2T3mfsEkB6b-O-dQRvmZeFU72NTH52lj7DiSF8w0JQvRndmKTCzN7CzLyjdGMtkVl6ioEfrwbPNXCVPU1Udeqi2xKh2cpAGTyvxZGXNoW7HcW_bE8Wnj5SSeDQ/s640/budhe+titik.jpg" style="margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/foto-ngemut-pentil-kenyot-nenen.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Saat ini usiaku sudah 16 tahun, sebentar lagi aku sudah kelas 1 SMA. Aku sama seperti kalian yaitu penggemar wanita setengah baya. Kali ini aku akan menceritakan kisahku dengan budhe Titiek. </span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sudah jadi jejaka muda kamu ya kata budhe Titiek yang selalu mengagumi kegantenganku. Memang wajahku merupakan kombinasi manis antara gen ibuku yang berasal dari keraton Jogja, dan bapakku yang keturunan kraton Solo.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/foto-ngemut-pentil-kenyot-nenen.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Lendir Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi</i></a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Usia budhe Titiek 57 tahun. Budhe Titiek adalah pensiunan PNS. Suaminya meninggal karena sakit. Sedangkan kedua anaknya sudah berkeluarga dan pindah keluar negeri tetapi tanpa kabar hingga kini. Tubuh budhe Titiek seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya. Tubuh montok, pantat besar, perut sudah berlemak, dan teteknya memang sudah turun tapi besar menggoda. Sebagai lelaki penggemar wanita setengah baya pasti akan menyukainya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"Le...kamu harus ngerti, bahwa bapakmu yo adikku itu perlu pendamping untuk bisa mengasuh kamu dengan baik, karena apa? kamu sebentar lagi sudah tumbuh jembut he he he..." kata budhe Titiek sambil menoel janggutku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"Ketika laki-laki kemencur kaya kamu itu le, yang sudah keluar jembutnya, sangat butuh kasih sayang, tidak cukup oleh bapakmu tok, tapi juga butuh kasih sayang seorang ibu, meskipun itu ibu sambung". Aku yang waktu itu sedang bermanja-manja dengan budhe Titiek sambil tidur-tiduran dipangkuannya cuma membisu. Jujur saja aku tidak begitu mendengar kata-kata budhe Titiek, aku betul-betul sedang terbuai dengan tubuh budhe yang membuatku terangsang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Budhe Titiek yang waktu itu memakai daster longgar yang tidak memakai lengan membuatku sangat terpesona. Kulitnya yang kuning sangat kontras dengan bulu ketiaknya yang tumbuh lebat yang tersembul diam-diam, jujur saja aku baru melihat secara jelas sosok budhe Titiek. Sejak kecil, budhe Titieklah yang menjadi tumpuanku untuk bermanja-manja. Baru kali ini aku terpesona dan bergairah. Mungkin ini yang dinamakan puber ya, bukankah budheku sendiri mengatakan aku sudah jadi jejaka yang sedang tumbuh bulu jembutku. Aku betul-betul terbuai melihat bulu ketek budhe Titiek yang lebat, dan aroma tubuhnya di siang yang terik itu betul-betul membuat seluruh pori-pori tubuhnya mengeluarkan bau yang khas, bau seorang wanita dewasa. Dengan malu-malu aku mencium bau itu, dan budhe Titiek tersenyum memandangiku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ono opo le... kowe kok cungar-cungir, opo budhe mambu kecut yo" katanya sambil mencubit hidungku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" budhe seksi banget…" kataku spontan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"wah… ponakanku iku wes gedhe tenan, lha iku sing ngisor wes obah-obah " katanya sambil nguyel-uyel burungku yang pelan-pelan mengembang. Aku jadi malu dan berusaha bangkit, namun pada saat yang bersamaan budhe menunduk akibatnya wajahku langsung bertemu dengan daging empuk yang sangat lumer, ternyata budheku tidak pakai kemben. Ahhhh, dengan segenap rasa aku merasakan itu. Pelan-pelan otot burungku semakin mengeras, dan cilakanya budheku malah dengan erat membenamkan dadanya yang besar lumer itu ke mukaku...</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ohhh le... budhe pengin nyusuni kowe maneh ki…" katanya sambil terkikik.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku jadi malu, tapi jujur saja aku begitu menikmati lumer dadanya budhe Titiek. Apalagi ketika dengan sengaja budhe Titiek memasukkan seluruh mukaku ke belahan dasternya, aku betul-betul merasakan hangatnya bukit kembar itu. Dengan gemes budhe mengusap-usapkan seluruh bukit dadanya kemukaku, "le budhe pengin nyusune kowe..." katanya merintih.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPqoZaU1am1de40UwU5H5OgDhVYZ71TFt61-7wuNAWYUfjJVDEKZ05ffeu6sTLzc4wX-xmVNmNvgxoVw_enn6dUGZq071RE5rOWttF-ge_nE14Z7EuT-K1k3Vz2SiOYSGDOC4GaAOI3Pk/s640/mbakdarmi.jpg" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/foto-ngemut-pentil-kenyot-nenen.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dengan naluriah mulutku kudekatkan pada dada itu, dengan terpejam aku mencari puting hitam yang besar itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"Oh le, hisap terus pentile budhe" ceraunya ketika mulutku dengan alamiah menghisap dan menjilati puting dadanya yang sebesar jempol tangan itu. Budhe semakin menekan wajahku, desisnya semakin membuatku bersemangat untuk menghisap habis putingnya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"le enaaaaak, terussssss" katanya sambil terus mendekapiku. keringatnya yang mulai membanjir semakin menguarkan bau tubuh wanita dewasa, aku betul-betul terbius dan lupa diri.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Budhe semakin mendesah, ketika mulutku kembali mengenyot dengan ganas penthil item besar itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ahhh le, enak....bangetttt" rintihnya. Aku lupa diri, bahwa yang sedang kukenyot habis adalah penthilnya budheku. Aku ingin menumpahkan rinduku pada sosok ibu. Dengan wajah memerah budhe menarik wajahku, dan dengan ganas budhe menciumi wajahku. hidungnya mengeser-geser pipiku, terasa meremang semua bulu-bulu halus diwajahku. Bibirnya yang penuh, mencium dengan ganas bibirku. Aku yang baru pertama kali merasakan hangatnya bibir wanita dewasa terasa terbang diawang-awang, halus lumer dan hangat mencipok-cipok.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"le keluarkan lidahmu" desis budhe memintaku untuk mengeluarkan lidahku, dengan naluriah kupanjangkan lidahku, dan kembali aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa. Lidahku dihisap dan diusap oleh lidah budhe. Seluruh tubuhku luruh yang terasa nikmat luar biasa. Pelan tapi pasti aku mengikuti irama yang dikembangkan budhe. Sedot...hisap dan jilat akhirnya aku kuasai dengan baik."....hmmmm pinter kowe le....ahhhhhh enak le" desisnya lagi. Budhe kemudian menengadahkan lehernya, dengan naluri yang sama aku menelusuri lehernya yang jenjang dengan kecupan-kecupan lembut, kadang dengan erangan budhe memintaku untuk menggigit dan menghisap lehernya yang putih kekuningan itu, kuciumi bau khas yang memabukkan itu lagi. Budheku pun tak kalah ganas, gantian wajahku dan leherku yang diciumi dengan hisapan-hisapan kecil yang melenakanku. ohhhh nikmatnya. Telingaku pun tidak luput dari jilatan-jilatan lidahnya, geli banget. Akupun melenguh kuat. Disaat aku tergiur nikmat dari sentuhan-sentuhan panas bibir budhe, kembali aku mendapat kejutan yang membuat lututku goyah. Budhe Titiek tiba-tiba jongkok, dengan ganas budhe menurunkan celana komborku, dan burungku yang baru berambut jagung teracung melengkung keatas.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"oh le, kontolmu sudah tegang banget yo, naik turun terus tu", kata budhe kepadaku sambil menggoser-goser pipinya yang hangat ke cendawanku, tangannya dengan lembut membelai seluruh otot-otot batang mudaku. Nikmat banget. Belum hilang rasa nikmat itu, berganti dengan jepitan hangat yang menyelusuri otot-otot kakuku itu. Ternyata budhe dengan beringas memasukkan seluruh batang burungku ke mulutnya yang penuh. Lalu dengan pelan-pelan menghisap dan mempermainkan lidahnya disekujur kepala burungku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ohhhhhhh budheeeee, enakkkkk bangettttt......" aku hanya bisa merintih sambil meremasi seluruh rambut budhe yang panjang mengurai itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"enak yo le....." jawabnya sambil mempermainkan burungku naik turun. Slrup.... Slrup, hanya suara itu yang terdengar ketika budhe menghisap dan mengulum otot kejantananku itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"aduuuuhhhhh budhe....enakkkkk budhekkkk" mataku terbeliak dan menyempit, mengiringi rasa nikmat, lenu dan gelinak...geli enak yang melanda seluruh sari-sari nadiku. Aku merasa naik ke atap kenikmatan yang kian tinggi. Aku hanya bisa merintih, merintih dan mencecap-cecap setiap kenikmatan yang muncul dari goseran lidah dan kuluman nikmat dari bibir penuh budheku. Budheku menatap dengan senyum nakallll,...."enak yo le....nek dikenokno" katanya menggoda, kemudian mulutnya melepas dan mencucup-cucup segenap batang kejantananku, dan akhinya turun di bola pelerku. Kembali aku hanya bisa ngruguhhhh menikmati sapuan lidah budhe disemua otot kejantanankuyang baru hilang kulupnya 6 bulan lalu. Belum hilang rasa enak itu, kembali budhe membuatku terlololong nikmat, ketika lidahnya yang runcing menyapu segenap daerah tahitiku, aku menjijit, melengkungkan tubuhku sambil mendesissssss nikmat " aduuuuhhhhh belekkkkkkkkk, geli bangettt ngettt ngettttttt" sambil mengesol-gesolkan segenap organ tubuhku menikmati sledutan nikmat...mat dari gocekan lidah budheku. Melihat gelinjang kegelianku, budhe tambah semangat lidahnya yang tajam mempersona itu memainkan lubang kencingku. Aku hanya bisa meremas rambutnya dengan ketat melihat aksi lidah budhe itu. Terasa aliran kencingku berdesir naik, membuat kepala burungku semakin memerah dan berkedut-kedut nikmat. Seperti gunung merapi yang mau memuntahkan lahar panas. Budheku paham, dengan sigap tangannya memencet ulir dibelakang topi bajaku. Memitesnya dengan cepat, terasa ada yang berjingkat dan pelan-pelan jaliran nikmat yang kian naik ke atas pelan-pelan turun luruh. "ahhhhhh budhekkkkkkkkkkk.....oh, enaknya. seruku melihat aksinya itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kemudian budhe membimbingku duduk di kursi panjang. Dengan gaya gemulainya budhe mengundangku dengan jentikan jari telunjukknya yang runcing memanjang itu. ketiaknya yang sedikit terbuka memamerkan bulu-bulu hitam yang lebat mengurai. Pelan aku mendekatinya, dengan berani aku mengangkat lengan itu, kubenamku seluruh mukaku di bulu-bulu hitam yang melebat basah. aku luruh dalam bau yang memabokkan hasrat berahiku. kuciumi dengan hangat. budhe terkikik-kikik kegelian.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"....ahhhhh le geliiiiii, opo ora jijik to kowe ngambungi kelekku iku" katanya sambil mengelus-elus rambut keritingku. Aku hanya mendesah, dan semakin mengendus-endus bau yang membuatku terangsang itu. Setelah puas dengan bau itu, secara naluriah aku kembali menekuni bukit dada yang kenyal dengan puting hitam sebesar ibu jari itu. budhe menghindar, dan dengan kelitan yang merangsang budhe kemudian berdiri, dan membuka dasternya yang sudah madul-madul itu. Aku hanya ngowohhhhh menyaksikan tubuh mulusnya yang berdiri utuh dengan segenap ketelanjangannya. Lengannya membuka penuh memamerkan bulu-bulu menghitam disekujur ketiaknya, sementara dua bukit kembarnya bergoyang-goyang dengan hiasan puting merona hitam. Perutnya yang menggemuk, turun dihiasi segitiga hitam lebat mengakang. Budhe ternyata tidak memakai kancut. rambut jembutnya lebat sekali, sangat kontras dengan kulitnya yang putih temu giring. Sekali lagi aku hanya melongo, dan membuatku sulit menelan air ludah, berjegut-jegut nanar menatap utuhnya tubuh perempuan dewasa yang matang itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Pelan budhe membuka lebar kedua kakinya, dan dengan gemulai memamerkan saluran lahar merah mudanya yang dikelilingi hutan belukar yang lebat itu. Dengan gemulai pula budhe menyibakkan gawuknya, dan memainkan itilnya yang menonjol keluar. Dengan bahasa isyarat budhe memintaku mendekat, bagai seorang guru budhe membimbingku..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"le iki sing jenenge gawuk..." sambil memamerkan gawukknya yang merah muda itu..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"lha sing iki jenenge itil le"..desisnya sambil menjentil-jentil itilnya sehingga makin menonjol keluar. Kemudian budhe memintaku untuk menciumi gawuk utuh itu. bagai kerbau dicocok hidung, akupun melai mendekatkan hidungku. Terasa segar baunya, kemudian dengan lidahku aku menuruti budheku guruku itu dalam mempermainkan burungku tadi. Pelan kumainkan lidahku disekujur garis membasah itu, terdengar budhe mengerang berkeredut menambah basah garis membujur itu. Aku makin semangat menjilati aliran lahar asin itu, apalagi ketika kulihat dibalik rimbunnya jembut hitam itu, budhe juga ngowoh mulutnya mendesis, sementara matanya terbeliak putih. Ternyata budhe menikmati ketika lidahku yang kasap itu melumat habis daging kecil menonjol itu. kusapu habis-habisan semua barang basah itu, budhe tergerinjal-gerinjal mulutnya menyemburkan kata-kata saru, "waduhhhhhhh le enak tenan ohhhhhhhh terus le" sambil tangannya menekan-nekan kepalaku membimbing untuk menemukan titik-titik nikmat diseluruh penjuru gawuknya itu. Dengan pekikkan yang sangat keras budhe menekankan seluruh mukaku, ketika dengan berani kuhisap habis itil itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"......aduhhhhhhhh le aku metu....mettuuuuu metttuuuuuu tuuuuuuuuuuu" serunya, terasa berkejut-kejut dan membanjiri mulutku segenap cairan kenikmatan dari lubang enak itu. setelah itu pelan-pelan gawukknya yang tadi munjuk memenuhi mulutku menggelosoh, kakinya yang menjepit leherkupun demikian. Terlihat budhe terpejam. keningnya penuh dengan embun keringat, nafasnya yang memburu pelan-pelan berangsur normal lagi. "pinter tenan le kowe" desisnya sambil memandangiku sayu. Aku kemudian bangkit, dan memeluknya erat. Budhe pun kembali menciumi wajahku. Pelan-pelan tangannya menggapai burungku yang masih tegak berdiri kokoh. Kemudian membimbingnya, dan memasukkankannya ke lubang nikmat itu. Aku sempat ragu dan bingung harus bagaimana. Namun dengan naluriah aku pelan-pelan memasukkan kepala jamur itu ke sela-sela gawuk budhe. Terasa geli luar biasa ketika burungku memasuki guwa garbanya. Hangat mencengkeram. Apalagi setelah budhe menekan pantatku ke bawah. Terasa hangantnya teraso,"....hmmmmmm terus le, tekaaaann ke bawah kontolmu. desisnya." aduhhhhhhh kontolmu enak banget le, mentok" desisinya lagi ketika burungku masuk lebih dalam lagi. kakinya yang panjang itu kemudian melingkari pinggulku. Dengan naluriah pula aku menaikkan dan menurunkan tusukan kelubang injit-injit semut itu. "ohhhhh budhe, kok enak bangeeettttt" kataku sambil menghujamkan burungku yang disambut dengan hisapan dalam oleh budhe di gawuknya. Aku bagai tengelam dalam lubang yang bisa bernafas, kadang menghisap kadang memeras bahkan kadang menjepit. Sementara mulut budhe tiada henti menciumi wajahku, melumuri pipiku dengan jilatan lidah yang menghisap, mencucup dan melumuri mukaku dengan air ludahnya. Aku hanya bisa mengerang-mengerang menikmati rasa nikmat yang merambat dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kenikmatan itu semakin terjal ketika budhe dengan sengaja memutar-mutarkan pinggulnya mengimbangi tusukan-tusukan ngawur dari kontolku. " ohhhhh terus le, enakkkkk sing rosa le" desisnya, aku menurutinya, kutahan jelajah nikmat yang mulai mendekati ujung kepala burung itu. Aku ingin menikmati rasa nikmat yang mengigiti ujung burung itu. Dengan hentakan yang kuat aku menghujamkan seluruh batangku itu, budhe terlihat membelalak dan kembali melolong nikmat "aduhhhhhhhhhhh le aku metuuuuu tuuuuu tuuuuuuuuuuu"teriaknya terasa mendesir-desir basah melingkupi kepala kontolku. Aku dipeluk sangat kuat, dan kakinya yang jenjang mengunci pinggulku. Sementara pinggul budhe dengan ritmis bergerak gerak dalam geseran nikmat yang menjumbul-jumbul. Ohhhhhhh terasa ada yang ingin meletup di dasar lubang itu. Keringat budhe tumpah setumpah bersama dengan keringatku yang membasahi seluruh tubuhnya pula. Keringat perempuan dewasa yang memapaki puncak kenimatannya, menguarkan bau yang membuat nafsuku kian membumbung. Pelan gerakan ritmis itu mereda, dan dengan ciuman sayang, budhe memintaku untuk mencabut burung kokoh yang masih belum terluka itu. "wesss le dicabut disik yo" serunya sambil menciumi segenap mukaku kembali. Dengan ogah-ogahan aku mencabut burung itu, ada yang ngganjel karena aku juga sudah mulai merasakan rasa nikmat yang menjujul-jujul ujung kepala burungku. namun karena budhe memintaku untuk mencabut, maka dengan terpaksa aku mencabut burung itu. Kemudian budhe mengelap sekujur gawuknya yang porak-poranda itu dengan kain dasternya. Setelah dirasa beceknya ilang, budhe kemudian memintaku berbaring. Dengan rakus kembali budhe mengoplos seluruh batang kemaluanku dengan hisapan dan jilatan kembali. Aku kembali merasakan sapuan-sapuan nikmat yang menggambir-gambir burungku itu " aduhhhhhhh budhe, enak-enakkkkkkkkkkkkk" seruku menikmati aksi binal mulut budheku dalam mempermainkan segenap pori-pori otot kejantananku itu. Setelah dirasa cukup pelan-pelan budhe mengangkangiku. Dengan tangannya yang utuh budhe kemudiam memasukkan kembali burungku itu menerobos hutan lebatnya yang kembali membasah. Pelan terasa pijatan yang lembut dari gua garbanya. "ohhhhhh aduhhhhhh le menthok" seru budhe ketika ujung kepalaku menyentuh lubangnya yang paling dalam itu. Kemudian setelah berkeredut sebentar, budhe kemudian menaikkan dan menurunkan pantatnya yang bohai itu memijat dan mengurut otot kejantanku. Aku kembali disuguhi pemandangan yang mengasyikkan, kedua susu itu bergerak ritmis mengikuti ayunan pantat bohai itu. Pentilnya yang hitam kembali merayuku untuk menyentuhnya. Melihat mulutku yang mendesis nikmat, tapi mataku yang melotot memandangi ombak didadanya itu, budhe tambah kemayu dan mendekatkan pentil besar itu persis di mukaku, sentuhan pentil itu membuat saraf mulutku semakin nikmat, aku kemudian mengangakan mulutku. namun sebelum pentil itu terhisap mulutku budhe memindahkan pentil itu ke ujung hidungku. Mulutku justru tersapu oleh bulu lebat dari ketek budheku, aku jadi merem melek. Budhe tersedak, dan tergigik melihat aku yang kembali mendusel-dusel ketiak lebatnya dengan gemas aku kemudiam mencium dan menyedot seluruh aroma ketiak itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"aduhhhhhh le keriiiiiiiii banget" serunya gemas sambil memutar-mutarkan pinggulnya memijat seluruh batang kenikmatanku itu. Terasa mentok dan menimbulkan senasai padat di ujung-ujung syaraf kegelianku. Aku mendengok dan merangkul dengan ketat tubuh budheku. Menghujamkan seluruh otot kejantananku dengan sekuat-kuatnya, sementara budhe yang melihat usahaku justru berusaha mengimbangi dengan sedutan-sedutan serta tarikan dari arah yang berlawanan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"enak yo le...kelekke budhe...huhuuuuuuhhuuuuu" gerengnya sambil memutar-mutar pingulnya. Sementara putingnya yang keras dan kenyal itu menyapu-nyapu seluruh dada basahku. Budhe menggelinjang nikmat ketika tanganku membalas iseng menerobos lubang tahitinya. "aduhhhhhhhhh le tok apakno, tilisanku ituuuuuuuu" geramnya</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" enak-e pollllll...aduhhhhhhhhhh...aduhhhhhhhhhhhhhhh, terus le terus" teriaknya. Aku yang melihat budhe begitu bergeloranya jadi lebih bersemangat, sementara ototku menghajar gua garbanya, tanganku menghajar tahitinya. Sementara mulutku dengan ganas beralih mengkenyot polll putingnya yang keras hingga ke langit-langit mulutku. Melihat olahku yang demikian, budhe hanya bisa mendesis dan semakin memperhebat gerakan pinggulnya, semakin cepat...cepat dan akhirnya irama ritmis itu aku nikmati lagi, budhe mengelinjang-gelinjang dan full power menghentakkan pinggulnya. "aduhhhhh le, budhe metu maneh"......pinter kowe le aduhhhhhhhh enak tenanannnnnnnnnnnnn" terasa desir banjir memenuhi lobang nikmat itu, melumuri segenap batang kejantanku membuatnya licin. Budhe terguguk menikmati sisa-sisa nikmat sambil memelukiku dengan hangat, sementara aku dengan lahap melumuri lehernya yang basah oleh keringat kenikmatan itu, terasa asin tapi bagai tonikum untukku. Setelah nikmat reda, budhe kembali menaikkan dan menurunkan pinggulnya kembali, aku kembali menikmati urut-urutan nikmat. gerakan pinggul budhe kembali menapaki batang kejatananku, pelan semakin cepat, semakin memutar dan menghentak. Sementara budhe kembali membetulkan rambutnya yang bosah baseh itu. Aku kembali terpana menikmati tubuh yang berkilap karena keringat, dan juga ketiak yang kusut lebat itu. Puting dan dada itu kembali menampilkan goyangan ombak membuncah kadang bergerak dengan gelinjang yang kuat. Kadang dengan irama yang lembut membuncah. Aku yang selama ini pasif saja merasakan belaian dan urutan lembut menarik-narik nikmat mulai ujung kepala sampai batang kelakianku, dan lebih menikmati pemandangan indah yang membuncah didepanku, serta mendengar erangan dan deruman birahi dari mulut budheku serta bunyi rinmis dari beradunya antara tulang pubisku dengan pantat bohai dari budheku mulai panas, dan dengan hentakan yang kuat aku langsung memeluk budheku, budhe tanggap dan ganti memelukku dengan ketat. Aku kembali mendapat sensasi dari pergantian posisi itu. kami bersetubuh dalam posisi duduk, keringat kami menyatu saling melengkapi. Terasa sangat kuat jepitan lubang nikmat itu, mengurut....memerah, melintir-lintir, berdegut-degut menebarkan seribu sensasi rasa yang tak pernah terbayangkan selama 16 tahun hidupku itu. kami saling bertukar peran, kadang menghujam kadang menarik kadang mengurut disertai irama erangan dari mulut budhe yang kian berat..."ohhhhhhgrhhhhh le huenanankkk tennnnnnh" yang kadang berganti "....pinter tenan leeeeee aduuuuuuuuuh, kok eunannnnnnnk banget kontolmu" disertai dengan pagutan-pagutan dan jepitan mulut budhe disekujur leherku. Mendapat nikmat itu, lama-lama magma kuat yang mulai merambat dari ujung tahitiku naik...naikkkk dan akhirnya dengan hentakan kuatttt aku hanya bisa melenguh keras</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" aduhhhhhhhh budhe kulo metu, pengin nguyohhhhhhhhhhhhhh" dengan ketat budhe menggoyangkan pantatku, memutar dan menghisap dengan sedotan dan gerudutan di dalam gawuknya itu....</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"iyooooo le terus aduhhhhh semprotan pejuhhhhhhhmu enakkkkkkkkk banget leeeeeeeeeeeeee" yang disusul dengan gerakan ritmis dari pinggul budhe lagi, dengan ritme yang sama dan dengan erangan yang disertai dengan gigitan kuat dileherku. Akupun mengeluarkan segenap magma keperjakaanku dileher rahim budhe dengan penuh rasa dan nikmat yang baru aku alami seumur-umurku. Aku kemudian jatuh terlentang di sofa biru itu, budhe tetap memelukku, dan mencium habis seluruh wajahku. Dengan nafas satu-satu budhe membisikiku</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ohhhhhh le kowe saiki wes joko tenan, dudu joko kemencurrrrrr, budhe seneng bangettttttttt" serunya sambil terpejam didadaku yang kerempeng yang penuh dengan noda-noda merah gigitan budheku dan juga basah dengan keringat nikmat kami.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah reda, budhe kemudian bangun. Dengan gaya gemulai budhe menata rambutnya kembali, aku kembali terlongong bengong menikmati pemandangan indah perempuan dewasa, matang. Tubuh budhe basah keringat, ketiaknya membuncah gemuk dengan uraian bulu ketiak basah lebat, hitam. Sementara dadanya membusung dihiasi puting hitam besar yang bergoyang sesuai dengan irama tangan budhe. Perutnya yang lumer memblenduk melipat gundukan hitam kelam yang penuh dengan gelimang peak magma keperjakaanku. Aku kemudian bangun dan dengan sigap kembali mencumbu-cumbu, menguik-nguik bulu indah di ketek budhe dan meremas gemas puting hitam itu. "wesss le mengko bengi maneh yo, saiki budhe arep masak ben engko bengi iso dienggo kembul bujono kanggo bapakmu karo ibu sambungmu, mbak darmi" katanya sambil memencet hidungku dan mencium bibir ngowohku. Budhe kemudian bangun dan memakai dasternya kembali. Aku hanya bisa menatapnya dengan penuh nafsu kembali. Burungku yang terkulai nikmat kembali bangun. Namun budhe sudah lenyap masuk ke dalam dapur yang hanya tertutup korden.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Mbak darmi, ibuku sambung....</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Malam yang kubenci itu akhirnya datang juga. Sejak kemarin rumahku sudah padat oleh sanak famili. malam itu bapakku jadi menikah dengan perempuan yang bernama darmi. Bapakku tidak salah pilih, karena mbak darmi merupakan perempuan idaman sesungguhnya. Wajahnya sangat jawa, kulitnya sawo matang, rambutnya hitam banyak dan bergelombang yang sangat menarik bulu keteknya juga sangat lebat, dan dadanya full membusung tinggi. Itu aku ketahui secara tidak sengaja, sore itu mbak darmi sedang didandani oleh budhe Titiek. Aku yang sudah diperjakai oleh budheku beberapa hari lalu menjadi ketagihan, penginnya nyosor terus dan bisa sembunyi diketiak budhe Titiek. Aku kangen banget dengan bau tubuhnya, bau keleknya dan juga sangat kangen dengan geredutnya lubang kenikmatannya. Jadi, ketika melihat bayangan tubuhnya masuk kamarku aku jadi belingsatan dan panas dingin meriang kontet. Apalagi aku tahu secara sekilas budhe Titiek tidak memakai kemben meskipun daster yang dipakai agak rapat. Samar-samar aku bisa melihat goyangannya yang lembut ketika melintas, spontan burungku berontak dan mulai agak mengeras. Berjingkat aku mencoba mengikutinya, dan dengan perlahan membuka pintu kamarku. Namun, aku jadi salah tingkah karena dikamarku, ternyata budhe tidak sendiri dia bersama ibu sambungku mbak darmi, yang membuat aku makin belingsatan mbak darmi dan budhe Titiek sedang duduk sepur-sepuran, mbak darmi di depan dengan kemben yang munjung dan budhe Titiek dibelakangnya sedang menata sanggulnya. Lututku langsung lemas, jantungku langsung nitir. karena waktu itu mbak darmi dengan anggun sedang mengangkat kedua tangannya ke atas, dan memegangi rambutnya yang sedang di tata oleh budhe. ngowoh aku melihatnya, karena ketiaknya benar-benar dihiasi rambut lebat hitam yang tak kalah lebatnya dengan milik budhe Titiek, lehernya jenjang dan bukit dadanya menjembul pengin memberontak keluar dari kembennya yang ketat. Melihat aku yang kaya kethek di tulup, budhe Titiek tertawa ngekek " ono opo to le....kene mlebu kene", serunya sementara mbak darmi hanya tersenyum tanpa merasa risi sama sekali melihat mataku yang melotot tot hampir keluar itu, malah sempat kulihat dia tersenyum nakal menatapku. " iyo nang danang..., ayo mlebu kene wae" serunya manja sambil membetulkan letak sanggulnya itu. "rindhik asu digithik" bagai pepatah itu, aku dengan malu-malu duduk disamping mereka berdua. Aku tidak berani menatap wajah mbak darmi, namun dengan malu-malu aku mencuri-curi pandang ke arah ketiaknya yang dihiasi rambut kelek mengurai lebat. Budhe tersenyum melihat tingkahku, dan berkata "...le...le kowe iku nek ndelok kelek wulunen kok ora kedhep-kedhep to" katanya sambil menoel wajahku. Aku gelagapan malu, sementara mbak darmi malah terkekeh-kekeh "...iyo mbakyu, kawet mau kok tak delok tole danang iku ndak kedhep blas mandeng kelekku iki" katanya sambil mengangkat kembali lengannya dan pura-pura menciumi baunya.."opo ambune kecut nemen yo yu?"katanya pada budhe Titiek. Budhe Titiek hanya ketawa " ...le iki lho ambungen kelek-e mbokmu" katanya sambil menarik tanganku untuk duduk persis disamping mbak darmi, ibu sambungku itu. Aku makin salah tingkah, namun dengan berani mbak darmi menyodorkan keleknya yang lebat itu kearah mukaku. Tercium lagi bau keringat wanita dewasa yang agak berbeda dari aroma kelek budhe Titiek, agak lebih manis namun lebih merangsang. Tiba-tiba aku memberanikan diri untuk mencium kelek itu, sementara mbak darmi terkikik geli melihat mulutku yang menyosor dan mengkempit-kempit ketiaknya. Melihat tingkahku itu, budhe langsung menimpali "wes ...wes le, ojok tok sosor terus ibukmu iku...ndak mari-mari mengko" katanya sambil memintaku untuk keluar kamar. Melihat mukaku yang kecewa berat, mbak darmi langsung memelukku dan mencium keningku dengan rasa sayang."wes cah bagus...mengko nek wes mari temu manten kowe keno ngambungi kelekku maneh" katanya. Budhe langsung tertawa ngakak "wahhhhhh danang panji iki memang senangane kelek mbak" katanya sambil kembali menata sanggul mbak darmi, ibuku sambung. Melihat diriku yang masih cemberut, budhe Titiek langsung mendatangiku, memelukku dan mengusap lembut keningku. "he he cah bagus, ibumu ben dadan sik yo, ben tambah ayu.." katanya. Mendengar itu, aku hanya mengangguk. dengan arif budhe langsung membawa kepalaku ke arah lekukan ketiaknya, dan membiarkan mukaku terbenam sampai penuh diketiaknya, yang entah karena keringat yang cukup membanjir membuat aroma yang membikin aku melayang jauhh, membangkitkan rasa berahi yang tadi sempat padam. Budhe nampaknya paham, jadi sebelum birahi itu muncul, beranak pinak dan membangkitkan birahinya pula, mengangkat kepalaku dan memintaku untuk keluar kamar dan membiarkan ibuku dan budhe menyelesaikan pekerjaannya dulu. Akupun maklum, apalagi budhe sempat membisikiku untuk ngeloni tidurku nanti malam sambil mencubit pelan burungku yang masih jinak disarangnya itu. Pelan aku bangun dan keluar dari kamar.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Namun belum terlalu jauh aku melangkah, mbak darmi ibu sambungku memanggilku ".....le panji..., tolong ibu ambilkan kutang warna merah maron yang ada di kamar bapakmu". kemudian terdengar gurutuannya pada budhe Titiek "waduh aku lali je mbak, kok kotange ora digowo sisan mau" bisiknya dengan suara manja. Suara yang membuatku panas dingin. Dengan gemetar aku mencoba masuk ke kamar bapakku, pelan kuketuk dan ternyata kosong. Mungkin bapakku sedang berhaha hehe dengan teman-temannya. Kemudian bergegas masuk dan mencari kotang merah maron milik mbak darmi itu. Kotang itu tergeletak begitu saja disisi tempat tidur, ada dorongan kuat untuk menciuminya. Terasa bau keringat khas yang tadi sempat kucium. Bau yang cukup membuatku berdetar, membuatku on mode. Belum puas rasanya menciumi bau itu, ketika kembali terdengar suara budhe Titiek, "le...dang cepet, iki lho ibumu selak kademen (kedinginan)". Dengan bergegas aku segera kembali ke kamarku. "...suwun lho le" ujar ibuku ketika kuberikan kotang warna merah maron itu. Tanpa sungkan, ibuku dengan dibantu budhe Titiek langsung melepas kain jaritnya dan dengan cepat jarit itu meluncur ke bawah. Ternyata ibuku sambung tidak mengenakan apa-apa lagi didalamnya. Aku betul-betul terkejut melihat pemandangan itu, tubuh mulus yang sangat berbeda dengan budhe Titiek yang sudah memiliki anak dua. Susunya tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil, bentuknya sangat indah. putingnya coklat tua, tidak sebesar putingnya budhe Titiek, namun betul-betul bulat membongkah. Yang membuatku semakin ngowoh dengan lutut gemetar ketika pandanganku terbentur diselakangan ibu sambungku, bagian itu ditutupi dengan bulu hitam lebat yang mengelombyok, keriting sangat kontras dengan kulitnya yang **********. Sungguh amat berbeda dengan punyanya budheku, yang kemarin habis kuenyel-unyel itu. Ingin rasanya aku membenamkan batang burungku yang sudah sangat keras itu ke belahan daging hangat yang terbungkus rambut hitam itu. Melihat mukaku yang full mupeng itu, ibu langsung menepuk pipiku lembut "..cah bagus...kowe kok jadi berobah koyo patung! opo aku ini aneh bagimu to le" serunya. melihatku yang hanya bisa menelan ludah dengan mata melotot, budhe langsung menyahut "...dudu aneh mbak, tapi anumu iki" sambil mengelus rambut hitam kemaluan ibuku. "jembutmu iku, ngruntel akeh lan kandhel poll, mungkin pikere tole panji duh...jembute we kuethele ndahno rasane, mesti uenak tenan...hmm mbener ndak le? katanya kepadaku. Mbak darmi ketawa ngikik "...bener cah bagus, kowe seneng banget karo jembutku iki to?!" tanya ibuku sambil mentoel pipiku lembut. "..jelas seneng to mbak, seneng banget mestine tole panji" kata budheku menimpali sambil tidak lupa membelai-belai rambut jembut ibuku sambung itu. wahhh edan tenan, pikirku. Budheku malah dengan berani menyentuh susu mbak darmi sambil berkata "..piye le susune ibumu, isok mengkel to, ojok tok bandingno karo susune budhemu iku, sing wes kambon bocah loro" katanya sambil mempermainkan puting ibu sambung. Mbak darmi kembali tertawa terkikih-kikih " iso wae sampeyan iku yu...yu, wes geli kabeh aku ki" katanya sambil cepat-cepat memasang kemben dan memintaku untuk keluar kamar. Budhe juga segera membantu memasangkan kaitan tali kotang. Aku hanya bisa menelan ludah menikmati indahnya punggung ibuku sambung yang sekarang tertutup tubuh budhe Titiek, yang meskipun sudah agak kendor tapi masih sekel itu. Pelan aku meninggalkan kamar itu, dan kembali bergabung dengan saudara-saudaraku yang lain di kamar tamu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Resepsi perkawinan bapakku dengan mbak darmi memang diselenggarakan sangat sederhana, hanya famili dan tetangga dekat yang diundang. Selepas pukul 09.00 malam suasana sudah kembali normal. Bapak dan ibuku sambung sudah masuk ke kamarnya, aku hanya mendengar jeritan-jeritan kecil dan juga erangan-erangan bapakku yang entah sedang melakukan apa. saudara-saudaraku yang lain juga sudah kembali kerumahnya masing-masing yang memang letaknya masih satu deret dengan rumahku itu. Tinggallah aku dengan budhe Titiek di kamar tamu itu. Melihat sudah tidak ada tamu yang datang. Budhe Titiek mengunci pintu, kemudian mengikuti langkahku yang menuju kamar. Baru saja aku duduk ditepi ranjang, budhe sudah memelukku. Le panji " budhe kangen banget karo kowe" ujarnya sambil mulutnya menghujaniku dengan ciuman bertubi-tubi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"heemhhh panji juga kangen dengan bau keleknya budhe" ujarku sambil membalas ciumannya, dalam satu minggu ini aku sudah mampu menjadi murid bercinta yang baik. Ilmu ciumanku sudah naik satu tingkat. Mupengku jadi mode on, melihat budhe yang terus menerus menggigiti dan menghisap lidahku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Budhe pun nampaknya terpengaruh dengan erangan-erangan yang ada dikamar bapakku, mupeng on juga. Tubuhku didorongnya ke tempat tidur, dengan tergesa budhe mencopoti bajuku. Sebentar saja tubuhku sudah telanjang kuyup. Budhe juga dengan tergesa melepaskan dasternya sendiri, kembali aku melihat tubuh mulus budhe yang meskipun sudah berusia lima puluhan lebih tapi masih tetap mendebur-debur jantungku. Tubuh yang kemarin bagai laboratorium cinta bergelimang peakku. Melihat pandanganku yang terpesona itu, budhe dengan manja mendekatkan keleknya ke hidungku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"...hmmm le, budhe kangen diambungi kelek-e" katanya, akupun menyambut dengan antusias, kujulurkan lidahku untuk menjelajahi hampir seluruh permukaan kelek budhe yang penuh bulu ketek itu,</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"....uhhh, hmmm!",</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ohhhh geli le, tapi uenakkkk tenan" sambil telapak tangannya mengelus dan menekankan kepalaku untuk bisa menemukan titik-titik geli dipermukaan keleknya itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dengan puas aku menikmati lazuardi nikmat, dari aroma yang terus menguar seiring mengembangnya pori-pori birahi disekujur ketiak budhe yang berbulu sangat lebat itu. "awwwwwww..." budhe merintih kecil ketika mulutku menjepit bulunya dan menariknya pelan,"koweee nakal le," seru budhe sambil memelukku keras, dan kemudian mengalihkan mulutku untuk menyusuri pentil hitamnya itu. Budhe kemudian membiarkan tanganku meraba-raba sepasang payudaranya yang ranum lengkap dengan putingnya yang hitam sebesar ibu jari itu. Entah kenapa aku begitu menyukai puting susu yang hitam itu, kupermainkan dengan sepenuh hati, sehingga puting itu mulai mekar dan bergetar-getar seirama dengan nafas budhe yang kian berat.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku mulai sedikit mengerti bagaimana memainkan emosi budhe, aku kembali meremas dengan irama yang kadang lembut, kadang kasar, bahkan kadang dengan elusan yang anggang-anggang namun penuh perasaan. Budhe hanya merengek manja dengan ulahku itu "...le kowe kok pinter saikii" rintihnya sambil mengeliat. Matanya nampak meredup. "le tanganmu enak tenan, angettt koyo ono semuteee", melihat reaksi budhe itu aku semakin terangsang, aku semakin ramah, rajin menjamah, menguit, mengulik dan menggelintir segenap pentil kenyal itu. kadang pindah ke kiri kadang balik kekanan. Budhe kembali merintih "uedannn, enak le" terus "oukh, le!hmmmrhhhh...shh, akh" rintih budhe sambil membusungkan dada yang sedang menjadi obyek cabulku itu, aku berusaha memberikan kenikmatan maksimal untuk budheku itu, nampaknya budhe dapat meresapkan rasa geli-geli nikmat akibat ulahku itu. Capek dengan tangan aku mulai memainkan hidung dan mulutku. Hidungku mulai menyusuri segenap pori-pori yang mulai mengembang dipermukaan susu, kemudian memasukkan ujung pentil itu di lubang hidungku, kuhirup bagai menghisap in heller. Budhe hanya merintih melihat aksi nakalku itu. "okhhh le kowe pinter saiki" katanya sambil terus membusungkan dadanya, seolah memberikan kesempatan selebar-lebarnya agar aku dapat mengeksplor penuh segenap pentil nikmatnya itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Terlihat muka budhe semakin memerah, nafasnya semakin berat, rintihan dan geramannya yang diiringi kata-kata</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" aduhhhh mati aku le, aduhhhh enak tenan le" semakin sering kudengar. Aku semakin bersemangat. pelan kubuka mulutku, dan happ pentil besar itu masuk dalam mulutku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"aduwwwwww" jerit lirih budhe, perempuan matang yang menjadi budheku itu menggelinjang-gelinjang, ngosek, ketika aku kembali menghisap dan mengkenyot.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"terussss le sedot, kenyottt ahhhh edan enak le enakkkkk"</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"hmmm!..." dua telapak tangan budhe menekan dan mengacak-acak rambutku sambil terus menekankan mulutku mengapai nikmat diujung pori-pori kulitnya. Keringat budhe mulai mengembun, menguarkan bau birahi tubuh wanita dewasa matang. Putingnya ngaceng keras memudahkanku menjepitnya dilangit-langit mulutku. Aku juga mulai terangsang. Sungguh nikmat pentil itu, renyah untuk dikulum dan digigit kenyal menjentak-jentak. Plok...ohhh plok...cpruut. Bunyi sensual yang keluar dari ulahku. Seiring semakin bervariasinya ulahku, kadang tak kulum, kadang tak lepas kadang tak gigit. Berganti-ganti kiri dan kanan. Puting itu sudah basah kunyup dengan air ludahku, tak bosan-bosan aku mempermainkannya. Bagai bayi yang betul-betul menikmati aliran lembut susu ibunya. Menyebabkan rasa geli bercampur kenikmatan kian dirasakan budheku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"oukhhh le! teruskan dikenyot le",</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"yohhhh bener dikenyot sing kenceng"..</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">."aduhhhhh enak tenan le" mulut budhe mendecap-decap seperti orang mabuk udara. dan payudara budhe semakin mengembang, pertanda budhe kian terangsang dengan ulahku itu. Lebih-lebih bila aku menaikkan pentilnya itu menyusuri langit-langit mulutku, nafas budhe jadi turun naik.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" leeee sing kenceng kenyotane le"</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">" aduhhh yo beneeeer, ngono le. Aughhh, leeee! enak banget!" rintih budhe. Aku semakin bersemangat. Digigit-gigitnya pentil susu yang kenyal itu. Dihisapnya. Lalu dijilatinya dengan bernafsu. Sebentar ditinggalkannya, puting itu. Lalu ganti aku mengecupi buah dada ranum itu bertubi-tubi. Lalu kembali ke pentil susu yang siap menanti. Dihisapnya lagi. Digigitinya. Dikulum-kulumnya lalu dilepaskannya lagi. Sementara tangan budhe tak menentu mengerumasi rambut ku yang baru saja potong rambut, sehingga rambutku menjadi acak-acakan.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Agak lama aku mencumbu sepasang susu yang matang menggiurkan itu. Demikian pula dengan ketek lebat budheku, tak kubiarkan menganggur. Ketiak budhe memang berbulu lebat, meskupin masih kalah lebat dengan mbak darmi ibu sambungku. setelah habis kuciumi, lalu kuturunkan ciumanku sampai ke pinggang sebelah kiri. Naik lagi ke ketiaknya, menurun lagi sampai ke pinggangnya. Demikian berulang-ulang. Aku juga menggunakan ujung lidahnya untuk menjilat-jilat sambil menggigiti keras dan lembut. “Uukh, lee Kowe sungguh pintar membahagiakan perempuan . . . !!!” bisik budhe terputus-putus, menahan nafsunya yang kian berkobar.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dikamar sebelah juga terdengar erangan dari mbak darmi ibuku sambung. Bahkan terdengar jeritannya yang berat menambah nafsuku semakin berkobar-kobar untuk memberikan kenikmatan yang sama pada budheku itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Permainan lidahku terus dengan gencar menyerang tempat-tempat mengelambir di tubuh budheku yang sensitip. Kujilati juga perut budhe yang menggelembung kenyal tapi lumer itu. Pusarnya yang agak bodong itu menjadi sasaran ciuman-ciumanku berulang-ulang. Tanganku pun tak tinggal diam, membelai-belai kedua paha budhe yang mulai mengangkang resah.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Budhe sudah gemetar tubuhnya. Panas dingin. Ketika mata budhe menengok ke bawah, pandangannya beradu pada sesuatu yang mulai mengacung keras bagai tombak di antara kedua kakiku. Clegut terdengar budhe menelan ludah. Burungku itu nampaknya sudah sejak tadi menggodanya. Lalu budhe menurunkan tangannya. Digenggamnya batang burungku yang sudah sangat tegang itu. Aku menciumi sedikit di bagian bawah pusar budhe, mengendus-endus bau jembut budhe jadi menahan nafas. “Oukh. budhe . . . !” kataku meresapi jajaran nikmat yang mulai menjalari tubuh burungku. Budhe nampaknya merasakan burungku yang mulai mengembang lagi, terasa hangat dan besar. Nampaknya budhe sangat senang, dan menggenggamnya dengan cara seperti itu. Sementara itu, tanganku masih terus meraba-raba seluruh permukaan kulit budhe, yang mulai membasah oleh keringat cinta. Melihat gelagat budhe yang kian menggebu, aku berusaha menahannya. “Sabar, budhe!” bisikku. “Nanti budhe boleh berbuat apa saja terhadap punyaku. Tetapi sekarang, aku sedang ingin mencumbu tubuh budhe. Seluruh tubuh budhe! aku kangen dengan baunya, aku kangen banget budhe, jadi kurang leluasa kalau budhe menggengam burungku kaya begini!” kataku berani dengan nafas yang terputus-putus, jujur saja aku takut burungku keluar duluan, padahal aku betul-betul menginginkan percumbuan dengan budheku agak lama. Apa boleh buat. Meskipun nampaknya budhe masih ingin menggenggam batang burungku yang mulai terasa berdenyut-denyut itu, namun akhirnya dilepaskan juga, ahhhh leganya. Maka kini aku dengan leluasa melakukan aktifitas untuk membaui, mencumbu dan menguit-guit seluruh tubuh budhe, tanpa perlu harus melepaskan rasa nikmat diujung burungku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">sambungan</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dan . . . hhmmmh! aku kembali harus menahan napas bilamana pandanganku tertuju lagi pada selangkangan budhe. Bagian itu gompyok ditutupi rambut yang tebal keriting. Hmmh! Rambut kemaluan budhe bukan saja lebat dan ikal tapi menghitam! Kata orang, semakin tebal rambut kemaluan perempuan akan semakin enak kalau digituin. Dan sekarang, secara jujur, aku harus mengakui, bahwa rambut kemaluan budhe memang tebal dan lebat, meskipun punya mbak Darmi lebih liar dan pating jerabut. Aku kembali berjegut menelan ludah. Jika menuruti nafsuku, tentu seketika itu juga burungku akan kubenamkan ke belahan daging hangat di balik rimbunan hutan lebat itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tetapi aku sudah sedikit pengalaman dan tidak ingin grasa-grusu. Aku ingin membuat budhe semakin ketagihan . “Oukh, le !” budhe kembali menepuk pipiku lembut. “tok apakno gawukku!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">sambil menelan ludah. “he he, anunya budhe ini lho. . . !” ujarku sambil memainkan rambut kemaluan budheku. “jembute budhe top markotop maknyuss indah dan menawan sekali" seruku dengan gaya mr. bondan, tak susul dengan perkataan menggoda "jembutnya saja sudah begini menggiurkan, apalagi kemaluanmu. Tentunya enak sekali. Hmmh!” budhe tertawa kecil melihat gayaku itu. “Kowe senang to dengan jembute budhe ?!” tanyanya sambil menarik-narik rambut jembutnya mengimbangi mataku yang melototi lebatnya jembut itu. “Senang poll, budhe. Senang sekali,” kataku masih terus dengan mesra membelai-belai rambut kemaluan yang indah itu. "kowe kok maleh pinter banget to le, wes saiki terserah to apakno gawukke budhe" serunya manja sambil mengakangkan pahanya lebar-lebar. Tanpa diperintah dua kali, akupun langsung memainkan gawuknya budhe itu. Jembutnya yang lebat langsung tak bikin bosah-baseh, setelah itu langsung tak tekan-tekan, budhe tambah ngowoh. Aku jadi semangat pelan hidungku membaui rambut jembut itu, khas banget, puas membaui aku mulai mencium-cium jembel menggelambir itu, bahkan tak jarang tak tarik-tarik dengan bibirku, he he persis berciuman bibir ketemu bibir, cuma yang ini bibir yang vertikal. Budhe hanya tersenyum melihat ulahku itu, giur-giur kenikmatan nampaknya sudah mulai menggerumuti, matanya mulai berat terbuka. Secara naluriah pahanya mulai dibuka, memapangkan gawuk yang betul indah membasah. jari-jari tanganku tak lupa untuk bermain-main diperbukitan lebat dan menjuntai itu. Hmmm, bikin kerasan banget. "le, ojok tok delok waeee to" rintih budhe yang mulai tak sabar dijelenggelekkan pinggulnya supaya aku bisa menguakkan bibir-bibir gawuknya itu. Hmm, tampak ceto bagian dalamnya kemerahan dengan lelehan yang merangsang untuk disruput. Ludahku kembali berjelegut, beginilah kiranya lubang kenikmatan itu. Dengan mesranya, aku meraba-raba gawuk yang indah itu. Merah dan licin. Pada bagian atas, pada pertemuan antara dua bibir, tampak sekerat daging yang menonjol besar, itil. Nyempil sendirian. Tidak berteman. Sungguh kasihan. Aku kembali memandangi sepuas-sepuasnya panorama indah mengesankan itu. Budhe memijit hidungku dengan agak kuat. “Oukh, le! ojok tok tonton thok ?! Memangnya punyaku barang tontonan!” aku tersenyum. Nampaknya budhe sudah kepingin sekali dikerjai gawuknya. Aku sih masih ingin lebih memandangi, bagiku gawuk budhe Titiek tak ada habis-habisnya. Gawuk budhe rasanya lebih indah dari pada vagina-vagina perempuan lain yang pernah tak lihat photonya di situs-situs porno langgananku. Jari-jari ku kembali menyentuhnya. Budhe tergelinjang. “Wow! Hmmh, leee enak!! Ss sh, akh!” budhe menggeliat. Jariku terus bermain. Mengutik-utik kelentit yang nyempil aduhai.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku kemudian menempatkan kepalaku di antara kedua paha budhe yang sudah mengangkang. Liang gawuk yang sebaris dengan sibakan bibir inilah yang kemarin menjepit dan memberikan kenikmatan yang tiada tara pada burung kepodangku. Lagi-lagi tanganku kembali menyentuh kelentit yang cuma sekerat itu. Budhe terjingkat dan bergelinjang merasakan nikmat yang mulai datang. Ismet koncoku ngomong , itil itu bisa berdiri dan menegang persis kontol. Benarkah?! aku jadi senang sekali menguik-nguiknya dan mengulangi perbuatannya berkali-kali. “Oukh, edan geli, le! Geliiiii! Sssh, akhh . . . !!” budhe kembali merintih-rintih.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tingkahku saat itu, bagaikan kanak-kanak yang memperoleh permainan yang mengasyikan. Permainan yang tidak ada dijual di toko. Semakin giat aku ngulik-nguliki sekerat daging kecil itu. Semakin sering budhe mengerumasi rambutku, sambil mulutnya terus menderam-deram.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Tidak puas dengan hanya menyentuh dengan tangan saja, bibir-bibir kemaluan yang ditumbuhi rambut itu, tak plekekne semakin lebar lagi. Kedua kaki budhe kini telah niengangkang selebar-lebarnya, menekuk ke atas. Sekarang, bagian dalam kemaluan itu telah terpampang selebar-lebarnya. Terbebas sama sekali.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Sedetik kemudian, budhe hanya bisa terpekik: “Awww . . . !” Tubuhnya tersentak ke atas. ketika aku membenamkan hidungku ke dalam belahan daging yang aduhai itu. “leee cah bagusssss . . . !! Uf ! Ssssh ennnakhhh, le!!” budhe merintih-rintih sambil menekankan belakang kepala ku dengan kedua tangnnya. Hidungku pun mulai menggusur ke sana-ke mari. Seperti akan membongkar seluruh bagian gawuk budhe. Kaki budhe hanya bisa menendang-nendang ke atas, merasakan kenikmatan tidak bertara, melihat hebohnya reaksi budhe aku terus dengan giatnya menciumi gawuk budhe yang jujur saja menyebarkan bau yang segar merangsang!</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oukh, leeee! Enak . . . enak . . . enak, sayangghhhh! Teruskan, lee! Ayo, lebih cepat sedikit. Hmmmh leee! Terus, sayang. Terus, terus, akhhhh !!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Aku juga, buleeeek! Aku . . . aku . . . juga enak, asinnnn koyo keju rasane” bisik ku sambil memainkan lidahku, menjilat dan menjilat.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Mata budhe jadi merem melek. Kepalanya terlempar ke sana-ke mari. Lehernya menggeleyong-geleyong. “leee! Kowe kok senang banget menciumi punyakuuuu . . . to ?!! Shhh . . . !!!” tersendat-sendat suara budhe merasakan jurus nikmat permainan lidahku. "koweeeee pinter le, enakkkk banget ohhhhh" budhe kembali mengerang, dan kurasakan cairan keju itu terus datang menyirami mulutku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kami berdua sudah lupa diri, kami sudah tidak memperdulikan suara-suara dari kamar bapakku, yang sudah berganti dengan suara derit bayang atau tempat tidur dengan suara ritmis persis iramanya musik klantink yang kemarin menang di acara TV swasta itu, sementara suara-suara erangan mbak Darmi juga sudah diganti dengan suara dengus bapakku yang kaya kereta api diesel jurusan surabaya-sidoarjo itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"kowe seneng to le dengan gawukku, kok asyikkk bangetttt ehhhhhh enakkk le terus" erang budhe sambil terus memegangi kepalaku, seperti membimbingku untuk menemukan titik-titik nikmat disekujur tempek itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Senang sekali, budhe! burungku jadi semakin tegang saja, budhe!” kataku tersendat-sendat pula. Dan lidahku terus juga menjilat dan menjilat. Menyapu-nyapu itil membulat itu. Benar saja! Itil itu semakin tegak, menandakan budhe telah terbakar oleh nafsu birahi. Kedua kaki budhe Titiek terus menyentak-nyentak ke atas. Pantatnya diangkat dan digoyang-goyang. Oukh, sungguh, permainan yang mengasyikkan. aku benar-benar menyukai menciumi dan menjilati tempeknya budhe Titiek yang harum itu. Sama sekali tidak jijik. Justru sebaliknya. Ketagihan. aku jadi semakin rakus dan semakin rakus saja.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“edan leee!!! Hhhssshh. Hmmm . . . hmmmhhh!” suara budhe Titiek menggeletar. Badannya menggeliat-geliat tak menentu. Tubuhnya menggelepar-gelepar, bilamana ujung lidahku mengait-ngait dan menusuk-nusuk liang gawuk budhe yang terasa liat. Sentuhan-sentuhan lembut vagina yang berdenyut-denyut itu kian membakar nafsu birahi. Dan tiba-tiba budhe mengejang. “edan leeee . . . !! Sssh ! Akkkhhhuuu tak kuaattsss, saya ugghh . . . !!” budhe merentak-rentak.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ayoh, budhe! Keluarkan! Aku sudah siap menerima!” ujarku yang terus dengan bersemangat menusuk-nusuk gawuk budhe dengan ujung lidahku. “Iyyaa, leee Akhhhu shhi . . . aukhh! le! Ennnakkhhhh, meronta-ronta bagaikan kesetanan. Berbarengan dengan jeritannya yang menyayat, budhe mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan menekankan belakang kepalaku sekuat-kuatnya, sehingga tanpa ampun separuh wajahku terbenam sedalam-dalam ke bagian dalam gawuk budhe Titiek. Bertepatan dengan itu pula, menyemprotlah cairan hangat dan licin. Kental. Menyiram lidahku yang terus menusuk-nusuk lobang tempek enak itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku yang memang sudah siap menerima, bagaikan kesetanan, menghirup habis cairan yang banyak sekali itu. Terus dijilat dan disapu bersih, kayak makan oreo masuk ke kerongkonganku. Sudah tentu budhe semakin berkelojotan, dikarenakan rasa nikmat yang luar biasa sekali. Sampai akhirnya tetes cairan yang terakhir. Tubuh budheku itu melemas. Sedangkan aku sendiri, merasakan pula nikmat luar biasa ketika mereguk cairan licin itu. Cairan kenikmatan budheku yang gurih sekali, lebih gurih dari pada segala macam keju !</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku masih terus tertunduk sambil menjilati sisa-sisa cipratan cairan budhe yang melekati pinggiran bibirku. Budhe bangun dan melompat, memelukku kuat-kuat. “Oukh, leee! Terima kasih, sayangl Kau hebat! Jantan! Kau mampu membuat budhe bahagia!” katanya sambil terus menciumi bibirku bertubi-tubi. “iya budhe.... Aku sampai kenyang menelan limbah nikmat budhe. Banyak dan kental sekali! “ujarku sambil nyengir. “Kowe kok ora jijik, to le ?!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“mboten budhe,malah ketagihan je. Kalau masih ada, aku masih mau lagi kok!” kataku kekanak-kanakan. Melihat ulahku yang lucu itu, budhe tersenyum gembira, mulutku kembali diciuminya. kemudian tubuhku didorongnya, mlumah. Aku kembali melihat tubuh utuh budheku, susunya menthal-menthul, dengan gayanya budhe berkata "le kowe wes nggae budhe merem-melek sampai ngecess! Sekarang, gantian budhe yang membuat kowe merem-melek yo" ujar budhe yang segera menyergap burungku."awwwww....!" jeritku kaget namun budhe nggrangseng habis. Burungku yang sudah benar-benar tegak bagai tugu pahlawan itu, diciumi habis-habisan, diklomoti dan dijering-jering glambirku. Dengan mesra namun penuh kejutan budhe mempermainkan burungku. Batangku yang kekar, lengkap dengan topi cendawannya digigiti pelan, bahkan kadang-kadang dikecup ceruput.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oukh, manukmu hebat sekali, le ! besar dan kekar. Hmmhh . . . !!!” budhe terus saja membelai sambil sesekali menggenggam. Mulai dari pangkalnya yang mulai dipenuhi rambut itu sampai ke ujungnya yang berkilat dan membengkak, berbentuk topi cendawan. “budhe senang manukku ya?!” tanyaku sambil membiarkan budhe mengeser-geserkan burungku yang keras banget itu ke pipi dan matanya. “Suka sekali, le! Tetapi ugh! Punyamu besar kokoh. Bengkak, bedo banget karo duwekke pakdemu, Parjo! Aku jadi ketagihan!” aku tertawa kecil. “budhe ini bisa saja. Kan punya pakde juga besar to!, “Iya! Tetapi punyamu ini lebih besar dan gemuk le!” ujar budhe.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku ketawa lagi. Burungku berkejat-kejat digenggaman budhe. “Aku belum pernah merasakan manuk yang besar dan gemuk kayak punyamu ini le,” ujar budhe lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ada rasa geli dan nikmat bukan main ketika budhe menciumi burungku yang semakin membengkak itu. Rasa geli yang nikmat itu kurasakan ketika bibirnya budhe yang domble itu mengempit-empit kulit burungku. Tubuhku jadikejang. Mataku membeliak-beliak. “Hmmh, enak budhe! Sssh . . . !” mulutku mulai merintih-rintih, melihatku yang mulai berkejit-kejit itu budhe tanggap dijethetnya otot geli antara topi jamurku dengan burungku, sehingga semut-semut nimat yang mulai merembes dari ujung tahitiku pelan mulai turun lagi.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah dirasakan agak terkendali budhe kembali memainkan ujung lidah yang runcing kasap itu untuk menciumi benda gemuk punyaku itu. Benda yang dapat memberikan kenikmatan luar biasa kepada wanita, yang disebut alat vital itu. “le...! wong wedhok endi wae yang sudah pernah kenai ini, pasti pada ketagihan!” ujar budhe yang membuat hidungku mekrok bangga. aku tidak menjawab namun mendacap-decap bagaikan orang kepedasan. Tengah meresapkan kenikmatan yang luaz biasa. Lezat!</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Alat vitalku yang ada dalam genggaman budhe Titiek semakin membengkak dan semakin memanjang lagi. Budhe gemas bukan main, semakin tak tahan. Segera dia menempatkan dirinya sebaik-baiknya diantara kedua kakiku yang tertekuk ngangkang. Kedua pahaku di terlentangkan selebar-lebarnya, sehingga tangan kanan budhe dapat menggenggam burungku yang kencang itu, tangan kirinya membelal-belai rambut kemaluanku yang mulai tumbuh jemagar itu, tumbuh halus sampai ke pusar. Merinding bulu-bulu roma budhe bilamana dia mulai menciumi seluruh batang dan kepala burungku. Bukan main. Jari-jari budheku hampir tidak muat menggenggamnya. Memang inilah yang sangat disukai budhe dariku. Dulu, punyanya pakde juga begitu namun sejak pakde tiada budhe kesulitan mendapatnya kembali. Dan sejak itu, budhe sangat merindukannya. Dan baru sekarang, dia memperolehnya kembali setelah bertahun-tahun berselang. budhe yang semakin gemas segera menjulurkan lidahnya, menjilat batang kemaluanku itu. Lalu dingangakan mulutnya dan dimasukkannya batang burungku itu. Aku jadi menggelinjang kaget namun nikmat. “Ouw, budhe! Hmmh . . . enak sekali, budhe!” rintihku. Kedua kakiku spontan terangkat naik dan menyepak-neyepak ke atas.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Mendengar rintihanku, budhe jadi semakin bersemangat. Kepala burungku yang berbentuk topi baja itu dikulumnya. Digigitnya. Tidak ubahnya, bagai seseorang yang mendapat makanan lezat. Nikmat sekali. Sampai matanya terpejam-pejani. Air liurnya menetes-netes. Kepala yang berbentuk topi baja itu sangat hangat dan kenyal. Aku merasakan nikmat banget. Kunyahan-kunyahan mulut budhe memberikan rasa nikmat dan merangsang nafsuku sampai keumbun-umbun. Aku hanya bisa merintih-rintih. Kedua kakiku semakin kelojotan. Mataku membeliak-beliak, sehingga terperecing nikmat. Budhe kian bersemangat. Sekarang, bukan hanya kepalanya saja yang dikulum dan digigiti budhe, tetapi seluruh batang vitalku. Sementara itu, telapak tangan budhe juga tidak tinggal diam disaat mulutnya mengulum, tangannya menarik-narik rambut kemaluanku , tangan yang satu lagi mempermainkan gamberku. “Enak, le . . . ?!” tanya budheku ditengah-tengah kesibukannya. “Enak sekali budhe. Ennaaakkkh !!!” aku berusaha menyahuti dengan terbata-bata merasakan giuran nikmat yang bukan kepalang. Budhe terus saja mencicip-cicip batang burungku, dengan irama yang kian lama kian cepat, mengemut, menjilat, menggigit, sampai mengkenyot. Demikianlah secara beraturan, kepala dan batang burungku keluar masuk mulut budhe Titiek. Pada waktu masuk, mulut budhe sampai kempot. Sedangkan pada waktu keluar sampai monyong. Semakin lama semakin cepat. Tubuhku gemetar. Jemariku mencengkeram rambut budhe kuat-kuat. Rintihan . . . rintihanku semakin menghebat, sementara budhe kian gencar menyerbu menggebu-gebu. Akhirnya, kenimtan itu datang aku hanya bisa menjerit histeris. Pantatku kuangkat tinggi-tunggi, sedangkan kedua telapak tanganku menekan belakang kepala budhe Titiek kuat-kuat. Akibatnya batang serta kepala kemaluanku pun membenam sedalam-dalamnya, merojok sampai ke tenggorokan budhe. Dengan bersemangat sekali, tangan-tangan budhe mengocok pangkal kemaluanku dengan cepat dan mesra. Dan tanpa ampun lagi : “Crroott! Crrrroooottss! Crrottttsssss . . . !!!” menyemprotlah cairan kental dari dalam batang kemaluanku yang berdenyut-denyut dengan dahsyatnya. Daya semprotnya luar biasa sekali. Tubuhku menggigil. Budhe tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan nikmat sekali disedotnya batang kemaluanku yang sedang mengeluarkan wedhus gembel itu. Maka tanpa ampun, bergumpal-gumpal awan panas cairan kenikmatanku, tertumpah semuanya ke dalam mulut dan tenggorokan budhe. Mata budhe sampai terpejam-pejam, menelan seluruhnya sampai tetes terakhir. Aku melenguh nikmat memejamkan mataku. Tubuhku lemas tidak bertenaga. “Oukh, budhe. enak banget, budhe sungguh hebat!” bisikku terengah-engah. Budhe tertawa geli melihat ulahku yang mengcopy paste kenikmatannya itu sambil menyeka mulutnya yang sebagian masih dibasahi sisa-sisa cairan kental. “piye le ?! Enak?!” tanyanya</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku langsung menarik lengan budhe, sehingga perempuan itu jatuh ke dalam dekapanku. “Enak sekali,budhe. Oukh, enak sekali! ujarku sambil menciumi mukanya dan membenamkan mukaku dikeleknya yang membasah itu, aku hirup lagi bau yang memabukkan itu untuk membangkitkan asaku lagi. Budhe tersenyum mendengar pujianku, “hmmmm kok isik pancet seneng ngambungi kelekku budhe to le, wes ndang jupukno ngombe. budhe ngelak banget!” ujar budhe Titiek sambil mendorongku bangkit lepas dari jepitan kelek basahnya itu. Lalu aku melompat turun dari tempat tidur, menuangkan air putih dari kendi besar ke gelas sampai penuh. Kemudian memberikannya pada budhe Titiek, yang lalu diteguknya dengan lahap. Haus sekali rupanya. Sampai habis tiga perempat gelas. Melihat itu aku kembali menuangkan ke gelas lagi sampai penuh, kemudian meneguknya sampai habis. “leee panji. . . !” mata budhe berkejap-kejap. Punyaku sudah ingin sekali dimasuki punyamu.” Dan budhe melirik ke selangkangan ku dengan kerlingan mautnya. Tol gothoku masih tegang mengacung nampaknya membuatnya terkiyer-kiyer.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Kita istirahat dulu sebentar ya, budhe!” bisikku sambil menciumi mukanya, dan menghisap halus bibirnya yang basah oleh air kendi itu . Aku lalu turun dan mengambil gelas itu lagi, dan meneguk habis sisa air putih itu. Setelah rasa haus itu hilang aku lalu menghampiri budhe yang tidur terlentang dengan kelek lebat dibiarkan terbuka lebar, aku jadi bernafsu. Aku langsung naik ke atas tubuh budhe yang sudah siap menanti. Kedua susunya menyembul putih bagaikan salju. Benar-benar menantang. Pinggangnya yang penuh sekal dan pinggulnya mekar dan indah. aku langsung menciumi bahu dan payudara budhe dan menghirup bau keringatnya untuk menaikkan kadar birahiku lagi, sementara burungku yang sudah mulai benar-benar tegang kugeser-geserkan di paha budhe Titiek, budhe lalu menggenggam batang burungku yang mulai kekar itu. Sambil membalas ciuman-ciumanku yang bertubi-tubi, dibimbingnya dan kemudian ditempatkannya kepala kemaluan yang sudah membengkak tepat di ambang gua garbanya itu. Sementara itu, kedua paha budhe juga sudah direntangkannya selebar-lebarnya. “leeeee . . . !! Pelan-pelannn, yo ben kroso enakke!!” bisik budhe gemetar menahan nafsu. “barangmu gede banget le! kroso bangettt" gruguh budhe yang nampaknya merasa enaknya sumbatan burungku di lubang kenikmatannya. Aku merasakan sengatan hangat membasah di kepala jamurku. "...le, tekanen, tekan yang kuattt. ssssssss...aduhhhh enake" budhe memejamkan matanya merasakan nikmatnya proses penetrasi itu. Aku lalu mendorong pantatku, tidak tergesa-gesa untuk merasakan nikmatnya jepitan lubang hangat nonoknya budhe. "awwwww le edannnn!!, enak banget" jerit budhe tertahan ketika kepala jamurku melesat mentok, tubuh budhe mengejang, bergetar menahan rasa nikmat yang amat sangat. Aku merasakan jepitan keras, hangat melumuri kepala jamurku, menguik-mengekos dan menghisap dengan kuat. Bukan main nikmatnya. "ayo...le, tekan maneh, sing kuahhht “” bisik budhe setelah rasa enak itu berkurang. aku lalu menekan lagi. Dan srrrt! , batang burungku luar itu melesak lagi sampai sepertiga. Dan sebagaimana yang pertama, dan budhe kembali tersentak sambil menjerit: “Addduuhhh! leeeeee! enaaannn tenan manukmu” sambil tersenyum dan berulang mengecupi mulutku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku membiarkan burungku membenam sepenuhnya, kemudian dengan perlahan-lahan kutarik sampai sebatas leher kemaluan. Lalu kutekan kembali. Dan batang burungku dengan lincah itupun menggelosor keluar masuk. Lagi-lagi budhe merasakan kemaluanku bagaikan membongkar seluruh lorong vaginanya. Budhe terus menggigit bibirnya sendiri, menahan rasa nikmat dan nikmat. burungku yang keluar masuk mulai mendatangkan rasa nikmat luar biasa. Keluar-masuk. Keluar masuk! Demikian berulang-ulang. Bless! Slessep! Bless! Slessep! Bagaikan kereta api yang sedang langsir. . Pada waktu didorong masuk, nonok budhe sampai kempot. Dan pada waktu ditarik, sampai monyong . . . Hmmm! tempek-e budhe enak tenan. Sempit sekali menggilas seluruh burungku,” kataku sambil mencucup mesra seluruh wajah budheku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"kontolmu enak banget juga le,” ujar budhe sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Hal ini semakin mendatangkan nikmat bagiku. Demikian pula bagi budhe Titiek. Pinggulnya yang besar dan montok itu melakukan gerakan memutar, seirama dengan keluar-masuknya batang zakarku. “Bagaimana, le?! enak to..?!” tanya budhe sambil mengecupi belakang telingaku. Akupun menggelinjang-gelinjang kegelian. “Kontolmu juan enak le! Betul-betul lezat.” bisik budhe sambil mencari-cari lidahku untuk dihisapnya. Keringatku dan budhe kembali bersatu menimbulkan decit menggairahkan ketika kami bergerak ritmis. Untuk membangkitkan nafsuku makin tinggi, budhe Titiek secara sengaja membuka lebar-lebar ketiaknya yang basah, dan dengan nafsu pula aku membenamkan mukaku ke kelek lebat itu, bahkan kadang-kadang dengan nakal aku menggigit buhul keleknya dengan sengaja, dan secara reflek budhe lalu memelukku dan mengempitnya dengan kuat, sambil mengoyangkan pantatnya geal-geol. melihat ulahnya itu aku hanya bisa merintih, “Enak banget budhe. Kepala burungku bagaikan dipijit dan disedot-sedot. Pokoknya lezaaatttss . . . !!” aku hanya bisa meliuk-liukan tubuhku ke sana-ke mari. merasakan kenikmatan yang luar biasa sebagai akibat pijitan-pijitan dinding-dinding lorong kemaluan budhe yang bagaikan memangsa burungku hidup-hidup. Sementara itu, cairan lendir semakin membajiri gua garbo budheku. licin dan basah. “hmmmm mpek budhe enak banget, basah dan peret ” bisikku dengan mesranya. “Bagaimana budhe kalau kontolku kubenamkan seluruhnya?!” “Ayoh, leeee! Aku sudah siap,” kata budhe Titiek sambil mengangkangkan kedua pahanya lebih lebar.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Aku pun dengan semangat mendorong pantatku sehingga kemaluan budhe lebih dalam membenam batang burungku utuh. Blesss! Wow!, aku bagaikan melayang ke langit ketujuh. Terasa benar bagaimana menggelosornnya lubang nikmat itu, memijat, menghisap burungku. Nikmat sekali. “Masukkan semua,leeee! Semuaaaa! Jangan disisakan laghhiiiii! Masukkan, dorongghh . . . .!!” kaki budhe menjepit pinggangku. Dan tangannya, berusaha mendorong pantat ku semakin ke bawah. Aku mengerti, budhe sudah histeris. Sudah ingin menikmati seluruh batang kemaluannya tanpa sisa lagi. Aku coba menggodanya, bukannya mendorong malah kuangkat pantatku. Dan kemaluannya menggelosor ke luar. Budhe jadi penasaran. Diangkatnya pantatnya setinggi-tingginya. Bertepatan dengan itu, aku mengayunkan pantatku kuat-kuat. Dan ... blashhh!! Tanpa ampun, seluruh batang kemaluanku yang kokoh, gemuk. . . dan perkasa itu menghunjam dan membenam sedalam-dalamnya ke liang kenimatan budhe Titiek. budhe menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya meronta-ronta ke sana-ke mari, bagaikan sapi disembelih. Dan, “Crot! Crrrt! Crrrotttss . . . !!” semua cairan mani yang tersimpan di dalam kandungannya, menyemprot seketika. Banyak sekali. Membanjiri seluruh lobang gua budhe. Suatu kenikmatan luar biasa yang sebelumnya pernah dirasakan oleh budhe Titiek kemarin. Dan bersamaan dengan jeritan budhe, aku pun mengeram kuat. sambil merangkul tubuh budhe kuat-kuat. Budhe Titiek merasakan tubuhnya bagaikan remuk. Hmmmh!” Akh. budhekkk! Hmmm! Akkkkhhhuuu keluarrr, sssh! budeeekkk . . . sssh, ennnnaakhh!!” aku meracau sambil meronta-ronta. Mataku membeliak-beliak ke atas, sementara kepalaku terlontar ke sana-ke mari. Dan bersamaan dengan itu, aku merasakan batang burungku berdenyut-denyut keras dan memuntahkan lahar panas. Berkali-kali terasa semprotan-semprotan itu. Maka lobang kemaluan budhe pun semakin membanjir.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah beberapa detik lamanya merasakan diriku terlontar ke angkasa, aku merasakan diriku lemas, nglumpruk tanpa daya diatas tubuh budhe yang mandi keringat. Kemudian budhe menggulirkan tubuhku disampingnya. Kami berdua merasakan kepuasan amat sangat. Budhe dengan nakal lalu memijit hidung ku. “edan tenan le,” bisik budhe Titiek. “Kaulah satu-satunya lelaki yang berhasil memuaskan budhe le..!Sungguh!” “Aku juga begitu, budhe. Lalu budhe mengecup keningku dengan mesranya. Aku kembali menyeruakkan mukaku untuk sembunyi dibalik ketek budheku yang lebat itu. Budhe pun lalu membuka lebar keleknya dan memberikan kesempatan padaku untuk menghirup sepuas-puasnya aroma tubuhnya. Pelan-pelan mataku terasa berat dan kemudian aku tertidur nyenyak.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Ketika aku membuka mataku, ternyata matahari telah naik tinggi. Budhe sudah tidak ada disampingku, yang tinggal hanya bau tubuhnya yang menempel erat di pucuk hidungku. Sinar matahari yang menerobos dari ventilasi, jatuh tepat ke wajahku. Terasa panas. Aku masih telanjang bulat. Burungku mulai mengacung penuh lagi. Tubuhku yang kerampeng sangat tidak cocok menopang burungku yang panjang dan gemuk itu, kaya tampelan rasanya. Dengan malas-malasan aku melompat bangun! jam dinding di kamarku telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Oukh! Tadi sebelum tidur, tenagaku benar-benar habis. Namun sekarang, aku merasa segar kembali. Burungku masih berkokok dengan garang, terasa dorongan air kencing memenuhi kantong kencingku. Aku mendengar suara cekikikan perempuan. Aku mengenali salah seorang diantaranya. Suara tawa budhe Titiek. Tetapi siapa seorang lagi! Aku bangkit dari duduk dan ke luar dari kamar, dengan hanya memakai celana pendek tanpa celana dalam.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Nah, dia sudah bangun . . . ! suara budhe Titiek. “leeeee! iki lho ibumu pengin ndelok manukmu! katanya manja, mbak Darmi, ibu sambungku tertawa tertahan, aku menjadi tersipu-sipu melihat pandangan dua orang dewasa yang hampir menguliti seluruh tubuhku. "opo bener, tole panji iki kuat tenan to yu.." bisik mbak Darmi tanpa canggung ke arah budhe Titiek, "weeeh tole iki top markotop mbakyu, aku mau bengi sampai termehek-mehek je!" kata budhe sambil mengerlingku manja. Aku yang sedang dibicarakan jadi salah tingkah, "wes le ndang adus kono, engkok sarapan wong telu, bapakmu mau wes budhal nong kalimantan" seru budhe Titiek, aku jadi merasa plong. Entah bagaimana aku betul-betul terpana melihat mbak Darmi, ibuku sambung yang pagi itu memakai daster tanpa lengan warna merah muda kelihatan mencorong cantik, apalagi dihiasi rambut tebal basah yang disanggulnya pakai handuk, lehernya sangat jenjang dihiasi rambut-rambut halus merunai. Budhe yang melihatku nanar menatap ibuku sambung jadi kumat isengnya, "le...aduse ojok suwe-suwe, ndak usah ngloco lho", mbak Darmi ketawa ngekek melihat ulah budhe Titiek. Aku langsung cepat-cepat ke kamar mandi diiringi tawa dua orang dewasa dibelakangku.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Dikamar mandi aku sempat memandangi bekas-bekas pakaian dalam budhe Titiek dan mbak Darmi ibuku sambung. Kotang yang warna merah maron itu pasti punyanya mbak Darmi, aku hafal karena kemarin itulah yang aku ambil dikamar bapakku. Kotang merah maron itu betul-betul menggodaku, sementara kotang yang berwarna coklat susu itu pasti punya budhe Titiek, karena aku tadi malam yang membukanya, dan mengeremusi isinya. Aku jadi pengin membaui lagi kotang merah maron itu, aku sudah hafal dengan baunya, bau keringat ibuku sambung yang agak manis. Pelan-pelan kotang itu aku ambil, dan dengan penuh harap aku ciumi seluruh permukaan kainnya, hmmm betul ini keringat mbak Darmi ibuku sambung. Pelan-pelan terasa juluran rasa panas dari ujung selakanganku menikmati bau itu. Aku jadi kesetanan, kuhirup habis-habisan seluruh permukaan kain itu, bau yang agak menyengat tajam tercium didekat lingkaran ketiak, bau khas ketiak wanita berbulu lebat. Pelan-pelan burungku bangun seiring dengan fantasiku dalam mencucup bau itu. Kemudian aku susuri pula tali kotang itu, terasa bau yang lain lagi, bau yang membuatku makin mabuk bau yang sangat khas agak asam tapi merangsang banget. Belum sempat kutelusuri bau didekat kaitan kotang itu, budhe Titiek sudah mengetuk pintu agak keras, "le...bukaken lawange, budhe kebelit pipis" serunya. Aku agak dongkol karena merasa terganggu, namun karena budheku ngotot, maka kubukaan pintu. Aku agak terkejut ternyata budhe tidak sendirian, ternyata ibu sambungku juga mengintili dibelakangnya, kontan kotang itu aku lepaskan. Rasa malu yang luar biasa menerpaku. "hayooo...tok apakno kutange ibu le" serunya sambil masuk ke dalam kamar mandi. Aku jadi serba salah burungku yang besar gemuk itu jelas menunjukkan, bahwa aku sedang mengapa-ngapain kotang ibu sambungku. "bocah iki kudu dijewer yu" kata ibu sambungku sambil menghampiriku, budhe hanya ngikik dan berkata " yo...yu dihukum wae tole panji iki" katanya sambil memegang dan menyeret burungku dengan rasa sayang. Aku bener-bener salah tingkah dikeroyok dua wanita dewasa di kamar mandi yang sempit itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Belum sempat bernafas, ternyata budhe Titiek sudah melepaskan dasternya. Kembali aku melihat tubuh budheku yang tadi malam sempat kunikmati inchi demi inchi. Melihat tingkah budhe Titiek, mbak Darmi ibuku sambung tidak mau kalah, dibukanya pula daster itu, aku hanya bisa ngowoh melihat tubuhnya yang sekal dengan ketek yang tidak kalah lebat ikut menghampiriku dan memepetkan susunya kearah mukaku. Aku jadi gelapan "boleh to le aku merasakan manukmu yang kemencur itu" kata mbak Darmi sambil menatapku manja, sementara budhe yang melihatku sedang terpesona dengan tubuh ibu sambungku lalu jongkok, dan terasa kehangatan bibirnya masuk dan menggeloti burungku yang sudah tegak setegak tegaknya itu. "ehhh boleh buk"kataku sambil mendesis nikmat merasakan kuluman budheku dibawah. "bener le...kamu bersedia kan! memberikan rasa nikmat itu ke ibumu sambung ini!" ujar mbak Darmi agak gagap menahan nafsu melihat budhe Titiek dengan ganas mempermainkan batang kejantananku itu. "ehhh nggih, boleh" kataku terbata-bata.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Budhe Titiek hanya tertawa-tawa kecil ketika melihat mbak Darmi dengan ganas lalu mengecupi bibir dan seluruh wajahku bertubi-tubi. Aku tidak mau kalah, giliran pula lehernya yang jenjang merangsang aku telusuri membaui. Lalu giliran pentil-pentil susunya yang tegak merangsang itu aku raba pelan. Uf! Ternyata menggeluti mbak Darmi lebih mengasyikkan. Buah dadanya memang lebih kecil dibanding buah dada budhe Titiek, tapi lebih padat dan kenyal, elastis. Pentil susunya pun lebih cepat bereaksi keras jadi sungguh merangsang! Demikian pula bukit kemaluannya. Lebih mumbul. Rambut kemaluannya jauh lebih lebat dibanding milik budhe Titiek!</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“leeeeee! Ehg. Aukhhhh . . . !!!” mbak Darmi menjerit sejadi-jadinya bilamana puting susunya yang kenyal itu kukenyot dengan keras. Mendengar jeritan yang gaya dari ibu sambungku itu aku makin bersemangat, tangannya langsung kuangkat, dan dengan rakus pula aku jilati habis ketiak superlebat itu, dan dengan gemas kutarik pelan dengan geligiku, "leeeeeeee!ehg, sssakitttth...!!" kata ibu sambungku sambil mengerang. Budhe yang mendengar erangan kesakitan itu, langsung melepas kuluman batang burungku. “Tahankan, mbak. Tahankan!” ujar budhe Titiek sambil memegangi kedua lengan ibu sambungku. “Nantipun mbakyu akan merasakan gelinak, geli-geli terenak dikeleti oleh tole panji" Benar saja. Kalau tadi, ibu sambungku merasa sakit dan jengah kuciumi keleknya, saat ini kulihat dia sudah mulai menikmati. Apalagi dibantu dengan jilatan-jilatan lembut dan kuluman serta kenyotan diputing susunya oleh budhe Titiek. Yang terdengar sekarang adalah desis kenikmatan menggantikan rasa sakit dan jengah itu. Aku sendiri jadi kian bernafsu melihat bentangan kelek superlebat serta ulah ganas dari budheku yang menggremusi sekujur puting susu ibu sambungku. burungku yang nganggur pelan-pelan diraihnya, digosokkan dijembutnya yang lebat, dan pelan-pelan kepala jamurku dimasukkan ke lubang nikmat ibu sambungku. "leeeee! aduhhhhhh!!!, enak tenan" gruguh ibu sambungku bilamana kepala jamurku yang gemuk dan keras itu mulai menyeruak lobang gawuknya, yang sebetulnya masih sangat kecil dan sempit, maklum punya bapakku tidak sebesar punyaku, ge er nih mode on. "aduhhh le alon-alon isik perih banget" bisik ibuku dengan mulut terkerinying-kerenying merasakan sakitnya, sakit tapi nikmat. Budheku yang melihat aksi binal itu malah membantu menekan kemaluanku untuk masuk lebih jauh "tahan mbakyu, mengko mesti enak nek wes mlebu menthok kontole tole panji" suportnya ke ibu sambungku. "iyo...yu, tapi aku gurung nate dilebone ****** gedene sak jaran iki" kata ibu sambungku sambil menahan nafas menikmati sensasi blesnya burung kebanggaanku itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah pelumasan terjadi dengan sempurna, apa yang dikatakan budhe Titiek benar. Kalau tadi, mbak Darmi ibu sambungku merasakan sakit luar biasa, lama kelamaan rasa sakit itu hilang, berganti dengan rasa enak luar biasa. Sudah tentu mbak Darmi ibu sambungku jadi senang sekali. Gerakan-gerakan memutar pantat dan pinggulnya menjadi tarian salsa yang menyenangkan, sangat romantis. Di bawah budhe Titiek mengelomoti gambirku, diatasnya ibu sambungku menggeol-geol pantatnya dengan ritmis seirama dengan ayunan-ayunan pantat ku yang maju mundur dan sesekali melakukan gerakan memutar yang aduhai. “Oukh., benerrr yu, kontole tole ! Ennnaakhhh, tenan. . . !” desis mbak Darmi ibu sambungku berulang-ulang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Melihat aksi saur manuk antara budhe dan ibuku sambung aku hanya tersenyum sambil terus menggoes bukit kemaluan ibuku yang cembung mengerombyok itu. Budheku yang melihat aksi saling tukar geyolan panggul itu, mulai ikut panas, budhe langsung berdiri dan mendekatkan puting susunya yang hitam sak jempol itu kemulutku. Akupun mengerti, bahwa budhe ingin aku mengerjai susunya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"ayo le! kenyoten penthilku iki, ojok gawukke makmu wae.., penthilku iyo guatel banget je" ujar budhe dengan suara sengau tak menentu. melihat rengekan sengau itu aku jadi kasihan, jadilah aku melakukan dua macam kesibukan sekaligus. Sementara kemaluanku menerobos keluar masuk belahan daging mbak Darmi ibu sambungku, mulutku dengan mesra menciumi penthil budhe Titiek yang sudah mekar menantang.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">"aduhhh le enak tenan, duh yu kontole tole enak yo" desah ibuku sambung menikmati aksi geolanku itu. belum sempat kusauti, budhe sudah ikut-ikutan mendesis "hmmmm, le!enak banget kenyotanhmu! terussss le...yahhhhh disedot sayangggghhh! penthile dicakot cilik-cilik le! iyahhhhh!Pinter le! uffff!hmmmm,....aduhhhhh!gigit, le gigggggggihhhht...!! desah budhe sambil menekankan kepalaku ke buah dadanya yang sekal lumer itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Besssss!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Sluprutssssep!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Blessss!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ahk . . . ih!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Oukh . . . !!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Hmhhh !!”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Berbagai suara, ditingkah dengan berkecipak mulutku menciumi penthil budhe yang timbul tenggelam kadang menonjol kadang melebar kena sapu lidahku berjcampur dengan erangan mbak Darmi yang kalengan menikmati juluran nikmat kontolku, terdengar sangat merdu dan mesra. Mulut gawuke ibu sambung yang sempit itu ikut monyong ketika aku menarik dan memasukkan burungku ke sarangnya dan sampai kempot melesak ke dalam pada waktu aku mengamblaskannya. Jadilah kami diruang sempit itu bertarung mati-matian berburu nikmat, sampai akhirnya mbak Darmi ibu sambungku melolong hebat disusul dengan kejang-kejangnya pinggulnya, sementara budhe tidak mau kalau tangannya terus menekan belakang kepalaku sekuat-kuatnya, sambil menjerit histeris dengan tangan satunya menggelosohi biji kelititnya, ternyata budhe Titiek melalukan solo run untuk mengejar kenikmatan yang sama</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“leeeeeeee panjiiiiiihhhh !AkhhhuUUu mettttuuuuuu . . . !!! Sshhh . . . akkkkhhh . . . mabkyuuuuu edannnnnnn !!” dan ibuku sambil setengah melengkung, meliuk-liuk tubuhnya seperti orang kesetanan ! Kepalanya terlempar ke sana-ke mari. Dengkulnya gemetar sekali. Punggungnya setengah menekuk, bagaikan udang tangannya meremas-remas dan menjambak jambak rambut budhe Titiek yang ada disampingnya sampai budhe merasakan sakit. Namun bercampur kenikmatan. Pada saat itu pula budhe juga merasakan semburan-semburan lahar panas dari dalam lorong vaginanya membasahi tangannya. Banyak sekali. Kental dan licin. aku yang masih jauhhhhh bagaikan orang yang kehausan langsung mengambil tangan budhe dan mengelomoti cairan kejunya itu, dengan tanpa tersisa lagi. Terasa gurih dan harum! mbak Darmi langsung menggelosoh membiarkan burungku lepas, ploph! dengan nafas satu-satu memandangi budhe Titiek yang langsung menggambil batang burungku, dan memasukkannya dimulutnya yang domble itu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah itu pelan-pelan dirinya nungging dan memintaku menusuknya dari belakang, jadilah kami bertarung dengan gaya asu kawin. Mendapatkan sodokanku yang keras sampai menyenggol bonggol itilnya, budhe langsung mendesis nikmat panjang "aduhhhhhhh leeeee tobat uedannnnn tenan enakkkkhhhh" Dua menit setelah jatuhnya mbak Darmi ibuku sambung dalam kenikmatan yang sangat, kini giliran budhe Titiek menjerit-jerit histeris. Tubuhnya berkelojotan, seperti ayam disembelih. Menggelepar-gelapar. “Oukh, leeeeee! Akhhuuuu keluarrrhhhh!!! Ssshhh, leeee! Akkhhh! Ennnnnaaakhhhh !!! dan budhe Titiek tidak lagi mampu mempertahankan bentengnya. Bobol seketika. Lahar menyembur-nyembur terbeliak-beliak. Aku pun merasakan hal yang sama lahar dikawahku juga pengin menyembur dengan kuat, dengan erangan aku segera mempercepat tusukanku, dan dengan pelukan yang hangat dari budhe yang mencoba meraih kepalaku melalui ketiaknya yang lebat itu, aku langsung menciuminya dengan ganas, mengambil seluruh isi mulutnya dengan lidahku. Tercium aroma keringat dari ketiak budhe ketika adegan itu, menambah sungsum nikmat sampai keumbun-umbun. Namun lahar itupun juga tumpah, aku terus menggonjotnya meremas penthilnya untuk mendorong laju lahar dari tubuhku. "ohhhhh le, kowe rosa-rosa tenan le" seru budhe sambil menggeol-geolkan pantatnya untuk mempercepat keluar pejuhku. "leeee, Akkhhuuu lemassss Lettttiih Isti . . . rahattsss duluuu, yo le! !!” budheku merintih-rintih minta jeda. “Sebentar, budhekkjjj. Tanggung, nih! Tahan dulu yaaak budhe!” ujarku tersendat-sendat.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Ampun, leeeeeee!Ampunnnnn! !!” mendengar rintihan-rintihan budhe titiek. Aku semakin ganas dan bersemangat menghujamkan batang kemaluanku. Budhe Titiek meronta-ronta. Terpaksa aku memeluk tubuh budhe dengan kedua tanganku. Dan burungku terus sibuk bekerja. Blassssh! Slesssepsss!Srrrt! Blassshhhh ! !!” weeesssss leeeeee, lereeeeen yooooo ! Ampunnn !”</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">“Sebentar, budhes . . . !!”seruku sambil mengelomoti leher dan telinganya. Nampaknya nafsu budhe mulai bangkit lagi dari letih, lemas dan tidak bertenaga, akhirnya budhe Titiek jadi bernafsu lagi, itupun karena bukit kemaluannya terus menerus diserbu habis-habisan oleh burungku yang pagi itu sangat perkasa. Akhirnya budhe Titiek kembali menggoyang-goyangkan pinggulnya, memutar-mutar romantis. “edan leeee, . !! Uukh, kau sungguh perkasa dan pintar. Aku jadi nafsu lagi. Enak tenan, lee!!” budhe Titiek mengerumasi rambutku dengan mengangkat ketiak lebatnya tinggi-tinggi, menguarkan bau ketek yang sangat merangsang nafsu. Jadilah kami terus bertarung, mendaki bukit yang terjal, dengan gaya ****** kenthu.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Lima belas menit kemiudian, barulah kami berdua mencapai orgasme secara bersamaan. “budheeeeeek! Akkkhhuuuu kelluuuarrr, ssshhh . . . ! Akkkkhhhh !! Oukh !!” akupun menggeram hebat bagaikan harimau lapar bertemu lawan. Kedua lenganku yang kaya kepiting itu memeluk dan menekan tubuh budhe sekuat-kuatnya, sehingga budhe merasakan tubuhnya remuk seketika. “Oukh, leeee! Akhhhuuu jughhhaaa kelluarrr . . . sssh, akhhhhh !!” Banjirlah lorong vagina yang sempit itu, sehingga sebagian menetes-netes ke luar, . Semprotan-semprotan bertubi-tubi telah menyemburkan cairan yang luar biasa banyaknya, saling bercampur kental, hangat dan licin! Hmmmmmh, benar-benar sorga dunia!</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Setelah rasa lemes itu hilang, kami bertiga mandi bersama, saling menyabuni saling menyentuh, menggosok dan akhirnya saling bertukar cium, bertukar ludah, dan saling mengelus yang akhirnya memaksa kami berpacu lagi menembus dinginnya kamar mandi itu. Aku jejaka kemencur itu telah dilantik menjadi pejantan tangguh oleh budheku dan juga mbak Darmi ibuku sambung. Bahkan pernah dalam satu hari aku tidak sempat memakai celana kolor, karena mereka berdua saling membagi nikmat dan memintaku untuk dilayani.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritalendir.com/2016/11/foto-ngemut-pentil-kenyot-nenen.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lendir Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi</a></b><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Selesai.</span>angka jituhttp://www.blogger.com/profile/06036594808883977898noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-75919796884410750342016-11-11T08:45:00.002-08:002016-11-11T08:45:56.842-08:00Cerita Dewasa Kisah Guru Ngentot Muridny<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Situs yang Menyediakan</b> </span><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Seks" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Sex</a><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/cerita%20dewasa" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Dewasa Terbaru</a></b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Mesum</a></b></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Ngentot</a><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> |</span><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Cerita Panas</b></a><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Bergambar" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Bergambar</a></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20ABG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita ABG</a></b></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Perawan</a></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><u style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Sedarah</a></b></u><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Tante" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Tante</a></i></b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">| </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20ABG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita ABG</a></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Perselingkuhan</a></b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><i style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Cerita Pemerkosaan</a></b></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/Foto%20Telanjang" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Foto Sex</a><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> | </span><b style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.ceritamesum.info/search/label/foto%20ngentot" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #ff3100; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s; vertical-align: baseline;">Foto Bugil Hot</a> </b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">terlengkap dan selalu update.</span><br />
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<img src="https://4.bp.blogspot.com/-ltXHTW_Be4E/WAESva2KKFI/AAAAAAAAAl8/8-2lf2RQze4M1kHKJdnE1BFKai73nPrRQCLcB/s1600/Cerita%2BDewasa%2BKisah%2BGuru%2BNgentot%2BMurid.jpg" /><br />
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></b></div>
<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.sekilascerita.com/2015/11/cerita-seks-gairah-gadis-berjilbab-yang.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Kisah Guru Ngentot Murid</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;"> - Cerita ini menceritakan skandal sex guru mesum ngentot murid siswi sekolahnya. Ini merupakan kisah nyata seorang guru sekolah disalah satu smp swasta di jakarta. Berikut ini jalan ceritanya…</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; text-align: justify;">Kata murid-muridku aku mengajar enak sekali, sehingga apa yang ku sampaikan mereka memahaminya, oleh karena itu banyak murid-muridku yang ngefan terhadapku. Salah seorang yang ngefan banget padaku namanya Merry, luar biasa anak ini. Inginnya selalu saja ingin dekat denganku, ada saja alasannya untuk bisa berkomunikasi denganku. Sebagai seorang guru aku selalu berusaha menghindar darinya.</span><br style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br />
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/2015/11/cerita-seks-gairah-gadis-berjilbab-yang.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Dewasa Kisah Guru Ngentot Murid</i></a></b> - Suatu saat, akau tak dapat lagi menghindar dari Merry, karena waktu itu aku mendapat tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel bagi siswa/i kelas tiga. Aku selalu mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga sebab jika aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika aku sedang asyik mengoreksi seorang diri di ruang guru, aku dikejutkan oleh kedatangan seorang murid wanitaku, Kiki namanya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Belum selesai Pak ngoreksinya?”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Eh Kiki, kamu koq belum pulang?” kataku.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Mendung Pak saya takut kehujanan di jalan, dan juga nemenin Merry, katanya ada perlu sama Bapak”.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“O, ya! Mana Merrynya?”.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Itu Pak, sahut Kiki”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Kemudian aku persilakan masuk mereka berdua keruang guru yang sepi itu, karena hujanpun turun dengan lebatnya. Kami ngobrol-ngobrol bertiga, posisi duduk Merry disebelah kananku sedang Kiki didepanku.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Setelah cukup lama kami berbincang-bincang, Merry mengatakan, “Pak boleh engga saya lihat nilai saya?” seraya mendekat padaku dengan cepat.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Aku katakan, “Ee jangan”, sambil aku ambil buku nilai di depanku dan ku angkat ke atas, tak disangka tak diduga Merry berusaha mengambil buku nilai itu sebisanya hingga badannya menempel ke badanku oh.. oh, aku merasakan harum tubuhnya dan kenyalnya payudara Merry yang baru tumbuh itu, wow dalam sekejap si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku mulai cari akal agar dapat dengan bebas melayani nafsu si Merry. Bagai pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba Kiki pamit keluar ruangan, karena mungkin sudah berhasil tugasnya mengantarkan Merry bertemu denganku.</div>
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.sekilascerita.com/2015/11/cerita-seks-gairah-gadis-berjilbab-yang.html" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Kisah Guru Ngentot Murid</a></b> - Tinggallah kami berdua dalam ruang guru, Merry yang sedari tadi dekat denganku itu makin mendekat, tanpa kusadari penisku tegak tak terkendali. Di satu kesempatan kupeluklah Merry, dari belakang dan kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia menggelinjang kenikmatan, tak lama setelah itu terdengar langkah sepatu Kiki mendekat, kami pun saling melepas peluk dan menjauh, sambil kukatakan “Nanti aku telepon kamu”. Merry hanya mengangguk.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Malam harinya sekitar pukul 20.00 aku telepon Merry, kami berbincang-bincang, yang berakhir dengan ku tembaknya Merry, dan ternyata itulah yang diharapkannya. Giillaa, Merry mendambakanku sebagai kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena kebetulan hari minggu itu aku mendapat tugas mencari villa disekitar puncak untuk acara organisasi sekolahku, dia pun menyetujuinya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sesuai janji minggu pagi-pagi sekali aku sudah berangkat, untuk bertemu Merry disetasiun yang telah ditentukan. Kami berangkat menggunakan KA Jabotabek, ternyata Merry begitu romantis sekali sepanjang perjalanan aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh! aku benar-benar tidak membayangkan sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG cantik nan sensual (Seperti Nafa Urbach). Akhirnya sampailah kami ketempat yang dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka kami pun berniat pulang.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Namun kata Merry, “Pak aku capek nih, istirahat dulu dong.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Wah dimana Mer?”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Itu ada hotel” seraya menunjukan tangannya ke seberang jalan tempat kami berada.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Aku menjawab secepatnya, “OK, deh.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Di dalam kamar hotel, aku sangat kikuk, tapi aku pikir ah masa kalah sama anak yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku, aku berusah menenangkan diri, kemudian bersih-bersih badan. Merry pun begitu. Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi, seraya mulai tatap menatap, yang kemudian saling mendekat, saling membelai dan akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya kulumat bibirnya yang sensual itu dia pun membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku bergrilya masuk kedalam kaosnya kucari puting susunya yang kecil itu kupilin perlahan-lahan teranya olehku badannya merinding sambil melenguh-lenguh suaranya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Akhirnya kubuka kaosnya serta branya yang baru bernomor 34, begitu kubuka wow, pemandangan yang sangat indah, payudara kecil nan menantang dipuncaknya berwarna coklat muda dengan puting yang kecil, segera saja aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya, dia menggelinjang-gelinjang kenikmatan, sejurus kemudian kubuka juga rok nya, mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh dibawah sana, kuterobos celana dalamnya kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus yang menambah betah tanganku disana. beberapa saat kemudian kucoba menguak labium mayoranya, ternyata sudah basah, kucari clitorisnya setelah ketemu kusap-usap perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya halus mulai terdengar liar menambah semangat jari-jariku menari disela-sela lembah kenikmatan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Bapak curang, buka juga dong bajunya.” katanya memecah konsentrasi.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“OK, OK .” Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Kami berpelukan erat sekali, berciuman, berguling kekanan dan kekiri luar biasa. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutawarkanlah padanya untuk coitus.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Mer, kita senggama ya!”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Jangan Pak!” katanya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Kamu engga mau? Enak lho Mer”, rayuku sambil meraba-raba kemaluannya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Cumbu rayu, isap menghisap, raba-meraba terus kami lakukan, yang jelas sebenarnya aku sudah nggak tahan tapi aku menahan diri. Sampailah akhirnya pada puncak cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke kemaluannya. Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata Merry diam saja setelah itu kuisap-isap clitorisnya entah berapa kali dia orgasme, yang jelas perawan itu kenikmatan beberapa saat kemudian kuarahkan batang penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada sasarana yang tepat kutekan perlahan sekali, kemudian kudiamkan, vagina yang sudah basah itu seperti menarik batang kenikmatanku perlahan-lahan. Woow batangku masuk perlahan. Panas, licin dan terasa ada cengkraman yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat, setelah Merry beradaptasi dengan batangku yang berada didalam baru kugerakan penisku perlahan-lahan, lagi-lagi ia mengerang hebat seraya memelukku erat sekali.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo.. hh.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui nikmat sekali bersenggama dengan Merry, akhirnya akupun ingin keluar hingga kucabut batangku dari liang surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak hamil. Setelah puas kami pulang ke Jakarta dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa lebih memiliki Merry dan Merry pun demikian.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sejak kejadian itu kami jadi kecanduan melakukannya, pernah suatu saat rupanya Merry ingin melepas “hajat”-nya, maka janjianlah kita untuk jalan setelah Merry pulang sekolah (saat itu ia telah SMU) akhirnya kami nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam pertunjukan siang, agar jarang yang nonton karena memang niatnya adalah senggama, kami pilih tempat duduk di belakang, begitu pertunjukan mulai mulai juga kami lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar jaketku dibawah kursi Merry, aku pindah duduk dibawah persis menghadap kemaluan Merry, kuisap klitorisnya sampai ia puas, setelah itu aku melakukan coitus dalam keadaan Merry duduk dan aku berdiri, nikmatnya luar biasa.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Disaat lain aku lakukan dirumah orangtuaku kebetulan kedua orang tua ku pulang kampung dan aku disuruh menunggui rumah orangtuaku itu. sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak 4 CD. Rumah orangtaku yang luas itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku lakukan hubungan badan sepuas-puasnya, dengan Merry sayangku.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Pernah juga aku melakukan hubungan intim di berbagai hotel melati di Jakarta dan Bogor, semuanya kami lakukan dengan suka sama suka selama tiga tahun total hubungan yang kami lakukan krang lebih enam puluh kali. Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya sudah punya istri dengan empat orang anak, sedangkan Merry harus meniti karir sebagai seorang sarjana teknik, sampai saat ini hubungan kami tidak ada yang mengetahui dan kabarnya Merry sudah mempunyai calon suami.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Aku sendiri saat ini sudah tidak menjadi guru, saat ini aku berwiraswasta. Pengalamanku bersama Merry membuat aku menjadi pecandu coitus, jika aku hubungan badan kadang-kadang aku heran sendiri karena “penisku kaga ade matinye” karena sekarang aku jadi pecandu, sedangkan aku ngga ingin ngeluarin uang maka aku kini nyambi sebagai cowok panggilan, aku jadi cowok panggilan karena yang panggil aku biasanya yang buas-buas alias hiper sex, nah aku suka itu.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Pernah aku dipanggil oleh seorang ibu muda beranak satu, setelah dia bertemu denganku rupanya dia meragukan kemampuanku karena usiaku yang sudah tigapuluh sembilan tahun, akhirnya aku kasih dia garansi jika aku keluar duluan aku yang menservice dia tapi nyatanya ibu muda itu ketagihan terhadapku. Aku dalam hubungan tidak mencari uang tapi yang ku cari happy aja, happy yang gratis, begitulah kira-kira.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Minggu depan aku sudah diwanti-wanti untuk siap-siap menservice seorang wanita setengah baya (46 tahun) istri seorang pejabat di Kalimantan yang akan ke Jakarta, Ibu ini walau umurnya sudah cukup tapi masih sangat enerjik, badannya sintal, payudaranya padat, tatapannya penuh dengan kemesuman. Beberapa hari yang lalu HP ku bunyi.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ternyata Tante S yang telepon, katanya, “Anton, minggu depan Tante mau ke Jakarta kamu harus puasin Tante, seperti yang lalu ya”.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Aku jawab saja, “OK, Tante!”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br /><div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa Sejagad</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tukar Pasangan</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> ,</span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Selingkuh</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Masturbasi" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Masturbasi</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Lesbi" style="color: #006c8e; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sesama Jenis</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> ,</span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;"> , </span><a href="http://www.sekilascerita.com/search/label/Toge%20Montok" style="color: #0099cc; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Toge Gede</a><span style="font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; font-weight: bold; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px;">,</span></div>
</div>
angka jituhttp://www.blogger.com/profile/06036594808883977898noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3223310017800795532.post-65857665913885583102016-11-10T03:40:00.000-08:002017-11-24T04:58:07.860-08:00Cerita Bokep Memperkosa Istri Bos Besar<b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"> Akan Membagikan Tentang </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Panas" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Dewasa" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a></b></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Ngentot" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Seks</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Mesum" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Mesum</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">,</span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sex" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex Terbaru</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, <i style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Lesby" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Lesby</a></b></i>, </span><u style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a></i></u><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><i style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Tante" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante Girang</a></i></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><b style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20ABG" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita ABG</a></b><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><i style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Sedarah" style="color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Cerita Sedarah</b></a></i><span style="background-color: white; color: #555555; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">, </span><a href="http://www.ceritapanas.info/search/label/Cerita%20Perawan" style="background-color: white; color: #0099cc; font-family: arial, geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; line-height: 18.032px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a><br /><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgar8dztXHRjdxg0aPtiR9gtn1QUguwNQUSuGk8aWFVT-Wfhe_JixXju3g1hRiLBIxTmNx-atjmNsQOp4CT2ejl370qD14a-W7688hdrNS9kaJPeJl1H7rGViulv2PWHHynySCwV9YBeONu/s320/Cerita+Dewasa+Memperkosa+Istri+Bos+Besar.jpg" style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; margin: 5px; padding: 5px; text-align: justify;" /><br /><div style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><br /></div><b style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-cewek-cantik-kecanduan.html" style="color: #346ba4; text-decoration: none;">Cerita Dewasa Memperkosa Istri Bos Besar</a></b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sebuah cerita yang diambil dari pengalaman nyata. Cerita ini adalah pengalaman yang terjadi pada diri saya sendiri. Kejadian ini terjadi pada saat saya masih bekerja pada bos saya di rumahnya. Semua nama di cerita ini adalah nama samara untuk melindungi orang yang terlibat dalam cerita ini.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-cewek-cantik-kecanduan.html" style="color: #346ba4; text-decoration: none;"><i>Cerita Dewasa Memperkosa Istri Bos Besar</i></a></b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Pengalamanku ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumahnya. Saya adalah seorang penulis yang bekerja pada seorang agen penulisan, sebutlah nama samara bosku adalah Mahdi. Bosku Mahdi menggunakan salah satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja. Saat ini Mahdi hanya memiliki satu orang bawahan, yaitu saya sendiri.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Pekerja Mahdi yang lain telah keluar karena perlakuan Mahdi yang tidak adil. Mahdi sering kali memotong, bahkan tidak membayar pekerjaan bawahannya. Namun Mahdi tetap tidak belajar dari pengalamannya, Mahdi tetap tidak membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Tidak hanya itu, Mahdi memiliki sifat yang suka berselingkuh. Saya sering kali disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang sering kali tidak dibayar. Sebenarnya, saya sendiri sudah ingin keluar saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah sekian banyaknya pekerjaanku yang tidak dibayar, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yang cantik, sebutlah namanya Rita. Hampir semua orang yang datang ke rumah Mahdi, datang karena istrinya. Namun, sayang Mahdi adalah tukang selingkuh.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-cewek-cantik-kecanduan.html" style="color: #346ba4; text-decoration: none;">Cerita Dewasa Memperkosa Istri Bos Besar</a></b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Malam-malam selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di tengah malam. Mahdi biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Mahdi mulai bertengkar di tengah malam dan mengganggu siapapun yang mendengarnya. Saat malam, istrinya selalu tidur menunggu Mahdi pulang tengah malam.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Pada suatu malam, aku sedang menginap di rumah Mahdi untuk mengeprin beberapa buku. Jam sepuluh malam mahdi belum pulang ke rumah. Aku tahu Mahdi sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang. “Ngapain sih selingkuh? Istri sudah cantik seperti Rita disia-siakan seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin prin di depanku. Pada saat itu aku tersadar dan berpikir “Benar! Sia-sia sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia sebagai ganti upah kerjaku yang tidak Mahdi bayar.” Aku mulai memikirkan rencana untuk megerjai istri Mahdi, bosku sendiri. Aku tahu kalau pintu yang memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tidak bisa dikunci.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><b style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-cewek-cantik-kecanduan.html" style="color: #346ba4; text-decoration: none;">Cerita Dewasa Memperkosa Istri Bos Besar</a></b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">– </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku bisa mengerjai istri Mahdi dengan bebas, aku hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tidak ketahuan. Aku berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama. Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Pintu itu cukup didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sudah rusak. Aku mendorongnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras. Satu desakan lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan bahwa istri Mahdi tertidur pulas.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Matanya tertutup, nafasnya teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat perlahan-lahan dengan jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yang menarik dan menyenangkan.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah dekat, aku memandang tubuh Rita dengan takjub. Kulit putih yang yang tampak sangat halus. Tubuh yang indah dengan wajah yang cantik ini telah membuat banyak pria ingin menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan, “Kejam sekali Mahdi, istri sedang hamil dia malah selingkuh dengan perempuan lain.” kataku dalam hati. “Well kalau Mahdi tidak mau istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu penasaran dengan wanita hamil.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Rita tidur dengan posisi membelakangiku dengan kaki terbuka. Baju dasternya yang berwarna biru tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yang berwarna putih. Celana dalamnya yang berwarna krem terlihat dengan jelas, aku yakin tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan daster Rita untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Terlihatlah seluruh pantat Rita di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari paha hingga ke pantatnya, agar Rita tidak terbangun. Aku sangat takut Rita tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Rita dan terkadang menjilatnya sedikit.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Saat aku sedang menikmati pantat Rita, tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Mahdi pulang!” pikirku dengan panic. Aku merapikan daster Rita dan segera kembali ke ruangan tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yang seharusnya aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Mahdi dan Rita kembali melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Keesokan paginya Mahdi mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur dan tidur beberapa jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Mahdi dan meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Mahdi pergi dengan alasan akan pergi ke beberapa penerbit.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">“Padahal tak usah berbohong karena baik aku ataupun istri Mahdi sudah mengetahui Mahdi akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah pertengkaran yang cukup hebat dengan istrinya, pergilah Mahdi dari rumah.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Sekali lagi, seperti biasa, Mahdi meninggalkan istrinya serumah dengan pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sudah sepi, hanya suara mesin prin yang sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi” pikirku sambil menyiapkan kertas yang banyak di mesin prin. Aku mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Rita sedang tidur nyenyak dengan pakaian yang tersingkap hingga mencapai dadanya. “Wow! Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!” pikirku. Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kemudian, aku tertarik untuk melihat putting payudaranya. Aku menarik BH Rita ke bawah perlahan-lahan. Aku takut Rita terbangun saat aku sedang melucuti pakaiannya. Ternyata puting Rita sangatlah lucu, mirip dengan puting payudara anak-anak. Puting payudara Rita ukurannya kecil, berwarna coklat gelap, lingkaran sekelilingnyapun tidak besar.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku tidak tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Rita terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Rita. Mulutku menutup dan puting Rita berada dalam dalam bibirku. Aku berhenti sebentar dan memperhatikan wajah Rita, takut Rita terbangun. Aroma puting Rita sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya perlahan-lahan dan selembut mungkin.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Beberapa lama aku menghisap putting payudara Rita yang wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan ingin menusukkan penisku ke vagina Rita. Aku kemudia memposisikan tubuhku agar dapat mensetubuhi Rita. Walau aku takut Rita terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam Rita dari belakang dengan perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dengan lubang pantatnya dan lubang vaginanya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Lubang pantat Rita berwarna coklat gelap, bergerak-gerak mengikuti irama nafas Rita, Kadang lubang tersebut berkedut-kedut beberapa kali, aku tidak tahu mengapa. Kemudian aku mulai memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Rita. Aku menempelkan kepala penisku ke vagina Rita untuk melihat reaksinya. Rita terlihat masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Rita kalau sudah tertidur sulit untuk bangun.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku menjadi semakin berani untuk menyetubuhi Rita. Aku menekan penisku ke dalam vagina Rita lebih dalam dengan perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya vagina Rita dan panas tubuhnya di sekeliling penisku. Namun, tiba-tiba Rita melenguh keras dan menutup kakinya hingga penisku tertarik keluar. Aku kaget setengah mati, kukira Rita akan terbangun dan memergokiku sedang menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sudah tidak bisadisangkal, dengan penis tegang keluar dari celana. Pakaian Rita-pun sedang dalam posisi hampir terbuka.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku segera merapikan pakaian Rita dan pergi dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin prin. Tak lama kemudian, Mahdi pulang dan menanyakan pekerjaanku. Setelah bertengkar, Mahdi dan Rita tidur, meninggalkan aku sendirian di tempat kerjaku.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku mulai berpikir untuk mengerjai Rita dengan lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Mahdi keburu pulang dan resiko ketahuan yang besar menjadi pikiranku selama beraksi.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kemudian aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat tidur tersebut pada Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Malamnya Mahdi sedang pergi dan Rita sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Rita lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya yang masih kecil. Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah kutunggun lama suara televisi masih menyala, namun tidak terdengar suara Rita ataupun anak-anaknya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku memberanikan diri untuk masuk dan membuka pintu dengan cara normal. Setelah aku masuk ternyata Rita dan kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Rita tertidur di kursi dan anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yang sedang dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa aku akan memperkosa wanita hamil yang sedang tidur.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku kemudian menguji apakah Rita sudah sudah benar-benar tertidur atau belum. “Teh Rita, teh Rita bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya. Rita tidak juga bangun dan masih tertidur pulas. Untuk meyakinkan aku meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dengan keras untuk melihat reaksinya. Ternyata Rita tidak juga terbangun, nampaknya obat tidur tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kemudian aku menyeret tubuh Rita ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena Mahdi akan segera pulang, dan aku tak ingin dia memergokiku sedang memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri. Kuciumi seluruh badannya dengan penuh nafsu, karena aku tahu kini apapun yang kuperbuat Rita takkan terbangun.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kuposisikan tubuh Rita dengan posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh tubuhnya. Perutnya yang sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian aku menghisap putting payudaranya, tidak seperti beberapa hari lalu, malam ini aku menghisapnya dengan keras.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kuremas payudara Rita yang satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Rita, dan hanya ada satu penjelasan, ini air susu Rita. Setelah terpana sebentar, aku mulai menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih belum puas merasakan air susu Rita dan masih ingin terus meminumnya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku menghisap air susu Rita dari putting payudara, kuremas kemudian setelah susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus meremasnya dengan tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu yang seharusnya untuk bayi, lucu sekali.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Karena aku merasa sudah cukup puas dengan payudaranya, aku ingin melakukan hal yang lain. Aku melihat bibir Rita yang indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Rita jujur saja rasa mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku mengeluarkan penisku dan mendekatkannya ke wajah Rita. Setelah menggosokkannya ke bibir Rita, aku menekan penisku ke dalam mulut Rita. Setelah memasuki mulut Rita aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk. Mulut Rita dipenuhi penisku dan becek karena liurku. Kemudian Rita bergerak secara reflek berusaha mengeluarkan penisku dari mulutnya. “Sayang sekali…” pikirku dalam hati.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku mengganti tergetku pada vaginanya, yang belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Rita hingga posisinya kini mengangkang, siap dimasuki penisku. Aku tidak ingin melakukannya dengan pelan, aku ingin melakukannya dengan keras dan kasar, toh Rita takkan terbangun kali ini.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kugosokkan penisku di bibir lubang vagina Rita agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku segera bersiap untuk memasukkan penisku ke vagina Rita. Dengan satu hentakan keras, BLESSS aku menusukkan penisku ke dalam vagina Rita sekuat tenaga. Rita tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yang sedikit mengerut.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku mendiamkan sebentar penisku di dalam vagina Rita, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam vaginanya. Vagina Rita seakan bernapas dengan jepitan yang mengeras dan mengendur di sekeliling penisku. Penisku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali dengan keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali melakukannya vagina Rita berkedut-kedut di bagian dalam.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah melihat jam, ternyata sudah lewat setengah jam sejak aku mulai bermain dengan tubuh Rita. Aku mulai menggenjot badan Rita dengan cepat dan kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena genjotanku. Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan tubuhnya. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yang indah. Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dengan rakus. Perutnya yang membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin merasakan dengan jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan berjilbab pula.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Sekarang yang membuatku bingung adalah apakah aku harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah jam menggenjot tubuh Rita, aku merasakan maniku sudah siap keluar. Pada saat merasakan sudah mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk mengeluarkan maniku di dalam vagina Rita. Kutekan keras penisku ke dalam vagina Rita agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rita. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rita. “Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rita, air maniku sedikit menetes dari vaginanya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Aku berpikir, “Bagaimana dengan bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam jumlah besar. Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi, “Memang aku peduli? Aku rasa tidak! Lebih baik aku teruskan, karena bagaimanapun sudah terlambat menyesal sekarang.”</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah tenagaku pulih, aku siap untuk bermain dengan tubuh Rita minimal satu kali lagi. Tubuh Rita kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya. Pada saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana dengan gerakannya yang seakan mengundangku untuk melakukan anal seks padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada bekas anal seks, mereka akan curiga.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kumasukkan sekali lagi penisku ke dalam vagina Rita dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku genjot vagina Rita dengan cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar suara paha saja yang terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek karena banyaknya cairan dalam vagina Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah puas dengan posisi menungging, kuangkat tubuh Rita hingga dia berada dalam posisi mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Rita agar tak terjatuh. Posisi duduk membuat ukuran perut Rita yang sedang hamil terlihat dengan jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus menggenjot tubuh Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Perut dan payudara Rita bergoncang mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Rita semakin keras hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat pegal karena aku harus menahan berat tubuh Rita. Aku mengganti posisi agar aku dapat kembali menikmati tubuh Rita dengan nyaman.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kurebahkan tubuh Rita dengan posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat kaki Rita yang kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Rita. Kemudian, kumasukkan penisku kembali ke vagina Rita yang sudah becek karena cairan dari vaginanya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kulanjutkan genjotanku pada Rita, sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yang indah dengan keras. Puting payudara Rita kupuntir dan kucubit sepuasnya. Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku angkat kaki Rita agar aku dapat menggenjot vaginanya dengan kecepatan maksimal.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Dengan posisi berlutut aku menggenjot vagina Rita dengan kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Rita agar mani yang kukeluarkan langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena kenikmatan orgasme yang menguasai tubuhku.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Setelah kucabut penisku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Rita agar air maniku tidak keluar dari vagina Rita. Setelah beberapa saat, aku membersihkan tubuh Rita yang penuh air liurku menggunakan kain lapel. Kubersihkan vagina Rita dari air mani yang menetes.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kurapikan pakaian Rita dan kuposisikan seperti orang yang tidur. Kubaringkan kedua anak Rita di tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yang ternyata kehabisan kertas. Jam setengah satu Mahdi pulang ke rumah dan menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran karena Rita masih tidur dan Mahdi tidak menyadari apa yang kulakukan pada istrinya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Kini dengan berbekal obat bius, setiap aku menginap di rumah Mahdi aku selalu memperkosa Rita. Rita dan Mahdi tidak pernah menyadarinya atau tidak perduli aku tidak tahu. Pernah beberapa kali aku memperkosa Rita saat Mahdi sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku harus keluar sebelum ada masalah yang terjadi yang menyebabkanku masuk penjara.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Karena memperkosa Rita sudah mulai membosankan dan tidak menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Mahdi. Aku keluar dari tempat kerja Mahdi karena aku sudah muak kerja tanpa dibayar oleh Mahdi. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Mahdi telah melahirkan. Saat aku berkunjung ke rumah Mahdi, aku melihat bayi yang tadinya berada dalam kandungan Rita.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Anak Rita ternyata sangat lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yang kulakukan pada Rita sama sekali tidak berpengaruh pada rahim Rita dan kandungannya. Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Mahdi karena bosan, sudah tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;">Nah, begitulah ceritaku yang kulakukan beberapa tahun lalu di rumah bosku. Sampai jumpa di cerita pengalaman nyata yang kulakukan sendiri. Terimakasih telah membaca.</span><br /><div style="background-color: white; color: #333333; font-family: verdana, arial, Sans-erif; font-size: 12px; text-align: justify;"><b><a href="http://www.majalahcerita.com/2016/11/cerita-dewasa-cewek-cantik-kecanduan.html" style="color: #346ba4; text-decoration: none;">Cerita Dewasa Memperkosa Istri Bos Besar</a></b><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Dewasa" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Dewasa</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Ngentot</a> # <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Panas" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Panas</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perawan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perawan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Pemerkosaan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Pemerkosaan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sedarah" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sedarah</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Tante" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Tante</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Perselingkuhan" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Perselingkuhan</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Cerita%20Sex" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Cerita Sex</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Ngentot" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Ngentot</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Memek" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Memek</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Foto%20Bugil" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Foto Bugil</a> </b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;">#</b><b style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: Arial, Geneva, sans-serif; font-size: 12.88px; margin: 0px; padding: 0px;"> <a href="http://www.majalahcerita.com/search/label/Toket%20Montok" style="box-sizing: border-box; color: #0099cc; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.5s;">Toket Montok</a></b></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0